1. Sistem
Ekonomi Liberal (1950-1957)
Sistem ekonomi liberal merupakan suatu sistem
di mana negara memberikan kebebasan kepada seluruh rakyat untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi. Sistem ini berdasar pada teori Adam Smith (1723 - 1790) dalam
bukunya yang berjudul "The Wealth of Nations", yang terbit pada tahun
1776, dengan ajaran pokok nya menyerahkan kebebasan individu di seluruh sektor
ekonomi. Sistem Ekonomi Liberal pernah dipakai oleh Indonesia sejak tahun 1950
sampai dengan 1957 atau lebih tepatnya sistem ekonomi tersebut adalah sistem
ekonomi yang pertama kali yang dianut oleh bangsa Indonesia setelah
kemerdekaan.
Alasan indonesia menganut sistem ekonomi ini
adalah karena ketidakmampuan "sistem ekonomi pasca kemerdekaan" untuk
menjalankan roda perekonomian indonesia sehingga mengakibatkan masih terjadinya
kekacauan dalam ekonomi indonesia. Namun sayang nya sistem ekonomi ini dianut
oleh Indonesia dalam jangka waktu yang sangat singkat karena dianggap tidak
dapat memperbaiki masalah finansial yang sedang menerpa Indonesia selepas
indonesia lepas dari penjajahan oleh jepang dan belanda.
2. Sistem
Ekonomi Etatisme (1959-1967)
Pada tahun 1959 Indonesia hijrah dari sistem
Ekonomi Liberal ke Sistem Ekonomi Etatisme. pertama kali Indonesia menganut
sistem ekonomi ini berawal dari dekrit presiden yang dikeluarkan oleh presiden
Ir. Soekarno pada 5 Juli 1959.
Alasan utaman diberlakukannya Sistem Ekonomi
Etatisme adalah karena kegagalan dari sistem ekonomi liberal yang mengakibatkan
pengusaha pribumi masih lemah dan tidak mampu bersaing dengan pengusaha
nonpribumi, khususnya pengusaha Cina, Namun sama seperti sistem ekonomi
Liberal, sistem ekonomi Etatisme juga dinilai belum dapat memperbaiki masalah
finansial di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya hambatan terhadap pengusaha
pribumi untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan yang telah ditinggalkan oleh
kaum penjajah.
3. Sistem
Ekonomi Campuran (1967-1998)
Sistem ekonomi campuran adalah perpaduan
antara sistem sosialis dan sistem liberal, yang mengadopsi dari garis tengah
antara pengendalian dan kebebasan, yang juga berarti garis antara peran mutlak
negara dan peran menonjol individu. Sistem ekonomi sosialis merupakan sistem
ekonomi di mana seluruh kebijakan ekonomi ditetapkan oleh pemerintah sedangkan
masyarakat bertugas menjalankan peraturan yang ditentukan.
Pada sistem ekonomi campuran ini, antara
pemerintah dengan masyarakat bersama-sama untuk ikut memajukan kegiatan
perekonomian. Pemerintah sebagai controler dan stabilisator kegiatan
perekonomian, sedangkan masyarakat mendapat tugas untuk melakukan kegiatan
produksi, konsumsi dan distribusi.
Alasan digunakannya Sistem Ekonomi Campuran
adalah karena ingin memprioritaskan stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik
terutama untuk mengendalikan inflasi, menyelamatkan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi dibutuhkan karena pada
awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun yang merupakan sisi
negatif dari sistem ekonomi etatisme.
Sistem ekonomi campuran mulai dianut oleh
bangsa Indonesia pada tahun 1967sampai dengan 1998. Sistem ekonomi ini cukup
lama bertahan di Indonesia karena dirasa dapat mengontrol Inflasi atau lonjakan
harga barang secara drastis dan berlangsung secara berkesinambungan.
4. Sistem
Ekonomi Pancasila (1998-sekarang)
Sejak tahun 1998 sampai sekarang Indonesia
dapat dikatakan menggunakan Sistem Ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi pancasila
juga sering disebut pengembangan dari sistem ekonomi campuran karena sistem
ekonomi campuran dianggap sebagai pelopor adanya sistem ekonomi Pancasila.
Penyebab timbulnya pergantian ke sistem
ekonomi Pancasila ialah karena adanya krisis finansial yang diakibatkan karena
memburuknya ekonomi global pada saat itu. Hal ini tentu membawa dampak yang
negatif bagi bangsa indonesia di sektor perekonomian mengingat indonesia masih
dikategorikan sebagai negara yang sedang berkembang sehingga Indonesia
merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai
tukar rupiah terperosok jatuh dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan
di seluruh bidang, terutama ekonomi.
No comments:
Write komentar