Ketika melihat angka, pernahkah kita berpikir kenapa
bentuk angka yang kita kenal seperti itu?. Seolah-olah menemukan lekukan gendut
angka delapan seperti boneka salju yang lucu. Dari mana angka-angka itu berasal
dan siapa yang menemukannya? Mungkin hal sama
yang harus kita tanyakan tentang asal usul penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Kita sangat beruntung hidup dijaman yang sudah mengenal
perhitungan. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika ga ada angka dan
perhitungan. Pasti pasar jadi sepi karena ga ada pembeli dan penjual, toko-toko
tutup, dan hampir semua aktivitas yang memerlukan perhitungan akan terhenti.
Ngeri kan?.
Sejarah ditemukannya angka dan perhitungan
Dahalu kala ketika manusia masih hidup berburu, mereka sudah memahami arti besar kecilnya jumlah sesuatu. Mereka bisa mengatakan bahwa jumlah kambing yang ada di sebuah peternakan lebih besar dari jumlah kambing di tempat lain, tetapi mereka belum bisa menghitung jumlahnya. Beberapa sumber mengatakan kalau kemungkinan orang-orang jaman dahulu sudah bisa berpikir jumlah sesuatu ittu 1,2, atau 3 dan menyatakan 4,5,6 dan seterusnya dengan ‘beberapa’.
Menyatakan jumlah benda lebih dari 3 dengan ’beberapa’ tentu membuat frustasi. Makanya orang-orang mulai berpikir bagaimana caranya menghitung jumlah ternak atau hasil panen secara tepat. Mau ga mau, mereka harus tau jumlahnya. Bagiamana caranya?. Mereka membuat tanda dengan cara menggores atau melubangi tongkat kayu dari setiap kambing yang mereka hitung yang dinamakan ’Tally’. Bahkan bangsa Inca di Peru menghitung jumlah ternak dan hasil panennya dengan cara mengikatkan knot pada tali. Tali ini kemudian dinamakan quipus. Perhitungan cara ini kadang masih digunakan oleh anak-anak SD pada saat pemilihan ketua kelas bahkan dalam perhitungan suara pemilu.
Sejarah ditemukannya angka dan perhitungan
Dahalu kala ketika manusia masih hidup berburu, mereka sudah memahami arti besar kecilnya jumlah sesuatu. Mereka bisa mengatakan bahwa jumlah kambing yang ada di sebuah peternakan lebih besar dari jumlah kambing di tempat lain, tetapi mereka belum bisa menghitung jumlahnya. Beberapa sumber mengatakan kalau kemungkinan orang-orang jaman dahulu sudah bisa berpikir jumlah sesuatu ittu 1,2, atau 3 dan menyatakan 4,5,6 dan seterusnya dengan ‘beberapa’.
Menyatakan jumlah benda lebih dari 3 dengan ’beberapa’ tentu membuat frustasi. Makanya orang-orang mulai berpikir bagaimana caranya menghitung jumlah ternak atau hasil panen secara tepat. Mau ga mau, mereka harus tau jumlahnya. Bagiamana caranya?. Mereka membuat tanda dengan cara menggores atau melubangi tongkat kayu dari setiap kambing yang mereka hitung yang dinamakan ’Tally’. Bahkan bangsa Inca di Peru menghitung jumlah ternak dan hasil panennya dengan cara mengikatkan knot pada tali. Tali ini kemudian dinamakan quipus. Perhitungan cara ini kadang masih digunakan oleh anak-anak SD pada saat pemilihan ketua kelas bahkan dalam perhitungan suara pemilu.
Penemuan angka.
Setelah ditemukannya "Tally", orang-orang
menemukan simbol yang disebut dengan angka untuk menyatakan jumlah sesuatu,
karena pastilah repot menyatakan jumlah sesuatu tanpa simbol (angka).
Masing-masing kebudayaan menemukan angka yang berbeda. Angka enam yang kamu
kenal berbeda dengan angka enam yang dikenal oleh orang Arab dan Romawi. Bentuk
yang kamu kenal lebih lucu karena ada perutnya.
Penemuan angka mesir kuno
Menurut sejarah, 5000 tahun yang lalu bangsa mesir kuno telah menggunakan simbol untuk angka. Mereka menulis angka 1 dengan simbol garis vertikal dan simbol ^ untuk 10. Mereka akan menulis bilangan 23 dengan III^^ karena mereka nggak seperti kita yang menulis dari kiri ke kanan. Namun, mereka menulis dari kanan ke kiri. Coba kamu praktekkan untuk bilangan 87?. Ada berapa simbol yang kamu gunakan?. Wah banyak yah, kamu perlu 15 simbol.
Lalu kisah ini berlanjut ke penemuan angka Romawi, apa kamu pernah mendengarnya?
Menurut sejarah, 5000 tahun yang lalu bangsa mesir kuno telah menggunakan simbol untuk angka. Mereka menulis angka 1 dengan simbol garis vertikal dan simbol ^ untuk 10. Mereka akan menulis bilangan 23 dengan III^^ karena mereka nggak seperti kita yang menulis dari kiri ke kanan. Namun, mereka menulis dari kanan ke kiri. Coba kamu praktekkan untuk bilangan 87?. Ada berapa simbol yang kamu gunakan?. Wah banyak yah, kamu perlu 15 simbol.
Lalu kisah ini berlanjut ke penemuan angka Romawi, apa kamu pernah mendengarnya?
Ya, tentu kamu sudah pernah mendengarnya. Tapi apakah kamu tahu artinya?.
Belumkan?. Sebenarnya angka Romawi kuno merupakan gabungan dari tanda Tally
yang telah kamu pelajari, dengan huruf atau alfabet. Jika angka di sebelah
kanan lebih kecil atau sama dengan angka di sebelah kiri, maka jumlahkan. Lihat
gambar yang kutunjukkan padamu. Jika angka di sebelah kiri lebih kecil maka kurangilah dengan angka yang di
sebelah kanan. Nah, sekarang kamu sudah bisa kan membentuk angka Romawi?Angka Romawi telah digunakan di
Eropa lebih dari 1500 tahun. Dimanakah kamu bisa menemukannya saat ini?
Cerita ini lalu berkembang dengan ditemukannya Variasi Angka.
Cerita ini lalu berkembang dengan ditemukannya Variasi Angka.
Simbol yang telah kita gunakan untuk menulis angka ternyata ditemukan 1500
tahun yang lalu di India oleh Matematikawan Hindustan. Namun, saat itu mereka
hanya menggunakan sembilan simbol yaitu 1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Ada sumber yang
mengatakan kalau orang-orang Arab kemudian mempelajari angka dari mereka
sekitar 1200 tahun yang lalu. Tepatnya pada tahun 800 M ada seorang
matematikawan arab yang memperkenalkan simbol ’0’ untuk angka nol. Nah,
lengkaplah sekarang simbol untuk angka seperti yang kita kenal sekarang. Lalu
para pedagang Arab memperkenalkan angka-angka itu ke Eropa sekitar 900 tahun
yang lalu, sehingga orang-orang Eropa menyebut angka-angka itu sebagai angka
Arab.
Coba perhatikan gambar yang kutunjukkan padamu. Angka Arab terlihat lebih pendek dan sederhana dibanding angka Romawi, karena dalam angka Romawi jumlah dari masing-masing angka berubah bergantung pada posisinya. Sebagai contohnya bila kamu menuliskan angka 2987 ke dalam bentuk Romawi, bentuknya angkanya akan berubah menjadi MMCMLXXXVII. Lebih rumit kan?
Kelebihan angka arab yang lain adalah adanya simbol angka nol. Hal ini memudahkan kita untuk membedakan angka 2, 20, dan 200 karena angka nol memperkenalkan adanya nilai tempat dalam bilangan. Kita jadi tahu angka 2 dalam 222 mempunyai nilai yang berbeda-beda.
Coba perhatikan gambar yang kutunjukkan padamu. Angka Arab terlihat lebih pendek dan sederhana dibanding angka Romawi, karena dalam angka Romawi jumlah dari masing-masing angka berubah bergantung pada posisinya. Sebagai contohnya bila kamu menuliskan angka 2987 ke dalam bentuk Romawi, bentuknya angkanya akan berubah menjadi MMCMLXXXVII. Lebih rumit kan?
Kelebihan angka arab yang lain adalah adanya simbol angka nol. Hal ini memudahkan kita untuk membedakan angka 2, 20, dan 200 karena angka nol memperkenalkan adanya nilai tempat dalam bilangan. Kita jadi tahu angka 2 dalam 222 mempunyai nilai yang berbeda-beda.
No comments:
Write komentar