BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar
Pertimbangan memilih media pembelajaran
Pembelajaran yang efektif
memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian,
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media
dalam kegiatannyadikelas atas dasar pertimbangan antara lainnya:
1. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti
halnya pada kuliah tentang media.
2. Merasa sudah akrab dengan media
tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyek
transparansi
3. Ingin memberi gambaran atau penjelasan
yang lebih konkrit
4. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih
dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar
siswa
Jadi
dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel
(Sadiman,Arif S,2003:82) mengatakan bila media itu sesuai pakailah,”If The
Medium Fits, Use It!”.
Menurut,
Henich dan kawan-kawan (Arsyad Azhar, 2010:67) megajukan model perencanaan
penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE
adalah singkatan dari Analyze learner
characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require
learner response, and Evaluate).
Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran
sebagai berikut:
(A)
Menganalisis
karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau
perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahan, usia, jenis kelamin,
latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik
khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap
awal mereka.
(S)
Menyatakan
atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai
setelah proses belajar- mengajar selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi
pemilihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar.
(S)
Memilih,
memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.
Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai
tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga,
dan biaya. Di samping itu perlu diperhatikan apakah materi dan media itu akan
mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki
kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi,
telah terbukti efektif-jika pernah diuji cobakan, dan menyiapaka petunjuk untuk
berdiskusi atau kegiatan follow-up.
Apabila materi dan media yang ada tidak cocok dengan tujuan atau tidak sesuai
dengan sasaran partasipasi, materi dan media itu dapat dimodifikasi. Jika tiak
memungkinkan untu memodifikasi yang telah tersedia, barulah memilih alternatif
ketiga yaitu merancangdan mengembangan materi dan media yang baru. Tentu saja
kegiatan ini jauh lebih mahal dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Namun
demikian, kegiatan ini memungkinkan untuk menyiapkan materi dan media yang
tetap dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
(U)
Mengunakan
materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan
persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
menggunakannya. Di samping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan
ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang
diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus
dipersiapkan sebelum penyajian.
(R)
Meminta
tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons
dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajar mengajar. Respons siswa
dapat bermacam-macam, seperti mengulaagi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar
atau rangkuman informasi/pelajaran, atau menganalisa alternatif pemecahan
masalah/ kasus. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih
besar.
(E)
Mengevaluasi
proses belajar. Tujuan utama evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tingkat
pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektivan media, pendekatan,
dan guru sendiri.
Pada tingakat yang menyeluruh dan
umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
1.
Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia( waktu mengajar dan
pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan
material);
2.
Persyaratan
isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian
hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dan
dengan demikian akan memerlukanteknik dan media penyajian dan berbeda pula.
3.
Hambatan
dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal,
seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa
lainnya.
4.
Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan
(preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya.
5.
Pemilihan
media sebaiknya mempertimbangkan pula:
a.
Kemampuan
mengkomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan / atau audio)
b.
Kemampuan
mengkomodasikan respons siswa yang tepat (tertulis, audio, dan / atau kegiatan
fisik)
c.
Kemampuan
mengkomodasikan umpan balik
d.
Pemilihan media utama dan media sekunder untuk
penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan
dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya untuk tujuan belajar yang
melibatkan penghafalan.
6.
Media
sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan
media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki
kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan kebutuhan belajar mereka
secara perorangan.
B.
Kriteria
pemilihan media pembelajaran matematika
Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya
tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan
pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan
media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu
dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media.
Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana
Sudjana (Sudjana,Nana. 1990:4-5) adalah
sebagai berikut:
1.
Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran. Artinya media pengajaran dipilih atas daasr
tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman
apliksi, analisis, sentesis lelah memungkinkan digunakannya media pengajaran
2.
Dukungan
terhadap isi bahan pengajaran; artinya bahan pengajaran yang bersifat fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
3.
Kemudahan
memperoleh media; artinya media diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya
mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umunya dapat dibuat
guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya
4.
Keterampilan
guru dalam menggunakannya; apa pun jenis media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dan lingkungannya. Adanya OHP,
proyektor film, komputer dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti
apa-apa bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaranuntuk
mempertingggi kualitas pengajaran.
5.
Tersedia
waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa
selama pengajaran berlangsung.
6.
Sesuai
dengan taraf berfikir siswa; memenuhi media untuk pendidikan dan terkandung didalamnya dapat dipahami oleh
para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau propori dalam
bentuk persen bagi siswa SD ke;as-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin
lebih tepat dalam bentuk gambar dan poster. Demikian juga diagram yang
menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi
siswa yang telah memiliki kadar berfikir tinggi.
Sepadan
dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada
sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media
pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4)
ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis.
Selanjutnya
menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) Tujuan; 2) Karakteristik siswa;
3) Alokasi waktu; 4) Ketersediaan; 5) Efektivitas; 6) Kompatibilitas; dan 7)
Biaya.
Selain
itu, menurut Dick dan Carey (Sudiman,Arief.s. 2003:83) menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada
empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:
a)
Ketersediaan sumber tempat. Artinya bila media
yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli
atau dibuat sendiri.
b)
Apakah
untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya
c)
Faktor
yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan
untuk waktu yang lama. Artimya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang
ada disekitarnya dan kapan pun serta
mudah dijinjing dan dipindahkan.
d) Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang
panjang.
Berkaitan
dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa
kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2)
tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru
terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis.
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya
pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya
menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu
tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis,
biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi
waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini
akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran.
Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada
sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat
mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian
karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan
digunakan.
2. Keefektifan.
Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Peserta didik.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media
pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih
sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf
berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta
didik? Digunakan untuk peserta didik
kelas dan jenjang pendidikan yang
mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok
besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya?
Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu
dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Ketersediaan. Apakah media
yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat
diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang
dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik,
meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan.
5. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik?
Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan
media yang dipilih itu?
6. Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah
tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan
hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi
memiliki keefektifan setara?
7.
Fleksibilitas (lentur), dan
kenyamanan media. Dalam memilih
media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam
berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya.
8.
Kemampuan orang yang
menggunakannya. Betapapun
tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi
orang yang tidak mampu menggunakannya.
9. Alokasi waktu, waktu
yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan
media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat
mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup
untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk
penggunaannya.
Dengan
kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana
yang dianggap sesuai untuk membantu mempemudah tugas-tugasnya sebagai pengajar.
Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan ssehingga mempersulit
tugas guru, tetapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan
bahan pengajaran. Oleh karena itu media bukan keharusan tetapi sebagai
pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar dan
mengajar.
C.
Prinsip-prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Matematika
Dari segi teori
belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat
pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1.
Motivasi.
Harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula
pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya.
Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi
dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran tersebut.
2.
Perbedaan individual. Siswa belajar dengan
cara dan tingkat kecepatan yang berbeda. Faktor-faktor seperti, kemampuan
intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi
kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian
informasi melalui media harus berdasarkan tingkat pemahaman.
3.
Tujua
pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari
melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran
semakin besar. Di samping itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin
dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan
menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam
media pembelajaran.
4.
Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah
jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan
diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan
mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan
diurut-urutkan secara teratur. Di samping itu, tingkatan materi yang akan
disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan itu materi.
Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat
dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan
dipelajari.
5.
Persiapan
sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar
atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan
persyaratan untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika
merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat
persiapan siswa.
6.
Emosi. Pembelajaran yang melibat emosi dan
perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media
pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respons emosiaonal
seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan. Oleh karena itu,
perhatian khusus harus ditujukan kepada elemen-elemen rancangan media jika
hasil yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
7.
Partsipasi. Agar pembelajaran berlangsug
dengan baik seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tridak sekedar
diberitahu kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi
aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada mendengarkan dan menonton secara
pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela
penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka
bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
8.
Umpan
balik. Hasil belajar dapat meningkat apabial belajarnya. Pengetahuan tentang
hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada
sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.
9.
Penguatan (reinforcement).
Apabila siswa berhasil belajarnya, ia didorong untuk terus belajar.
Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun
kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang
akan datang.
10.
Latiahan dan pengulangan. Sesuatau hal baru
jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jala. Agar
sesuatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau
kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu
sering diulangi da dilatihdalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat
tinggal dalam ingatan jangka panjang.
11.
Penerapan.
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa
dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai. Siswa
mesti telah pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep,
prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian siswa diberi
kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau
prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.
D. Prosedur
Pemilihan Media Pembelajaran Matematika
Adapun
tujuan pengelompokan maupun pemilihan media memang sangat berlainan. Karena itu
juga tidak perlu heran bila kemudian timbul berbagai jenis, cara, maupun prosedur pemilihan media.
Namun demikian bila terlihat dari bentuknya cara-cara tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga model yaitu:
1.
Model,flowChart,
(Eliminasi).
Menggunakan sistem
pengguguran (batal) dalam
pengambilan keputusan.
2.
Model
Matriks.
Menangguhkan
pengambilan keputusan, untuk memilih ini cocok kalau menggunakan media
rancangan.
3.
Model
Checeklist.
Menangguhkan keputusan
untuk memilih sampai seluruh kriteria dipertimbangkan, hal ini cocok untuk
media jadi dan media rancangan.
Meskipun
belum ada penelitian tentang hal ini, namun nampaknya model checeklist lebih
sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media. Jadi, model matriks lebih
serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan, seddangkan model
flowchart dapat digunakan untuk menggambarkan proses pemilihan mendia jadi
maupun media rancangan.
Beberapa
contoh tentang masing-masing bentuk ini akan dapat dilihat dalam Gambar 3.1
sebagai ilustrasi.
Pada flowchart di atas, sebagai masukan adalah
permintaan akan kebutuhan film tertentu (misalnya dari fakultas). Setelah
melewati berbagai tahap pengguguran, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
untuk membeli atau tidak. Ingat bahwa pada tahap evaluasi, semua persyaratan
atau kriteria telah dituangkan dalam format evaluasi (kuesioner, opinioner,
checklist) yang biasanya telah dibakukan.
Untuk maksud yang lain,Gagne dan Reiser
(Sadiman,Arif S,2003:85) juga menggunakan flowchart dalam pendekatannya. Dua contoh dari model
yang mereka kembangkan dapat anda lihat pada Gambar 3.2.& 3.3. Satu
daripadanya mereka kembangkan untuk tujuan pemilihan media menurut modus
belajar mandiri, lainnya menurut modus belajar dengan siaran.
Anderson (Sadiman,Arif S,2003:86) melihat pemilihan
media sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan intruksional.
Untuk keperluan itu dia membagi media dalam sepuluh kelompok yaitu:
a)
Media
audio
b)
Media
cetak
c)
Media
cetak bersuara
d)
Media
proyeksi (visual)
e)
Media
proyeksi dengan suara
f)
Media
visual bergerak
g)
Media
audio visual gerak
h)
Objek
i)
Sumber
manusia dan lingkungan
j)
Media
komputer
Prosedur
pemilihannya sendiri dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan yang
akan disamping bersifat informassi/hiburan atau pesan intruksional.
Prosedur
lain untuk pemilihan media dibuat dalam bentuk matriks seperti dikembangkan
oleh Wilbur Schramm (1997) yang ingin melihat kesesuaian media dengan tingkat
kesulitan pengendaliannya oleh pemakai. Model ini kemudian ditambah dan
diadaptasikan oleh Yusufhadi Miarso menjadi seperti yang tampak
Contoh
lain yang juga mempergunaka pendekatan matriks adalah model yang dikembangkan
oleh Allen.
Allen
melihat bahwa media tertenu mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu terhadap
yang lain untuk tujuan belajar tertentu dan sebaliknya.
Di
samping contoh-contoh tersebut, sebagaimana telah diutarakan sebelumnya,
prosedur pemiliahn media ada yang dituangkan dalam bentuk checklist.
Bang, maaf... aku minta info dari website ini. Buat tugas ini. Jadi mohon izinnya ya. :)
ReplyDelete