Sunday 7 October 2018

Model Pembelajaran Means-Ends Analysis

A.   Pengertian Model Pembelajaran Means-Ends Analysis



Secara etimologis, Means Ends Analysis (MEA) terdiri dari tiga unsur kata, yakni: Means berarti ‘cara’, Ends berarti ‘tujuan’, dan Analysis berarti ‘analisa atau menyelidiki secara sistematis’. Dengan demikian, MEA bisa diartikan sebagai model untuk manganalisis permasalahan melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan (Miftahul Huda, 2013: 294).

Jacob (Fitriani, 2009: 28) menyatakan bahwa prosedur dalam model pembelajaran Means Ends Analysis menghendaki seorang pemecah masalah untuk menentukan tujuan (ends) dari suatu masalah yang hendak dicapai dan cara (means) yang dapat membantunya untuk mencapai tujuan tersebut. Proses awal yang dilakukan pada Means Ends Analysis adalah memahami suatu masalah yang meliputi proses pendeteksian current state (pernyataan sekarang) dan goal state (tujuan). Setelah dilakukan pendekatan dan mencatat current state dan goal state perlu dicari perbedaan diantara kedua hal tersebut. Kemudian dilakukan pereduksian perbedaan tersebut. Keadaan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan agar suatu submasalah menjadi suatu keadaan yang nantinya dapat teraplikasikan pada masalah yang ada. Selanjutnya gunakan perbedaan antara current state dan goal state untuk menyeleksi prosedur yang akan digunakan. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan catatan bahwa current state yang baru merupakan hasil perbedaan current state dan goal state dari langkah sebelumnya.

Menurut Kamran Zaheer (Jaul, 2013) “Means-Ends Analysis merupakan salah satu yang penting dalam mencari algoritma matematika dan digunakan pada semua aplikasi yang dibutuhkan seluruh pencarian untuk mendapatkan hasil. Dan MEA juga digunakan untuk keefektifan dalam pencarian distribusi dari sebuah pemikiran. Eeden (Jaul, 2013) suatu pemecahan masalah mempunyai beberapa situasi dengan menentukan hasil, mengidentifikasi perbedaan diantara masalah tersebut dan menentukan tindakan untuk menemukan kesamaan dari perbedaan tersebut”.

Suherman (Jaul, 2013) Model pembelajaran Means-Ends Analysis adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah (problem solving) dengan sintaks: sajikan materi pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristik, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadi konektivitas, pilih pendekatan solusi.

Heuristik dalam matematika (Lidinillah, 2012) adalah suatu langkah umum yang memandu pemecah masalah dalam menemukan solusi masalah. Berbeda dengan algoritma yang berupa prosedur penyelesaian sesuatu dimana jika prosedur itu digunakan maka akan sampai pada solusi yang benar. Sementara heuristik tidak menjamin solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menemukan solusi. Jika langkah-langkah algoritma harus dilakukan secara berurutan, maka heuristik tidak menuntut langkah berurutan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa MEA itu merupakan pengembangan suatu jenis pemecahan masalah dengan berdasarkan suatu model yang membantu peserta didik dalam menemukan cara penyelesaian masalah dengan melalui penyederhanaan masalah yang berfungsi sebagai petunjuk dalam menetapkan cara yang paling efektif dan efisien untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

B.   Langkah – Langkah Penerapan Model Means-Ends Analysis

Glass dan Holyoak (Fitriani, 2006: 23) menyatakan bahwa “MEA memuat dua langkah yang digunakan berulang-ulang”. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Mengidentifikasi perbedaan antara current state (pernyataan sekarang)  dan goal state (tujuan);
2. Menyusun sub tujuan (sub goal) untuk mengurangi perbedaan tersebut;
3. Memilih operator yang tepat sehingga sub tujuan yang telah disusun dapat dicapai.

Kemudian Eeden (Jaul, 2013) menyatakan bahwa langkah-langkah yang dimiliki oleh model Means-Ends Analysis hampir memiliki persamaan dengan model pemecahan masalah (Problem Solving) karakteristik permasalahannya yakni: pertama, Problem Space (all possible configuration), dimana masalah dibagi ke dalam suatu konfigurasi beberapa kemungkinan-kemungkinan, yang kedua yakni, Problem State (the particular configuration) dimana inti dari suatu masalah tersebut di buat ke dalam beberapa bagian konfigurasi particular masalah, kemudian yang ketiga yakni, Key to solving is a problem is to choose the right operators (processes applied to change the configuration), dimana kunci untuk suatu pemecahan adalah suatu masalah yang harus dipilih dalam proses perubahan dari masalah tersebut, dan yang keempat yakni, Problem solving is a search process: Each action takes us front one part of the problem space to another, dimana suatu pemecahan masalah adalah proses pemilihan satu tindakan dari beberapa masalah yang ada.

Sedangkan Kamran (Jaul, 2013), menyatakan bahwa langkah-langkah dalam mempergunakan model Means-Ends Analysis adalah sebagai berikut:
1. Mentransfer inti masalah ke dalam beberapa bagian dari masalah tersebut,
2. Bagian tersebut diolah,
3. Bagian masalah tersebut dikirimkan untuk mencari kesamaan dari beberapa perbedaan.

Jacob (Jaul, 2013) menambahkan, apabila kita mempergunakan model Means-Ends Analysis agar dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan mudah, kita dapat memulainya dengan cara:
1. Mendahulukan petunjuk/arahan, dari pernyataan awal sampai pernyataan tujuan, atau,
2. Terbalik mulai dari pernyataan tujuan sampai kepada pernyataan awal.

Miftahul Huda (2013: 295) dalam pembelajaran matematika, MEA diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Tahap 1: Identifikasi perbedaan antara Curren State dan Goal State
Pada tahap ini, peserta didik dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung dalam permasalahan matematika yang disungguhkan. Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, peserta didik dapat melihat sekecil apapun perbedaan yang terdapat antara current state dan  goal state.

Tahap 2: Organisasi Subgoals
Pada tahap ini, peserta didik diharuskan untuk menyusun subgoals dalam rangka menyelesaikan sebuah masalah. penyusunan ini dimaksudkan agar peserta didik lebih fokus dalam memecahkan masalahnya secara bertahap dan terus berlanjut sampai akhirnya goal state dapat tercapai.

Tahap 3: Pemilihan Operator atau Solusi
Pada tahap ini, seteelah subgoals terbentuk, peserta didik dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif dan efisien untuk memecahkan subgoals tersebut. Terpecahkannya sugoals akan menunut pemecahan goal state yang sekaligus juga bisa menjadi solusi utama.

Berdasarkan tahapan-tahapan MEA diatas, sintak model Means-Ends Analysis (MEA) secara lebih rinci bisa dilihat sebagai berikut:
1. Guru menyajikan materi dengan pendekatan masalah Heuristik.
2. Guru mendeskripsikan hasil yang diinginkan.
3. Peserta didik mengelaborasi kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir (end state).
4. Peserta didik membuat submasalah-submasalah yang lebih sederhana, seperti objek, karakteristik, skill, perilaku, syarat-syarat khusus, dan sebagainya.
5. Peserta didik mendeskripsikan kondisi terkini berdasarkan submasalah-submasalah tersebut.
6. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan-perbedaan.
7. Peserta didik menyusun submasalah-submasalah sehingga terjadi konektivitas.
8. Peserta didik menganalisis (analyze) cara-cara (means) yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
9. Peserta didik mengkonstruksi dan menetapkan rencana.
10. Peserta didik memilih srategi solusi yang paling mungkin untuk memecahkan masalah yang sama.
11. Peserta didik melakukan review, evaluasi, dan revisi.

Model Means-Ends Analysis berdasarkan konsep di atas jelas bahwa setiap tujuan yang dicapai ada dalam cara/langkah itu sendiri untuk mendapatkan tujuan yang lebih umum dan rinci. Model Means-Ends Analysis juga dapat mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis, sistematis dan kreatif.

C.   Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis

Menurut Maulina (Anita Rezkina, 2013: 17) Model MEA memiliki kelebihan dalam penerapannya dalam proses pembelajaran. Adapun keunggulannya adalah sebagai berikut:
1.   Peserta didik dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematik;
2.   Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya;
3.   Peserta didik memiliki kesempatan lebih benyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik;
4.   Peserta didik dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri;
5.   Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok;
6.   Pendekatan heuristik dalam MEA memudahkan peserta didik dalam memecahkan masalah matematik.
Selain memiliki keunggulan, model MEA ini memiliki kelemahan yaitu sebagai berikut:
1.   Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi peserta didik bukan merupakan hal yang mudah;
2.   Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik sangat sulit sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan;
3.   Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat peserta didik jenuh;
4.   Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

D.   Alasan Utama Menggunakan Model MEA dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Ridwan (2013: 3) ada beberapa alasan utama menggunakan model MEA dalam pembelajaran matematika yaitu:
1.   Peserta didik dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal,
2.   Pemecahan masalah matematika,
3.   Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya,
4. Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika,
5.   Peserta didik deengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri,
6. Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok,
7.   Pendekatan heuristik dalam Means-Ends Analysis memudahkan peserta didik dalam memecahkan masalah matematika.

No comments:
Write komentar