Berikut ini perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif ditinjau dari beberapa hal:
1.
Teori
Penelitian kuantitatif merupakan
penganut aliran positivisme, yang perhatiannya ditujukan pada fakta-fakta
tersebut. Artinya, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebut dengan
fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme
yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan
fakta-fakta yang nyata.
Adapun penelitian kualitatif menganut
aliran femnomenologis, yang menitik beratkan kegiatan penelitian ilmiah dengan
jalan penguraian dan pemahaman atas gejala sosial yang diamatinya. Artinya,
jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan
ialah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir
berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis
universal dari gejala yang sedang diteliti.
2.
Pendekatan
Pendekatan kualitatif menekankan pada
makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu),
lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses
dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat
berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang
ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan
adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel
tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable
masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut
akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta
generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian
kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan
menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan
formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan
makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara
kebahasaan dan kulturalnya.
3.
Tujuan
Tujuan utama penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian,
konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai
“grounded theory research”. Maksudnya, penelitian ini betujuan untuk menemukan
ciri-ciri sifat dari fenomena, kemudian dicari hubungan yang mendasarinya
hingga menjadi sebuah teori yang terbentuk.
Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Artinya, penelitian ini betujuan untuk verifikasi teori dengan cara perantara pengujian hipotesis dengan teknik statistik,
Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Artinya, penelitian ini betujuan untuk verifikasi teori dengan cara perantara pengujian hipotesis dengan teknik statistik,
4.
Desain
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif
desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/ berkembang sesuai dengan situasi di
lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan
penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.
Adapun penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang
sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena
desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya.
Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Contoh desain
kuantitatif: ex post facto dan desain experimental yang mencakup diantaranya
one short case study, one group pretest, posttest design, Solomon four group
design dan lain-lain.
5.
Analisis Data
Analisa data dalam penelitian
kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya
menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori
baru, contoh dari model analisa kualitatif ialah analisa domain, analisa
taksonomi, analisa komponensial, analisa tema kultural, dan analisa komparasi
konstan (grounded theory research).
Analisa dalam penelitian kuantitatif
bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai
pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti
korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear dll.nya.
6. Data
6. Data
Pada pendekatan kualitatif, data
bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang
dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan
catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan.
Sebaliknya penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/ angka-angka statistik
ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk
variable-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya
skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
7.
Sampel
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan
kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sample
didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih
sample merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan
penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sample teoritis dan
tidak representatif.
Sedang pada pendekatan kuantitatif,
jumlah sample besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin
sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya
pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka stratafikasi sample
diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian,
bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sample yang sedang
diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variable yang akan diteliti, contoh,
penentuan variable yang mana yang ditentukan sebagai variable bebas, variable
tergantung, varaibel moderat, variable antara, dan variabel kontrol. Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variable
pengganggu.
8.
Teknik
Jika peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif, maka yang bersangkutan akan menggunakan teknik observasi atau
dengan melakukan observasi terlibat langsung, seperti yang dilakukan oleh para
peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung
dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap
berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang digunakan
ialah interview tertutup.
Jika pendekatan kuantitatif digunakan
maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan
menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam melakukan
interview, biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk mendapatkan
seperangkat data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan
jenis data yang diperlukan.
9.
Hubungan Peneliti
Dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti.
Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya,
peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila
sample itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner
bukan obyek penelitian.
Dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan
ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya
berjangka waktu pendek.
10.
Kelebihan Dan Kekurangan
Pendekatan kualitatif banyak memakan
waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak
terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan
pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas
peneliti.
Pendekatan kuantitatif memunculkan
kesulitan dalam mengontrol variable-variabel lain yang dapat berpengaruh
terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk
menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses
penentuan sample, pengambilan data dan penentuan alat analisanya.
No comments:
Write komentar