Ada
beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam pemilihan media, meskipun caranya
berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektifitas program
pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji
media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan
sangat dipengaruhi oleh:
Pertama,
kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan
pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator
tersebut bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kedua,
materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang
akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari
bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus
dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbang-kan media apa yang sesuai
untuk penyampaian bahan tersebut.
Ketiga,
familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan
ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara
kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasa-an lain)
dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
Keempat,
adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pe-milihan media pada
dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari se-jumlah media yang ada
ataupun yang akan dikembangkan.
Bila kita
akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:
Pertama,
define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tuju-an, rancangan media
apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media
yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.
Kedua,
develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media
yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.
Ketiga,
evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah
dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan
pihak lain.
Selain
pertimbangan di atas, dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology,
interactivity, organization, dan novelty.
1. Access
Kemudahan
akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita
perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaat-kan oleh murid? Misalnya,
kita ingin menggunakan media internet, perlu di-pertimbangkan terlebih dahulu
apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek
kebijakan, misalnya apakah murid diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang
terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga
guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses.
2. Cost
Biaya
juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat men-jadi pilihan
kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggu-nakan, maka unit cost dari
sebuah media akan semakin menurun.
3.
Technology
Mungkin
saja kita tertarik kepada satu media tertentu,
namun perlu di-perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya? Mi-salnya kita ingin menggunakan media audio visual di kelas.
Perlu kita pertim-bangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan
sesuai?
4.
Interactivity
Media
yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan ten-tu saja
memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.
Organization
Pertimbangan
yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah
atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorgani-sasiannya. Apakah di sekolah ini
tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
6.
Novelty
Kebaruan
dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru
biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
Tujuan pengelompokan maupun pemilihan media
memang sangat berlainan. Karena itu juga tidak perlu heran bila kemudian timbul
berbagai jenis, cara, maupun prosedur pemilihan media. Namun
demikian bila terlihat dari bentuknya cara-cara tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga model yaitu:
1. Model flowChart, (Eliminasi).
Menggunakan sistem pengguguran (batal)
dalam pengambilan keputusan.
Contoh:
2. Model Matriks.
Menangguhkan pengambilan keputusan, untuk memilih ini
cocok kalau menggunakan media rancangan.
Contoh:
3. Model Cheklist.
Menangguhkan keputusan untuk memilih sampai seluruh
kriteria dipertimbangkan, hal ini cocok untuk media jadi dan media rancangan.
a. Apakah materinya penting dan berguna bagi
siswa?
b. Apakah dapat menarik minat siswa untuk
belajar?
c. Apakah ada kaitannya dan mengena secara
langsung dengan tujuan pem-belajaran?
d. Bagaimana format penyajiannya diatur?
Apakah memenuhi tata urutan yang teratur?
e. Bagaimana dengan materinya, mutakhir dan
authentik?
f. Apakah konsep dan kecermatannya terjamin?
g. Apakah isi dan presentasinya memenuhi
standar?
h. Apakah penyajiannya objektif?
i. Apakah bahannya memenuhi standar kualitas
teknis?
j. Apakah bahan tersebut sudah diuji coba?
Meskipun belum ada penelitian tentang hal ini, namun
nampaknya model cheklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan
media. Jadi, model matriks lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media
rancangan, sedangkan model flowchart dapat digunakan untuk menggambarkan proses
pemilihan media jadi maupun media rancangan.
Anderson (Sadiman,Arif S,2003:86) melihat pemilihan media
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan intruksional. Untuk keperluan
itu dia membagi media dalam sepuluh kelompok yaitu:
a) Media audio
b) Media cetak
c) Media cetak bersuara
d) Media proyeksi (visual)
e) Media proyeksi dengan suara
f) Media visual bergerak
g) Media audio visual gerak
h) Objek
i) Sumber manusia dan lingkungan
j) Media komputer
No comments:
Write komentar