Saturday 25 June 2016

Metode Drill

A. Pengertian Metode Drill


Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar itu sendiri. Abu Ahmad mengatakan “Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan”. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Abu Ahmad mengatakan, ”metode drill adalah suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”.
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpandapat, Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Dalam buku Nana Sudjana, Metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metodc tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif; anak kurang kreatif dan kurang dinamis.
B. Macam-macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode drill menurut Muhaimin dan Abdul Mujib, dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
2. Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi.
3. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
4. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
5. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Tidak disangka ternyata di dalam metode drill itu sendiri juga terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk melaksanakan metode drill tersebut. Yang mana semua metode tersebut bagus untuk pembelajaran tetapi semua itu tidak terlepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode tersebut.
C. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:

  1. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat,
  2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,menjumlahkan, 
  3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

Dengan adanya tujuan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

D. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill

  1. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.
  2. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.
  3. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.
  4. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi
  5. Latihan-latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
  6. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.
  7. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.
  8. Latihan diberikan secara sistematis.
  9. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.
  10. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam penggunaan teknik latihan agar bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah:

  1. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
  2. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
  3. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
  4. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
  5. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal dalam jiwanya karena sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
E. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill

  1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
  2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
  3. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
  4. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
  5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.
  6. Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis.
  7. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik: a. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. c. Respon yang benar harus diperkuat. d. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
  8. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
  9. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
  10. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
  11. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
  12. Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
  13. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya.
  14. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
Latihan itu pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Tapi juga tidak lepas dari seberapa jauh kemampuan siswa tersebut. Selain itu, metode ini tidak usah terlalu lama digunakan, asalkan sering dipakai. Sehingga murid lama-kelamaan akan terbiasa dengan penggunaan metode tersebut. Jadi
metode ini tidak boleh terlalu dipaksakan ketika siswa sudah dirasa tidak mampu menerima materi tersebut dengan metode ini. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat
kewajaran dari metode ini:

  1. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik seperti menulis, permainan, pembuatan dan lain-lain.
  2. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus dan lain-lain.
  3. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta dan lain-lain.
F. Langkah-Langkah penerapan Drill
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:

  1. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.
  2. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
  3. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respons-respons yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya.
  4. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah respons siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.
  5. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan ketrampilan yang baik.
  6. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan.
  7. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkahlangkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.

G. Keuntungan atau Kelebihan Metode Drill

  1. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
  2. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
  3. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.
  4. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
  5. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari.
  6. Guru bisa lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.
  7. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan terampil menggunakan peralatan olah raga.
  8. Untuk memperoleh kecakapan mental dan memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat serta pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
  9. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya serta pembentukan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
Dengan adanya berbagai keuntungan dari penggunaan metode drill ini maka diharapkan bahwa latihan akan benar-benar bermanfaat bagi siswa untuk menguasai materi tersebut. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
H. Kelemahan Metode Drill dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan- Kelemahan Tersebut
1. Kelemahan Metode Drill
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
d. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
e. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
f. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
g. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
h. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
i. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu.
2. Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan di Atas
a. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat.
b. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
c. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
d. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
e. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid. Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui tentang kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil. Tetapi kelemahan tersebut bisa diatasi apabila guru mengetahui petunjuk supaya kekurangan tersebut bisa sedikit teratasi.
I. Latihan Siap (Drill) Cocok Digunakan Bilamana untuk Memperoleh:

  1. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menulis, menghafal, membuat alatalat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik.
  2. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda simbol dan sebaginya.
  3. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya.
  4. Dalam mengajarkan kecakapan dengan metode latihan siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri.
  5. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata.
  6. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.

Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase
yaitu:

  1. Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan.
  2. Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang derulang kali. Jadi variasi praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering ditunjukkan untuk mempertinggi efensiensi, bukan untuk mendalami arti.

Friday 24 June 2016

Metode Penugasan (Resitasi)

A. Pengertian Metode Penugasan (Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode tugas (resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkannya.” Misalnya tugas ayang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan dalam kelas, halaman sekolah, perpustakaan, masjid atau dimana saja asalkan tugas tersebut dikerjakan, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama pendidik memberikan tugas, kedua anak didik melaksanakan tugas belajar, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari.
Dengan cara ini diharapkan agar siswa belajar bebas tetapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi kesulitan ini, karena dengan tugas ini siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang anak didik agar lebih giat belajar lagi, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri, memperkaya kegiatan luar, memperkuat hasil belajar. Selain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna dan konstruktif.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementar waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini dapat digunakan. Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan atau satu perintah membaca suatu bahan pelajaran kemudian didiskusikan di dalam kelas, atau mencari uraian yang belum jelas disebutkan dalam buku pelajaran. Dapat juga tugas secara lisan, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Hanya diharapkan bila guru memberikan tugas kepada siswa, hari berikutnya agar dicek, dikerjakan apa tidak. Kemudian dievaluasi untuk memotvasi siswa agar mengetahui hasil kerja siswa. Tugas dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama secara kelompok atau sendiri, kemuadian mereka disuruh menyusun laporan atau didiskusikan dengan seluruh siswa. Dengan demikian siswa dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi terhasil untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
B. Fase Memberikan Tugas (Resitasi)
Yakni guru memberikan tugas-tugas yang baik secara perorangan yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

  1. Tujuan yang akan dicapai.
  2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
  3. Sesuai dengan kemampuan siswa.
  4. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
  5. Disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

C. Pelaksanaan Tugas (resitasi)

  1. Memberikan atau pengawasan oleh guru. 
  2. Di berikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.
  3. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
  4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dan sistematis.

D. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:

  1. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang dikerjakan.
  2. Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.
  3. Penilaian dari para siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. Dan fase mempertanggung jawabkan inilah yang disebut dengan resitasi.

Adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:

  1. Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks baik secara kelompok maupun secara perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian murid yang bersangkutan mempertanggungjawabkan.
  2. Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.
  3. Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengucapkannya. Dengan tujuan agar murid biasa berfikir ilimiah (logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah.
  4. Murid diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar murid-murid membiasakan diri untuk brtanggungjawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dana bagaimana mengolah selanjutnya.

Dalam metode pemberian tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi tugas yaitu:

  1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga muri disamping sanggup mengerjakannya juga sanggup menghubungkannya dengan pelajaran-pelajaran tertentu.
  2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya karena sesuai kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
  3. Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang ditimbul dari hati sanubarinya.
  4. Jenis tugas diberikan kepada murid harus dimengerti benar-benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan metode ini.
1. Kelebihan Metode Tugas (Resitasi)

  • Karena siswa memahami sendiri pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya.
  • Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, tanggung jawab dan melatih berdiri sendiri.
  • Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun kelompok.

2. Kekurangan Metode Tugas (Resitasi)

  • Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan atau hanya meniru pekerjaan temannya.
  • Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.
  • Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Thursday 23 June 2016

Model Pembelajaran Pendekatan Aptitute-Treatment Integration (ATI)

A. Hakikat Dan Pengertian Model Pendekatan ATI
Secara subtantif dan teoritik “ Aptitude- Treatment-Interaction” (ATI) dapat diartikan sebagai suatu konsep pendekatan yang memilik sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pengertian ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan snow. (1989) sebagai berikut :
Aptitude treatment interaction (ATI) the concpt that interaction strategies (treatment) are more or less effective for particular individuals depending upon their specipfict abilities As a teoritical frame work . ATI suggest that optimala learning regalt when the instruction is exactly matched to the aptitude the learness”. Hal ini berarti bahwa dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik) ATI approach merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang sedikit banyaknya mangkus (efektif) digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasri oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik / hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude ) siswa.
Pernyataan snow diatas menggambarkan adanya hubungan timabal balik antara hasil belajar yang diperoleh siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran. Hal ini berarti bahwa prestasi akademik / hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh kondisis pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dikelas. Dengan demikian secara implisit berarti bahwa semakin cocok perlakuan metode pembelajaran (trreatmenr) yang diterapkan guru dengan perbedaan kemampuan (Aptitude) siswa makin optimal hasil belajara yang dicapai. Berdasrkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas dapat diperoleh beberapa makna esessnsialdari ATI approach, sebagai berikut :

  1. ATI approach merupaka suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment)yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
  2. sebagai sebuah kerangka teorotik ATI approach berasumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik? Hasil belajar akan tercipta bila man perlakuan-perlakuan (treatment) dalam pembelajran disesuaikan sedemikian rupa dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
  3. terdapat hubungan timbala balik antara prestasi akademik /jasil belajar yang diperoleh siswa (achievment) terhgantiung kepada bagaimana kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas (treatment).

Dengan demikian bahwa tujuan utama pengembangan model pendekatan ATI adalah terciptanya optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar. Melalu penyesuaian pembelajran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Agar tingkat keberhailan (efektifitas) pengembangna model pendekatan ATI dapat dicapai dengan baik , maka dalam implementasinya perlu diperhatikan beberapa prinsip yang dikemukakan Snow (1996) sebagai berikut :

  1. Bahwa interksi antara kemampuan (aptitude) dan perlakuan (treatment) pembelajran berlangsung didalam pola yang kompleks dan senantiasa dipengaruhi oleh variable-variabel tugas/jabatan dan situasi.
  2. Bahwa lingkungan belajar yang sangan struktur cocok bagi siswa yang memilik kemapuan rendah, sedangkan lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur fleksibel lebih pas untuk siswa yang pandai.
  3. Bahwa bagi siswa yang memilik rasa percaya diri kurang atau sulit dalam menyesuaikan diri, cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam lingkungan belajar yang sanga tertstruktur. Sebaliknya bagi siswa yang tidak pencemas atau memilik rasa percaya diri tinggi (independent) belajarnya akan lebih baik dalam situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel).


B. Spesifikasi Model Pendekatan ATI
Aptitude- Treatment-Interaction (ATI) approach merupakan sebuah model pendekatan dalam pembelajaran yang berupaya sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik/hasil belajar (cronbath & Snow 1999) pendekatan ini dikembangkan berdasrkan asumsi bahwa “optimalisasi prestsi akademik / hasil belajar dapat dicapai melalu penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa (snow 1999). Model pendekatan Aptitude treatment interaction (ATI)yang akan dikembangkan dalam pembelajarna IPS melalui penelitian research and development ini dirancang dengan spesifikasi khusus, terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:
1. Treatment Awal
Pemberian perlakuan treatment awal pada siswa dengan menggunakan aptitude testing, perlakuan pertama ini dimaksudkan untuk menentukan dan menetapakan klasifikasi kelompok siswa berdasrkan tingkat kemampuan (aptitude ability), dan sekaliguss juga untuk mengetahui potesi kemapuan masing-masing siswa dalam menghadpai informasi/ pengetahuan ataupun kemampuan yang baru.
2. Pengelompokan Siswa
Pengelompokan siswa yang didasrkan pada hasil aptitude testing. Siswa didalam kelas diklasisfikasikan menjadi tiga kelompok yan gterdiri dari yang berkemapuan tinggi, sedang dan rendah. Bloom dan Gagne (1997 & 1982) menyebutkan pengelompokan itu dengan cepat sedang dan lambat.
3. Memberikan Perlakuan
Kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang dipandang sesuai dengan karakteristiknya. Dalam pendekatan ini kepada siswa yang berkemampuan “tinggi” diberikan perlakuan (treatment) berupa self learning melalui modul. Siswa yang memiliki kemampuan “sedang” diberikan pembelajaran secara konvensional atau regular teaching. Sedangkan kelompok siswa yang berkemampuan “rendah” diberikan perlakuan (treatment) dalam bentuk regular teaching + tutorial. Tutorial dapat diberikan oleh guru IPS sendiri atau oleh para tutor dan mentor yang sudah menerima petunjuk dan bimbingan dari guru.
4. Achievement Test
Diakhir setiap pelaksanaan, uji coba dilakukan dalam penilaian prestasi akademik/hasil belajar setelah diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran kepada masing-masing kelompok yang senuai dengan kemampuan siswa (tinggi sedang dan rendah) melalui beberapa kali uji coba dan perbaikan serta revisi (dalam rentang waktu yang sudah di jadwalkan), diadakan achievement test untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajarinya.

C. Implementasi Model Pendekatan ATI
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangnan (research an development) ini meskipun model pendekatan ATI belum memiliki langkah-langkah atau pola baku dalam pengembangannya tapi langkah atau pola yang akan dikembangkan dalam studi ini dapoat diadopsi dari beberapa kajian dan studi yang dilakukan para peneliti terdahulu, seperti dari penelitian an aptitude-treatment interaction approach to transfer within training oleh A.M. Suilivan (1964), yang dilakukan pusat riset angkatan udara AS, studi tentang verbal and spatial abilities in relation to the cognitive demands of diferent kinds of illustrations in text materials oleh Gusstaffson & Harnguist (1977) di gote bord, swedia.
Berdasarkan kajian dan studi terhadap penelitianpenelitian yang telah dikemukakana diatas serta berpegang pada prinsip-prinsip model pendekatan ATI yang ada, maka dapat di adpatasi beberapa langkah yang dapat dikembangkan :

  1. Studi atau penelitian diawali dengan melaksanakan pengukuran kemampuan masing-masing siswa melalui test kemampuan (aptitude-testing).
  2. Membagi atau mengelelompokkan siswa menjadi tiga kelompok sesuai dengan klasifikasi yang didapatkan dari hasi Aptitude testing.
  3. Melakukan test awal (pre test) untuk mengetahui entri behavior siswa dikelas secara keseluruhan
  4. Memberikan perlakuan (treatment) kepada masing-masing kelompok siswa (tinggi sedang dan rendah) dalam pembelajaran.





Wednesday 22 June 2016

Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)

Pengertian CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
Metode berasal dari kata meta dan hodos “meta” berarti melalui dan “hodos “ berarti jalan atau cara. Secara bahasa, metode berarti cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah cara yang di gunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode di gunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading And Composition, termasuk salah satu metode pembelajaran Cooperative Learning yang pada mulanya merupakan pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas–kelas tinggi sekolah dasar. Namun CIRC telah berkembang bukan hanya di pakai pada pelajaran bahasa tetapi juga dapat diaplikasikan pada pelajaran matematika.
Tujuan Metode CIRC
Tujuan utama metode ini adalah menggunakan team–team kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan–kemampuan untuk memahami bacaan yang diaplikasikan secara luas. Para peserta didik menerima langsung pengajaran semacam strategi–strategi yang dapat mendorong pemahaman dan strategi metakognitif.
Komponen–Komponen dalam Pembelajaran CIRC
Metode pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno, memiliki 8 komponen antara lain:
Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 peserta didik,
Placement test, misalnya di peroleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa bidang tertentu,
Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,
Team study, tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya,
Team scorer and team recognition, yaitu: pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas,
Teaching group, memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok,
Facts test yaitu, pelaksanaan tes berdasarkan fakta yang di peroleh peserta didik,
Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Langkah – Langkah Metode CIRC
Metode pembelajaran tipe CIRC dapat di terapkan pada mata pelajaran matematika khususnya materi himpunan. Beberapa langkah – langkah CIRC dalam himpunan:
Guru Membagi peserta didik Menjadi 6 kelompok masing masing terdiri dari 4-5 anggota kemudian dibentuk ketua kelompok,
Guru memberikan tugas kelompok (lembar bacaan) untuk didiskusikan oleh peserta didik,
Dengan metode diskusi ketua kelompok membagi tugas dalam kelompok siapa yang membaca (reading), mengidentifikasi apa yang ditanyakan, siapa yang mencatat apayang diketahui dalam tugasnya, sedangkan guru bertindak sebagai nara sumber dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan,
Dengan metode diskusi semua anggota kelompok merancang, menyelesaikan tugas, (integrasi) lalu mengkomposisikan hasil temuan ditulis di kertas,
Dengan presentasi perwakilan dari tiap kelompok untuk mengumumkan hasil diskusi didepan kelas,
Diskusi informasi dan tanya jawab dari masing -masing kelompok yang terdiri dari 5 kelompok,
Tiap kelompok ada siswa yang ditunjuk sebagai moderator dan sekretaris yang mengatur jalannya diskusi siswa dipimpin moderator diakhir diskusi moderator beserta sekretaris menyimpulkan hasil diskusi. Dan guru mendampingi dan melengkapi.
Kelebihan dan Kelemahan Metode CIRC
Kelebihan:
Siswa termotifasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dengan kelompok,
Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya,
CIRC sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah,
Membantu peserta didik yang lemah,
Dominasi pendidik dalam pembelajaran berkurang,
Tugas peserta didik lebih ringan karena dikerjakan bersama-sama.
Kekurangan:
Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil,
Pada saat dilakukan presentasi terjadi kecenderungan hanya peserta didik pintar saja yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan,
Pembelajaran dengan metode ini dapat efektif apabila dilakukan dengan periode yang panjang.

Tuesday 21 June 2016

Inspirasi Matematika

Pernahkah Anda berpikir

1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?

2. Mengapa MINUS di kali  PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?

3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?

Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH

1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.

Rumus matematikanya :
+ x + = +

2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.

Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –

3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.

Rumus matematikanya :
– x – = +

Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Semoga bermanfaat.

Monday 20 June 2016

Nasehat Matematika

1) Dari 2 Buah titik yang berbeda dapat dibuat sebuah garis, dari 2 orang yang berbeda dapat menjalin hubungan silahturahim.

2) Kemiringan (Gradien) yang arahnya kekanan bernilai positif dan kemiringan (Gradien) yang arahnya kekiri bernilai negatif. Itu pula terjadi dalam kehidupan kita dalam menyikapi setiap Gradien yang ada di dunia ini.

3) Tahukah engkau bahwa kehidupan didunia ini bagaikan BOLA yang menggelinding, kadang diatas kadang dibawah. Tetapi tahukah engkau bahwa ada yang tak berubah saat BOLA menggelinding yaitu titik pusatnya.

4) Sesungguhnya kasih Ibu kepada kita besarnya tan 90 derajat (90°)yang nilainya tak terhingga, oleh karena itu sayangilah Ibumu karena Surga ada ditelapak kaki Ibu.

5) Kemuliaan itu seperti LINGKARAN di dalam air, yang tidak pernah berhenti membesarkan diri, sampai bentangannya yang luas memancarkannya menjadi tiada. (William. S)

6) Janganlah menasehati dua garis yang sejajar agar mereka dapat bertemu, tapi nasehatilah melalui perantara garis yang ketiga agar mereka bisa bertemu.

7) Setiap orang mempunyai nilai tengah (Median) untuk menyikapi setiap masalah dari perjalanan hidup yang kita tempuh dan semua itu tidak terlepas dari orang-orang yang sering muncul (Modus) dalam kehidupan kita.

8) Peluang kematian kita adalah satu dan Peluang hidup kita juga satu. Manfaatkanlah Peluang hidup kita yang satu ini dengan perbuatan yang baik sebelum datangnya Peluang kematian.

9) "Apabila orang tidak percaya bahwa matematika itu sederhana, hal ini semata-mata terjadi karena mereka tak menyadari betapa rumitnya kehidupan ini." (Jhonny von Neuman)

10) Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya. Seorang sahabat adalah yang dapat memahami bukan mencaki di belakangnya.

Sahabat layaknya MATEMATIKA di dalam hatimu dan akan mengkonsep dan bermain logika kembali tatkala kau lupa akan rumus-rumusnya.

Sunday 19 June 2016

PROGRAM DAN CARA BELAJAR



I. Arti Pentingnya Belajar
Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Balajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu disebut belajar.

II. Prinsip-Prinsip Belajar
Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Oleh karena itu kita harus belajar dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang siswa harusmengetahui prinsip-prinsip belajar, antara lain :
1) Untuk belajar kita membutuhkan dorongan atau motivasi.
Dorongan itu ada yang dating dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Dorongan dari dalam antara lain keinginan untuk lebih maju, cita-cita yang akan diraihnya. Sedangkan dorongan dari luar misalnya adanya system rengking di kelas, karena pujian, takut mendapat malu dan sebagainya.
2) Untuk dapat belajar baik kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang sedang kita pelajari. Hal yang dapat mengganggu pemusatan perhatian adalah pikiran yang tertuju pada hal-hal yang mungkin sedang mempengaruhi perasaan seperti kesedihan, patah hati, kemarahan, iri hati, kebencian, dll.
3) Kita harus berusaha untuk mengerti lebih dulu yang kita pelajari sebelum menghapal. Hal yang dimengerti akan lebih mudah untuk dihapa.
4) Untuk dapat mengerti sesuatu yang dipelajari dapat ditempuh dengan cara :
a) Menanyakan pada diri sendiri mengenai hal yang kita pelajari
b) Membuat ringkasan atau skema untuk memudahkan memahami
c) Mencoba menghubungkan dengan masalah yang lebih besar dan menyeluruh
d) Mencoba menelaah dari berbagai macam segi agar menjadi lebih jelas.
e) Mencoba menyusun singkatan (jembatan keledai) untuk hal-hal yang panjang sebagai rumus.
Misalnya nama keluarga Matahari menjadi MERCVEM Yang Sangat Ulung Nan Pandai :
Merc = Mercurius
V = Venus
E = Earth
M = Mars
Yang = Yupiter
Sangat = Saturnus
Ulung = Uranus
Nan = Neptunus
Pandai = Pluto
f) Untuk lebih memantapkan hal yang kita pelajari disekolah sebaiknya jangan merasa cukup hanya mendengarkan penjelasan guru di sekolah. Setibanya di rumah perlu dibaca kembali dan melengkapi dengan ringkasan skema.

5) Kita harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi kita nanti, walaupun kita sudah tidak sekolah lagi.
6) Agar yang kita pelajari lebih meresap adalah dengan beristirahat untuk mengedapankan semua hal yang sudah diperoleh dari belajar.
7) Hasil belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang lain. Missal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahas asing.
8) Menghindari hal-hal yang dapat menghambat belajar, seperti perasaan takut, malu, marah, kesal, dsb.

III. Cara Belajar
1) Belajar di sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan siswa perlu memahami hal-hal sebagai berikut :
a) Siswa harus memahami tujuan pendidikan
b) Siswa harus memiliki sifat terbuka, artinya dapat menerima guru sebagaimana adanya.
c) Siswa harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk esok harimya.
d) Siswa harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan menyingkirkan hal yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran.
e) Siswa hendaknya bersikap kritis dalam menerima pelajaran
f) Siswa harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju, memiliki sifat ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan.
g) Siswa hendaknya menghindari sifat malu bertanya untuk meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang dipahami.
h) Sisa harus berusaha untuk mencapai nilai yang setinggi-tingginya dengan prestasi sendiri tanpa menggantungkan dengan orang lain.
i) Siswa harus mengikuti pelajaran dengan aktif, artinya siswa tidak hanya mendengarkan tapi juga berinisiatif dalam memahami pelajaran dengan membuat catatan yang perlu.
j) Setibanya dirumah, siswa harus mengulangi kembali hasil pelajaran yang dipelajari di sekolah.
2) Belajar dirumah
Siswa dalam menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajar. Untuk dapat belajar dirumah secara baik hendaknya memilih waktu dan tempat yang tepat serta nyaman. Meja dan tempat duduk yang kurang enak dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar.
Siswa perlu dan harus belajar di rumah setiap hari dalam waktu tertentu bukan terus menerus tanpa henti.
3) Belajar berkelompok
Belajar dalam berkelompok banyak sekali manfaatnya. Siswa yang belum memahami sesuatu hal dapat memperoleh penjelasan teman yang sudah paham. Sebaliknya siswa yang sudah paham akan lebih mahir karena ia mengutarakan hal yang sudah diketahui.
Dalam kelompok belajar hendaknya ada ketua kelompok dan dalam pembentukan kelompok belajra perlu memperhatikan jarak rumah dan jumlah anggota kelompoknya.

IV. Pemanfaatan Perpustakaan
1) Pentingnya perpustakaan
Di setiap sekolah terdapat perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber utama untuk memperoleh bahan bacaan bagi siswa. Di dalam perpustakaan disediakan buku-buku yang diperlukan siswa di sekolah.
Memang perpustakaan berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu didalam perpustakaan disediakan buku baik berupa buku pelajaran maupun buku yang berhubungan dengan ilmu pengetahun dan teknologi. Buku-buku tersebut akan memberikan wawasan yang lebih luas kepada para siswa dan komponen sekolah yang memanfaatkannya.

2) Cara Memanfaatkan Perpustakaan
Adanya perpustakaan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat memanfaatkan perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Mengetahui jadwal kerja perpustakaan
b) Mengetahui peraturan yang berlaku di perpustakaan
c) Mengetahui tata cara menjadi anggota perpustakaan. Hal ini penting karena dengan menjadi anggota perpustakaan maka dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada diperpustakaan.
d) Mengetahui system pengelompokan buku yang digunakan oleh perpustakaan tersebut. Biasanya buku yang memiliki subyek sama diletakan ditempat yang sama.
e) Mengetahui penggunaan kartu catalog yang biasanya disusun menggunakan alphabet nama pengarang.
f) Pemahaman secara khusus tentang cara meminjam dan mengembalikan buku yang dapat dibawa pulang.
g) Mulailah membaca buku di perpustakaan dengan memulai judul buku, nama pengarang, penerbit, dan tahun terbit.
h) Bacalah buku tersebut dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir secara tepat.
i) Ulangi membaca buku dari bab ke bab secara teliti sambil mengingat-ingat.
j) Ulangi mebaca buku tersebut secara pelan-pelan dari bab ke bab sambil memeberi tanda pada kalimat yang dianggap penting.
k) Salinlah kalimat yang telah diberi tanda ke dalam buku catatan
l) Pahami dan atau hapalkan hasil catatan tersebut hingga mengerti.
m) Buatlah pertanyaan dan jawaban sebagai test diri (selftest) untuk mengetahui letak kekurangan kita.

V. Pemanfaatan Waktu
1) Pentingnya Waktu
Sebagai manusia kita hidup dalam lingkup ruang dan waktu. Kita hidup dalam suatu ruang tertentu dan dalam waktu tertentu yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ruang dan waktu dapat dibedakan tetapi sulit untuk dapat dipisahkan. Kita perlu memperhatikan penggunaan waktu yang kita miliki, sebab waktu yang telah lewat tidak akan terulang lagi. Tuhan telah menyediakan waktu kepada kita untuk hidup, dan kita perlu memanfaatkan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Siswa perlu memiliki motto bahwa “Time is time, waktu adalah waktu.” Waktu makan untuk makan, waktu istirahat gunakan untuk istirahat, waktu belajar gunakan untuk belajar. Gunakan waktu luang sebaik-baiknya. Tanpa memperhatikan penggunaan waktu maka hidup kita akan kacau dan tanpa teratur. Banyak siswa kurang dapat mengatur dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, akibatnya akan mengganggu dalam belajar. Dalam hal ini sering terjadi jika besok pagi akan ujian atau test menjadi bingung belajar dengan alas an tidak punya waktu. Hal ini karena waktunya telah terbuang sia-sia akibat tidak dapat menggunakan waktu dengan baik.
2) Mengatur Waktu
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah orang yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Mereka mungkin pedagang, politikus, ilmuwan, guru dan karyawan yang disiplin dengan waktu. Disiplin seperti ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi melalui latihan yang ketat dan disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu waktu yang tersedia oleh siswa harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari demi sehari dan mentaatinya dengan baiknya. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan motto TIME IS TIME pasti akan mempermudah mewujudkan harapan dan cita-citanya.

VI. Penutup
Sekolah adalah lembaga pendidikan temapat pendidikan tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan. Dalam pelaksanaannya Kepala dibantu oleh wakil kepala, guru mata pelajaran, guru BP, karyawan dan siswa.
Setiap siswa harus tunduk dan mentaati tata tertib sekolah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta mau berperan serta dalam melaksanakan memelihara dan menjaga keamanan sekolah.
Agar siswa dapat berhasil dengan baik maka setiap siswa harus belajar dengan tekun dan teratur. Waktu yang ada hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kerperluan belajar dan hal-hal yang berguna demi masa depan siswa. Masa depan hanya dapat dinikmati oleh orang yang mau belajar.

Teka Teki Paradoks yang Membingungkan

Paradoks merupakan pernyataan atau situasi yang kontradiktif, yang mungkin bernilai benar, atau salah. Maksudnya begini, ada suatu pernyataan, kelihatannya benar, tapi juga bisa salah. Pernyataan dalam paradoks merupakan bukti keterbatasan logika manusia. Salah satu paradoks yang terkenal adalah paradoks kebohongan (liar paradox), yaitu suatu paradoks di mana pernyataan bisa bernilai bohong atau jujur. Misal, seseorang mengatakan kalau dia sedang berbohong. Jika dia benar-benar sedang berbohong, berarti apa yang dikatakannya adalah suatu kejujuran. Tapi jika dia jujur, berarti dia mengakui kalau dia sedang berbohong, yang berarti pernyataannya adalah suatu kebohongan. Itu contoh salah satu paradoks.

Bingung? Berikut kumpulan teka-teki paradoks kalau mau tambah lebih bingung lagi.

1. Bayangkan Anda punya sepeda. Anda mengganti roda, minggu depannya Anda mengganti rantai, minggu depannya lagi Anda mengganti jeruji, dan seterusnya sampai seluruhnya diganti. Pertanyaannya, sepeda yang Anda punya adalah sepeda yang sama atau sepeda baru?

2. Bayangkan seseorang dari masa kini pergi ke masa depan dengan mesin waktu untuk mengambil suatu teori pada suatu jurnal ilmiah, kemudian ia mengajarkan kepada anaknya. Beberapa waktu kemudian, anak itu menulis jurnal ilmiah yang berisi teori tersebut. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang menemukan teori tersebut?

3. Joni adalah orang desa A dan mengatakan kalau semua orang desa A adalah pembohong. Apakah Joni orang yang jujur atau pembohong?

4. Apa yang akan terjadi jika seorang penjelajah waktu pergi ke masa lalu untuk mencegah dirinya di masa lalu pergi menjelajahi waktu?

Versi asli paradoks nomor 3 adalah paradoks Epimenides. Itu baru beberapa contoh dari sekian banyak paradoks yang ada. Jenis-jenis paradoks sebenarnya bermacam-macam. Paradoks kebohongan yang disebutkan di atas adalah salah sau contohnya.

Catch-22
Catch-22 merupakan situasi paradoks di mana seseorang tidak bisa lepas dari peraturan kontradiktif. Misal, dalam dunia kerja, seringkali orang yang ingin melamar kerja harus memiliki pengalaman kerja beberapa tahun. Padahal agar punya pungalaman, orang itu harus kerja terlebih dahulu.

Paradoks Pinokio
Pinokio merupakan tokoh dongeng di mana hidungnya akan memanjang apabila dia berkata bohong. Bagaimana jika Pinokio berkata “hidung saya akan memanjang”? Jika yang dikatakannya adalah kebohongan, berarti hidungnya akan memanjang, yang berarti apa yang dia katakan benar. Ini merupakan bagian dari paradoks kebohongn.

SEBUAH DIALOG TENTANG TUHAN ANTARA MAHASISWA BRILIAN DAN PROFESOR ATEIS

Dalam sebuah perkuliahan terjadi dialog antara seorang professor sebagai dosen dan mahasiswanya, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”  “Apakah kejahatan itu ada?” “Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?”

Seorang Professor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini.

“Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Beliau yang menciptakan semuanya”.

“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya sang professor sekali lagi.

“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Professor itu menjawab,
“Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan?”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.

Professor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Professor, boleh saya bertanya sesuatu?”

“Tentu saja,” jawab si Professor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Professor, apakah dingin itu ada?”

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab,
“Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”

Mahasiswa itu melanjutkan, “Professor, apakah gelap itu ada?”

Professor itu menjawab, “Tentu saja gelap itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab,
“Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.”

“Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna.”

“Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Professor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang professor itu menjawab,
“Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,

“Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.”

“Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”



Saturday 18 June 2016

Debat Membuat Pagar

Tiga orang ilmuwan sedang terlibat perdebatan serius. Mereka adalah seorang insinyur ahli mesin, fisikawan, dan matematikawan. Mereka berusaha untuk memagari sebidang tanah yang akan dijadikan kandang ayam. Permasalahannya adalah mereka hanya memiliki sedikit material untuk membuat pagar itu.
Sang insinyur menjadi orang pertama yang memiliki ide. Dia mengambil sedikit bahan lalu membuat kandang berbentuk persegi. Dalam pemikirannya, itu adalah solusi terbaik.
“Tidak, tidak!” kata sang fisikawan, “saya memiliki solusi lebih bagus!” Dia mengambil pagarnya dan membuatnya berbentuk lingkaran. Kemudian dia menunjukkan bahwa bentuk semacam itu memiliki kemungkinan ruang terbesar dengan material yang tersedia.
Lalu giliran sang matematikawan yang berbicara sekarang. “Tidak, tidak, tidak… Ada solusi yang lebih bagus dari itu!”  Dengan menunjukkan wajah yang kegirangan, dia segera menunjukkan idenya itu. Dia mulai membuat pagar di sekeliling tubuhnya, lalu berkata:
“Saya mendefinisikan diri saya, pada posisi berada di luar pagar.”

Wednesday 15 June 2016

Cara Cepat Mencari Akar Kuadrat Bilangan

Sobat rumus cepat mencari akar kuadrat bilangan hitung, kali ini ingin sahre rumus cepat mencari akar kuadrat. Cara atau rumus ini asli dari rumus hitung dan bakal mudah dipahami. Sobat, sebenarnya soal ini hanya basic matematika, sangat mudah dicari, tapi kadang-kadang aga lama karena kita menerka-nerka bilangan (trial eror). Paling cepet 2 kali percobaan (bisa satu kali tp itu berungtung atau memang sudah hafal) dan paling lama bisa tak terhitung percobaannya. Berikut ini cara (rumus) cepat untuk mencari akar dari suatu bilangan. Hanya satu kali percobaan langsung ketemu

1. Langkah Pertama: Lihat 1 digit angkat terakhir Misal √2209 , angka terakhirnya adalah 9, jadi akar dari bilangan tersebut angka terakhirnya kemungkinan 7 atau 3. Misal suatu bilangan berakhiran 6 pasti angka terakhir akarnya 6 atau 4. Berikut tabel lengkapnya. Bilangan Yang 1 digit terakhirnya     Akarnya (digit terakhir)


Angka Kuadrat Angka terakhir akarnya
…1 1 atau 9
…4 2 atau 8
…5 hanya 5
…6 4 atau 6
…9 3 atau 7
…0 hanya 0
2. Langkah kedua: Lihat bilangan paling depan sebanyak jumlah digit bilangan tersebut dikurangi 2 (untuk > 100)
Misal 2209 (4 digit) maka kita cukup lihat (4-2) digit paling depan atau 2 digit paling depan.
Kita dapat angka 22.

3. Langkah ketiga: Cari bilangan kuadrat tepat dibawah bilangan yang sobat dapat di langkah no. 2 Kemudian akarkan.
Misal 2209, ketemu dua angka paling depan 22, maka bilangan kuadrat yang tepat di bawah 22 adalah 16, dan akar dari 16 adalah 4.
Langkah 1 sampai 3 bisa sobat lakukan di pikiran saja. Pakai coretan juga boleh asal tidak boros waktu.


4. Langkah keempat: Gabungkan dengan bilangan yang ditemukan di angka langkah no.1.
Jadi akar 2209 itu 47 kalau tidak 43. Jadi, kita tinggal sekali hitung, coba hitung angka 472 kalau benar hasilnya 2209 berarti 47 akarnya, kalau tidak otomatis 43.
Contoh lain misalnya akar dari 8.649

Belakangnya pasti 3 atau 7
Depannya 86 bilangan kuadrat yang tepat dibawahnya 81, jadi pasti angka 9
Jadi akar dari 8.649 kalau ngga 93 ya 97 (tinggal ngitung 1 kali)
mekanisme lengkapnya

rumus cepat mencari akar kuadrat

Bagitulah cara cepat mencari akar kuadrat dari bilangan bulat dari rumushitung. Banyak sekali cara yang lain. Semoga