Showing posts with label Strategi Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Strategi Pembelajaran. Show all posts

Saturday, 9 September 2023

PENGERTIAN STRATEGI INFORMATION SEARCH

Secara bahasa information berarti “keterangan” dan search yang berarti “pencarian atau penelusuran”. Jadi strategi information search adalah pembelajaran dengan cara mengoptimalkan aktivitas siswa dalam mencari informasi atau keterangan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Esensi dari metode ini kemandirian siswa dalam mencari materi pelajaran tambahan untuk meningkatkan pengetahuan siswa.



Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui koran, buku paket, majalah, atau internet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS. Sedangkan Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open book.  Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab  pertanyaan-pertanyaan  yang  diberikan oleh guru kepada mereka.  Strategi ini sangat membantu  pembelajaran yang dianggap kurang menarik.  Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006),  bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book.  Siswa di kelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa.  Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.

Melalui strategi  information  search siswa tidak hanya mencari bahan-bahan pelajaran yang digunakan sebagai sumber belajar, namun juga harus memahami informasi yang ditemukan. Jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat informasi yang ditemukannya di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka harus aktif mengumpulkan informasi. Pemahaman tentang informasi ini menjadi faktor penting bagi keberhasilan pembelajaran, karena tanpa dipahami secara baik maka informasi tersebut kurang berfungsi secara maksimal.

Pemahaman informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber belajar dapat ditingkatkan  jika siswa bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber belajar yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian, siswa harus membandingkan dan  mendiskusikan  jawaban-jawaban  yang sudah mereka tuliskan, sehingga  sebagai hasilnya, siswa akan mampu memberi jawaban yang memuaskan.

Sunday, 30 June 2019

Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing

A.  Pengertian Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.

Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik.
Secara bahasa active knowledge sharing berarti saling tukar pengetahuan. Strategi active knowledge sharing merupakan sebuah strategi pembelajaran dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk saling membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui teman lainnya. Artinya bahwa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan disilahkan untuk mencari jawaban dari teman yang mengetahui jawaban tersebut dan siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan.
Konsep strategi active knowledge sharing ini hampir sama dengan strategi every one is teacher. Bahwa ilmu pengetahuan yang didapat tidak selamanya hanya berasal dari seorang guru saja akan tetapi setiap siswa juga bisa memberikan ilmu atau informasi kepada teman-teman yang lainnya. Strategi pembelajan active knowledge sharing merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran aktif yang biasa dikenal dengan istilah active learning.
Konsep active learning dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran dengan pelibatan fisik apabila diperlukan. Pelibatan emosional-intelektual / fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
Anak didik perlu belajar aktif karena otak tidak hanya akan menerima informasi tetapi juga meresponnya. Dalam banyak cara, otak seperti komputer. Otak kita perlu mempertanyakan informasi, merumuskan atau menjelaskannya pada orang lain agar dapat menyimpannya dalam memori. Ketika belajar pasif, otak tidak menyimpan apa yang dipresentasikan.
Belajar aktif merupakan variasi gaya mengajar untuk mengatasi kelesuan otak dan kebosanan siswa. Selain itu proses belajar mengajar juga merupakan proses bersosialisasi dan belajar aktif adalah salah satu sisi sosial belajar.
Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pengajaran yang diharapkan adalah kererlibatkan secara mental (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal diikuti dengan sebuah keaktifan fisik. Sehingga peserta didik benar-benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses pengajaran dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai subyek dan sebagai pihak yang penting dan merupakan inti dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada hakikatnya, konsep ini adalah untuk mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru atau siswa. Dalam strategi ini tampak jelas adanya guru aktif mengajar di satu pihak dan siswa aktif di pihak yang lain. Konsep berasal dari teori kurikulum yang berpusat pada anak (Child Centered Curiculum).
Dalam kurikulum yang berpusat pada anak, siswa mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih ditutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.
Pengaruh active learning sendiri berdasarkan pada teori Gestalt yang menekankan pentingnya belajar melalui proses untuk memperoleh pemahaman. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari akan tetapi mengerti atau memperoleh insight.
Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu stimulus akan tetapi lebih dari itu, belajar dilakukan melalui kegiatan seperti mengalami, mengerjakan dan memahami belajar melalui proses. Oleh karena itu hasil belajar akan dapat diperoleh dengan baik bila siswa aktif. Inilah yang diharapkan dari proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi active knowledge sharing.
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari strategi pembelajaran active knowledge sharing antara lain adalah untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan para peserta didik.

1.  Menarik peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran
Dalam banyak cara, otak seperti komputer dan kita sebagai penggunanya. Sebuah komputer tentu saja perlu dihidupkan agar supaya dapat bekerja. Otak kita juga perlu dihidupkan. Otak kita perlu dihubungkan dengan apa yang diajarkan pada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan bagaimana kita berfikir.
Apa yang terjadi ketika guru menumpahkan pada peserta didik dengan pikiran mereka sendiri atau ketika guru terlalu sering mencurahkan fakta dan konsep pada kepala peserta didik dan menguasai penampilan dan prosedur yang sebenarnya adalah terkait dengan belajar. Presentasi barangkali dapat membuat kesan langsung pada otak, namun tanpa memori fotografik, peserta didik tidak dapat mengingat terlalu banyak untuk jangka waktu tertentu.
Strategi active knowledge sharing dirancang untuk melibatkan peserta didik secara langsung ke dalam mata pelajaran untuk membangun perhatian dan minat mereka, membangun keingin tahuan mereka dan merangsang berfikir.
Para peserta didik tidak dapat melakukan sesuatu jika otak-otak mereka tidak hidup. Banyak guru membuat kesalahan mengajar terlalu awal sebelum para peserta didik diajak dan secara mental siap. Dengan menggunakan strategi ini akan membetulkan kecenderungan ini.

2.  Mengukur tingkat pengetahuan para peserta didik
Selain hal yang telah penulis kemukakan sebelumnya, strategi active knowledge sharing juga berfungsi sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan para peserta didik. Artinya bahwa strategi ini selain sebagai sebuah proses dalam pembelajaran juga bisa digunakan sekaligus sebagai alat evaluasi. Dapat digunakan untuk melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dapat diserap oleh peserta didik.
Adalah sebuah realita yang tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua peserta didik dapat berkembang sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam program pembelajaran.
Ada siswa yang pengetahuannya lebih tinggi daripada teman-teman lainnya begitu pula ada siswa yang tingkat pengetahuannya masih rendah dibanding rata-rata. Oleh karena itu pengamatan selalu perlu dilakukan oleh seorang guru guna memberikan perhatian lebih kepada peserta didik yang tingkat pengetahuannya rendah.

B.  Langkah-langkah strategi pembelajaran active knowledge sharing
Hisyam (2007: 22) mengemukakan adapun langkah-langkah strategi pembelajaran active knowledge sharing terdiri dari empat tahap yaitu:
1.  Guru membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi ajar, yang mana pertanyaan itu dapat berupa:
a. Definisi suatu istilah
b. Pertanyaan dalam bentuk multiple choice
c. Mengidentifikasi seseorang
d. Menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin di lakukan.
e. Melengkapi kalimat
f. Dll.

2.  Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
3.  Meminta siswa untuk saling membantu (teman sebangku), jika teman sebangku tidak bisa menjawab, bisa mencari teman lain yang mungkin bisa membantu menemukan jawabannya dengan syarat siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan.
4.  Meminta siswa kembali ke tempat masing-masing lalu mengecek jawaban-jawaban mereka, kemudian jawaban-jawaban itu digunakan sebagai jembatan untuk memahami topik penting yang ada pada mata pelajaran itu.

C.  Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran active knowledge sharing
Kelebihan strategi pembelajaran active knowledge sharing sebagai berikut:
1.  Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin berkurang.
2.  Siswa lebih mendalami ilmu yang di pelajari dengan pertimbangan dari berbagai sumber.
3.  Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu atau kelompok.
4.  Memperluwas wawasan tentang suatu ilmu pengetahuan.
5.  Menumbuhkan sikap sosial, dan solidaritas serta system belajar yang komunikatif.

Kelemahan strategi pembelajaran active knowledge sharing sebagai berikut:
1.  Siswa sulit di kondisikan kecuali pada pembahasan yang mereka suka dan kuasai saja.
2.  Pengetahuan siswa yang masih minim sehingga proses sharing kadang berjalan pasif.
3.  Butuh persiapan yang matang bagi siswa untuk materi yang belumdi ketahui siswa sama sekali.

D.  Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Dalam Pembelajaran Matematika.
Strategi pembelajaran active knowledge sharing merupakan strategi untuk mendidik anak agar terbiasa saling bertukar pendapat baik sesama teman atau yang lain dan lebih cerdas dalam pembelajaran. Agar pembelajaran tersebut lebih aktif maka guru harus memperhatikan langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing, yaitu:
1. Kegiatan awal
a. Guru memberi salam dan mengabsen kehadiran siswa
b. Guru mengatur tempat duduk siswa berdasarkan kemampuan
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa
d. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan.
b. Guru membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi ajar.
c. Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
d. Meminta siswa untuk saling membantu (teman sebangku),  jika teman sebangku tidak bisa menjawab, bisa mencari teman lain yang mungkin bisa membantu menemukan jawabannya dengan syarat siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan.
e. Meminta siswa kembali ketempat masing-masing lalu mengecek jawaban-jawaban mereka, kemudian jawaban-jawaban itu digunakan sebagai jembatan untuk memahami topik penting yang ada pada mata pelajaran itu.
1. Kegiatan akhir
a. Guru membantu siswa membuat rangkuman dari materi ajar.
b. Guru memberikan PR.
c. Guru menyampaikan topik untuk pertemuan selanjutnya serta menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.

Tuesday, 5 February 2019

Strategi Pembelajaran Information Search (Pencarian Informasi)

A.  Pengertian Strategi Pembelajaran Information Search (Pencarian Informasi)
Secara bahasa information berarti “keterangan” dan search yang berarti “pencarian atau penelusuran”. Jadi strategi information search adalah pembelajaran dengan cara mengoptimalkan aktivitas siswa dalam mencari informasi atau keterangan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Esensi dari metode ini adalah kemandirian siswa dalam mencari materi pelajaran tambahan untuk meningkatkan pengetahuan siswa.
Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui koran, buku paket, majalah, atau internet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan.
Sedangkan Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open book.  Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab  pertanyaan-pertanyaan  yang  diberikan oleh guru kepada mereka.  Strategi ini sangat membantu  pembelajaran yang dianggap kurang menarik. 
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006),  bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book.  Siswa di kelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa.  Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.
Melalui strategi  information  search siswa tidak hanya mencari bahan-bahan pelajaran yang digunakan sebagai sumber belajar, namun juga harus memahami informasi yang ditemukan. Jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat informasi yang ditemukannya di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka harus aktif mengumpulkan informasi. Pemahaman tentang informasi ini menjadi faktor penting bagi keberhasilan pembelajaran, karena tanpa dipahami secara baik maka informasi tersebut kurang berfungsi secara maksimal.

Pemahaman informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber belajar dapat ditingkatkan  jika siswa bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber belajar yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian, siswa harus membandingkan dan  mendiskusikan  jawaban-jawaban  yang sudah mereka tuliskan, sehingga  sebagai hasilnya, siswa akan mampu memberi jawaban yang memuaskan.

B.  Tahap-tahap strategi pembelajaran Information Search
Tahap-tahap strategi pembelajaran Information Search antara lain sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.
2. Guru membuat permasalahan bagi setiap kelompok, dimana dalam permasalahan tersebut siswa diminta untuk mencari informasi tentang permasalahan tersebut dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Pertanyaan atau permasalahan yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan oleh siswa melalui informasi yang diperoleh  dari berbagai referensi beberapa media pembelajaran.
4. Siswa menulis hasil pemecahan soal tersebut dalam LDS secara bersama-sama.
5. Siswa menyampaikan hasil problem solving mereka, siswa yang lain ikut menanggapi dan memberikan pertanyaan, sehingga terjadi diskusi yang interaktif. Pada akhirnya, guru memberikan penegasan hasil diskusi agar tidak terjadi salah persepsi tentang materi yang telah dipelajari.

C.  Kelebihan dan kekurangan dari strategi information search
Menurut Hendi Burahman (2009), kelebihan dari strategi information search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
1. Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.
2. Siswa aktif bertanya dan mencari informasi.
3. Materi dapat diingat lebih lama.
4. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru.
5. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
6. Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara kelompok dan saling kerjasama.

Hendi Burahman (2009), menjelaskan bahwa kelemahan dari strategi information search adalah:
1. Siswa yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam strategi tersebut tidak disukai,
2. Pelaksanaan strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki kerakter tersebut.
3. Tidak semua lembaga bisa melaksanakannya karena fasilitas harus tersedia menjadi hambatan dengan berbagai pola pikir dan kerakter siswa yang berbeda-beda.