A. Teori Belajar Dave Meier
Menurut Zaini (2008: 14) mengemukakan
bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka
yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Belajar aktif itu sangat diperlukan
oleh peserta didik untuk mendapat hasil belajar yang maksimal. Namun jika
peserta didik pasif atau hanya sekedar menerima materi dari pengajar maka ada
kecendrungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Belajar aktif
adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya
dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indra pendengaran mempunyai
beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang
lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Konfusius seorang
filosof dari Cina, bahwa: “Apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya
lihat, saya ingat; apa yang saya lakukan, saya paham”. Begitupun dengan Silberman mengemukakan
bahwa:
”Cara belajar dengan mendengarkan akan
lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara
mendengarkan, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan
cara mendengar, melihat, diskusi dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan
mengajarkan.”
Berdasarkan kata bijak tersebut, dapat
disimpulkan bahwa betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam proses
pembelajaran.
Beberapa pendapat di atas, menunjukkan
bahwa pembelajaran aktif adalah suatu metode belajar, dimana peserta didik
tidak hanya sekedar mendengarkan informasi yang disajikan oleh guru, akan
tetapi peserta didik juga melihat atau memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru, dan terakhir peserta didik mencobakan langsung apa yang telah dipelajari
untuk memperoleh hasil belajar. Salah satu cara untuk membuat peserta didik
aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan teori belajar aktif
Dave Meier.
Berdasarkan hasil penelitiannya Dave
Meier (Nurdiansah, 2010) berpendapat bahwa manusia itu memiliki empat dimensi
yakni: tubuh atau somatis (S), pendengaran atau auditori (A), penglihatan atau
visual (V), dan pemikiran atau intelektual (I). Bertolak dari pandangan ini,
beliau mengajukan model pembelajaran aktif yang disingkat SAVI (Somatis,
Auditori, Visual dan Intelektual). Dengan pemahaman ini Meier (2002: 54-55)
mengajukan sejumlah prinsip pokok dalam belajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar melibatkan
seluruh tubuh dan pikiran. Belajar tidak hanya melibatkan otak tetapi juga
melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
2.
Belajar adalah bereaksi, bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah
sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan
pembelajar.
3.
Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar yang baik
mempunyai landasan sosial. Sebagimana yang dikemukakan Huda (2011: 65) bahwa
pemecahan masalah yang dilakukan melalui kerja kooperatif umumnya juga
memberikan kecendrungan dan hasil yang lebih baik daripada melalui kerja
kompetitif atau individualistik.
4.
Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar
bukan hanya menyerap suatu hal yang kecil pada satu waktu linear melainkan
menyerap suatu hal banyak sekaligus.
5.
Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan
balik). Belajar palin baik adalah belajar dengan konteks.
6.
Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas
dan kuantitas seseorang.
7.
Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Menurut Meier (2002: 100) mengemukakan bahwa belajar bisa
optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran karena pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan
menyuruh orang berdiri dengan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi,
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua
indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Dave Meier menamakan
pembelajaran ini dengan pembelajaran SAVI, unsur-unsurnya sebagai berikut:
1.
Somatis, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat.
2.
Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar.
3.
Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
4.
Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
Keempat cara belajar tersbut harus ada agar pembelajaran
berlangsung optimal. Sesuai dengan
singkatan dari SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual, maka
karakteristiknya ada empat bagian yaitu:
1.
Somatis
Somatis
berasal dari bahasa Yunani yaitu “soma” yang artinya tubuh. Jika dikaitkan
dengan belajar maka dapat diartikan bahwa belajar dengan bergerak dan berbuat.
Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang melibatkan tubuh (indra
peraba, kinestetik, melibatkan fisik, dan menggerakkan tubuh sewaktu
pembelajaran berlangsung).
2.
Auditori
Auditori
yaitu belajar yang melibatkan kemampuan pendengaran yang meliputi kegiatan
berbicara dan mendengar. Menurut Meier (2002: 95) mengemukakan bahwa pikiran
auditori lebih kuat daripada yang kita sadari dan telinga terus menerus
menangkap dan menyimpan informasi
auditori. Dengan demikian, membuat suara sendiri (berbicara sendiri), beberapa
area penting di otak menjadi aktif. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya
mengajak peserta didik membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, mengajak
mereka memecahkan masalah, dan mengumpulkan informasi. Sebagaimana filosofi
seorang Bangsa Yunani Kuno yang mengatakan bahwa “jika kita mau belajar lebih
banyak tentang apa saja, bicarakanlah tanpa henti”.
3.
Visual
Visual
melibatkan kemampuan penglihatan yang meliputi kegiatan mengamati dan
menggambarkan. Otak manusia seperti komputer yang mampu memproses informasi
visual. Peserta didik yang melibatkan visualnya lebih mudah belajar jika dapat
melihat apa yang sedang dibicarakan penceramah atau sebuah buku. Pembelajar
visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata,
diagram dan gambaran dari segala hal ketika belajar.
4.
Intelektual
Intelektual
melibatkan kegiatan memecahkan masalah dan merenung. Pembelajar tipe
intelektual melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal,
menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan
hubungan, makna dan nilai dari pengalaman tersebut. Ini diperkuat dengan makna
intelektual sebagai bagian dari merenung, mencipta dan memecahkan masalah. Meier
(2002: 100) mengemukakan bahwa:
“Belajar bisa optimal jika keempat
unsur SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) ada dalam suatu peristiwa
pembelajaran. Orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V),
tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mareka dapat melakukan
sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang sedang
mereka (A) dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut
pada pekerjaan mereka (I)”.
B. Tahap-Tahap
Teori Belajar Dave Meier
Teori belajar Dave Meier atau dikenal dengan pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) dapat dilaksanakan dalam siklus pembelajaran melalui empat tahap,
yaitu:
1.
Tahap Persiapan
Pada
tahap ini guru membangkitkan minat peserta didik, memberikan perasaan positif
mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menetapkan mereka dalam
situasi optimal untuk belajar. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Memberikan pernyataan yang bermanfaat kepada peserta didik.
b.
Memberi tujuan yang jelas dan bermakna.
c.
Membangkitkan rasa ingin tahu.
d.
Menenangkan rasa takut.
e.
Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar.
f.
Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2.
Tahap Penyampaian
Pada
tahap ini guru membantu peserta didik menemukan materi belajar yang baru dengan
cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk
semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan guru antara lain:
a.
Berbagi pengetahuan.
b.
Latihan menemukan (sendiri, berpasangan atau kelompok)
c.
Pelatihan memecahkan masalah.
d.
Presentasi interaktif.
e.
Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual.
3.
Tahap Pelatihan
Pada
tahap ini guru membantu peserta didik mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan
dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Hal yang dapat dilakukan guru
antara lain:
a.
Aktivitas pemrosesan peserta didik.
b.
Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali.
c.
Aktivitas pemecahan masalah.
d.
Dialog berpasangan atau kelompok.
e.
Mengajar balik.
4.
Tahap Penampilan Hasil
Pada
tahap ini, guru membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan
atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan
melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang dapat dilakukan
guru antara lain:
a.
Aktivitas penguatan penerapan.
b.
Materi penguatan persepsi.
c.
Pelatihan terus menerus.
d.
Umpan balik dan evaluasi kinerja.
Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤
ReplyDeleteDirect sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤
Ev .