A. Konsep Model Student Facilitator and
Explaining
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba
kompetitif mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan
diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila
didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah
peranan guru di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat
berfungsi sebagai Agent of Culture, juga
berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru
mempunyai tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural
kepada generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai
kebudayaan ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa
dalam mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada
kemampuan mereka (pebelajar) mengelola belajar (management of learning), kondisi belajar (condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada
bangunan pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara
benar. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi belajar seseorang
mempengaruhi proses terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif peserta
didik. Kondisi belajar berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan pengelolaan belajar
berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan
model serta implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal
ini bertujuan guna mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam
mempengaruhi cara belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Salah satu upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan
pemecahan masalah (technological approach),
dan pendekatan ilmiah (scientific
approach).
Model Student Facilitator and
Explaining (bermain peran) adalah merupakan pembelajaran dimana siswa atau
peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta
didik lainnya. Model Student Facilitator and Explaining (bermain
peran) dilakukan dengan cara penguasaan siswa terhadap bahan-bahan
pembelajaran melalui imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankan
sebagai tokoh baik pada benda hidup atau benda mati. Model ini dapat dilakukan
secara individu atupun secara kelompok. Oleh karenanya, model ini dapat
meningkatkan motivasi belajar, antusias, keaktifan dan rasa senang dalam belajar
siswa.
B. Prinsip Model Student Facilitator and
Explaining
Pembelajaran kooperatif StudentFacilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (1990:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Student facilitator and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk digunakan pada pembelajaran bahasa. Karena pada model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak , ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembeljaran kooperatif Student Facilitator and Explaining.
Tiga tujuan Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:
Pembelajaran kooperatif StudentFacilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (1990:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Student facilitator and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk digunakan pada pembelajaran bahasa. Karena pada model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak , ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembeljaran kooperatif Student Facilitator and Explaining.
Tiga tujuan Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:
- Hasil
Akademik
Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini , siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu. - Penerimaan
Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari Model Pembelajaran Kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. - Pengembangan
Keterampilan Sosial
Tujuan penting Ketiga dari Pembelajaran Kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Pembelajaran matematika
dengan cooperative learning dapat meningkatkan daya nalar dan daya pikir
anak serta dapat mengurangi kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan bahwa
berpikir lebih baik dari pada menghafal sehingga mereka akan lebih termotivasi
dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Coopertive learning yang
meningkatkan hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan
bekerja keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat
untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Kelebihan dalam model Student Facilitator and Explaining ini adalah :
C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Kelebihan dalam model Student Facilitator and Explaining ini adalah :
- Seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dalam bekerja sama hingga berhasil.
- Dapat menambah pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. (Prasetyo, 2001:15)
Selanjutnya
akan dipaparkan beberapa kelemahan tentang model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining yaitu sebagai berikut:
- Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
- Banyak siswa yang kurang aktif.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Studnt Facilitator and Explaining
Disarankan saat guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan kemampuan siswa, sebab model ini menuntut siswa yang dapat membaca, bertanggung jawab, memiliki kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. Guru disarankan juga menggunakan variasi model pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan hasil belajar dapat meningkat.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Facilitator and Explaining :
Disarankan saat guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan kemampuan siswa, sebab model ini menuntut siswa yang dapat membaca, bertanggung jawab, memiliki kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. Guru disarankan juga menggunakan variasi model pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan hasil belajar dapat meningkat.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Facilitator and Explaining :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru mempresentasikan materi.
- Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
- Guru menyimpulkan pendapat atau ide siswa.
- Guru menerangkan atau merangkum semua materi yang dipresentasikan itu.
- Penutup.
(Yatim Riyanto, 2010:279)
No comments:
Write komentar