1. Letak dan Fungsi Ginjal
Ginjal
adalah organ eksresi yang paling utama, berjumlah sepasang yang terletak
disebelah kiri dan kanan di dalam rongga perut, letak ginjal kiri lebih tinggi
karena diatas ginjal kanan terdapat hati.
Dalam
dunia kedokteran ginjal biasa disebut dengan ‘ren’ (renal/kidney), berbentuk
seperti kacang merah dengan berat kira-kira 120 - 170 gram, setiap menit 20 –
25 % darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal
memiliki fungsi penting sebagai organ ekskresi dalam tubuh manusia, fungsi
ginjal antara lain :
a.
Membuang sisa-sisa metabolisme seperti urea, asam urat, serta zat lain yang
bersifat merugikan tubuh atau bersifat racun.
b.
Sebagai organ homeostatis seperti menjaga keseimbangan air dalam tubuh dan
mengatur volume plasma darah dan air.
c.
Menjaga keseimbangan asam dan basa cairan darah dengan mengatur pH plasma dan
cairan tubuh dengan cara mengekskresikan urine yang bersifat asam atau basa.
d.
Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu serta menjaga tekanan
osmosis.
e.
Menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti Eritropoietin (EPO),
Renin, dan Kalsitriol. Eritropoitin merangsang sumsum tulang untuk membentuk
sel-sel darah merah.
2. Struktur Ginjal
Ginjal
tersusun atas 3 (tiga) bagian yaitu korteks (kulit) yang merupakan bagian
terluar ginjal, medula (sumsum ginjal), kemudian pelvis renalis yang merupakan
ruang ginjal.
a.
Bagian-bagian pada Ginjal
Pada
bagian korteks terdapat banyak sekali nefron, nefron adalah unit fungsional dan
struktural terkecil pada ginjal, pada manusia terdapat kurang lebih satu juta
nefron.
Nefron
merupakan alat penyaring yang terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1).
Badan Malpighi yang terdiri atas:
a).
Glomerulus
b).
Kapsula Bowman (menyelubungi glomerulus)
2).
Saluran Nefron (tubulus kontortus) yang terdiri atas :
a).
Tubulus kontortus proksimal
b).
Tubulus kontortus distal
c).
Tubulus kontortus kolektifus
d).
Lengkung Henle
b.
Proses Filtrasi pada Ginjal
Glomerulus
berfungsi sebagai penyaring cairan darah. Pada medula(sumsum ginjal) terdapat
piramida dan piala ginjal yang mengandung pembuluh-pembuluh yang berfungsi
untuk menampung hasil ekskresi, pembuluh-pembuluh ini terhubung dengan ureter
yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih merupakan tempat penampungan
urine sementara dan jika telah penuh urine akan dikeluarkan melalui saluran
uretra.
Ginjal
berperan dalam proses pembentukan urine yang melewati beberapa proses yaitu
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengeluaran zat-zat sisa).
1).
Filtrasi
Pembentukan
urine diawali melalui proses filtrasi yang terjadi di glomerulus yang diawali
dari darah yang dipompa masuk melalui arteriola aferen, arteriola aferen memiliki
diameter lebih besar dan lebih pendek dari arteriola eferen yang berdiameter
lebih kecil dan lebih panjang, kondisi ini yang menyebabkan tekanan darah di
arteriola aferen lebih tinggi daripada arteriola eferen sehingga filtrasi dapat
memungkinkan terjadi. Pada proses ini berliter-liter darah didorong masuk ke
dalam glomerulus yang berukuran kecil.
Di
glomerulus terdapat suatu struktur sel-sel kapiler endotelium yang berpori,
membran basiler dan epitel kapsula bowman yang mempermudah proses filtrasi,
faktor-faktor lain yang mempermudah dan mendorong filtrasi adalah tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotik.
Pada
proses filtrasi, sel-sel darah, trombosit, serta sebagian protein plasma
disaring serta diikat agar tidak turut dikeluarkan, sedangkan zat-zat lain
seperti urea, glukosa, asam amino, natrium, kalium, serta garam-garam lain
dapat melewati saringan dan dapat diendapkan. Hal ini terjadi karena ukuran
zat-zat ini lebih kecil sehingga dapat melewati membran.
Hasil
dari filtrasi adalah urine primer yang komposisinya masih serupa dengan darah
hanya tidak mengandung beberapa elemen selular seperti sel darah merah,
selanjutnya cairan filtrasi dari glomerulus akan menuju tubulus dan mengalami
reabsorpsi.
2).
Reabsorpsi
Pada
prosesnya reabsorpsi terjadi penyerapan kembali zat-zat berikut.
a).
Reabsorpsi Air.
Air
yang dapat menebus membran filtrasi akan diabsorpsi sebelum mencapai ureter.
Reabsorpsi air terjadi di tubulus kontortus proksimal dan di tubulus kontortus
distal. Di tubulus kontortus proksimal terjadi proses reabsorpsi pasif melalui
proses osmosis dan di tubulus kontortus distal terjadi proses reabsorpsi aktif
yang disebut reabsorpsi fakultatif yang berlangsung sesuai kebutuhan.
Reabsorpsi di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh hormon Antidiuretik
(ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
b).Reabsorpsi
zat-zat yang penting bagi tubuh.
Beberapa
zat-zat penting bagi tubuh seperti protein, asam amino, glukosa, asam asetat
dan vitamin akan direabsorpsi secara aktif di tubulus proksimal sehingga tidak
ditemukan lagi di lengkung Henle.
c).
Reabsorpsi zat-zat tertentu
Reabsorpsi
zat-zat tertentu dapat terjadi secara transpor aktif dan difusi, zat-zat itu
antara lain Na+, K+, PO4-, NO-3. Ion-ion khususnya ion Na+ mengalami difusi
dari sel tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi dapat terjadi karena perbedaan
konsentrasi ion di dalam dan diluar sel tubulus.
Setelah
proses reabsorpsi maka tubulus akan menghasilkan urine sekunder, dimana zat-zat
yang masih diperlukan tidak ditemukan lagi, sedangkan konsentrasi zat-zat yang
merugikan tubuh atau bersifat racun akan bertambah.
d).
Augmentasi
Augmentasi
merupakan proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam
tubulus kontortus distal, peristiwa ini disebut seksresi tubular. Sel-sel
tubulus mensekresikan ion hidrogen (NH3-¬) dan ion kalium (K+) ke dalam tubulus
dengan proses difusi, penambahan ion hidrogen dimaksudkan untuk menjaga pH.
Selanjutnya
setelah proses-proses diatas terjadi, urine dikeluarkan dari dalam tubuh
(mikturasi), biasanya ketika urine di kantong kemih mencapau 200 – 300 ml maka
akan timbul refleks rasa ingin buang air kecil.
3. Penyakit pada Ginjal
Sebagai
organ Ekskresi ginjal juga rentan mengalami gangguan dan penyakit berikut
beberapa penyakit yang menyerang ginjal:
1).
Diabetes Mellitus (kencing manis)
Diabetes
mellitus ditandai dengan sering buang air kecil, rasa haus yang terus menerus
serta mudah lapar. Diabetes mellitus menyebabkan hiperglisemia (peningkatan
kadar gula darah), diabetes mellitus disebabkan kurangnya produksi insulin atau
kurangnya sensitifitas jaringan tubuh terhadap insulin.
Diabetes
menyebabkan kadar gula darah yang tinggi, jika kadar gula darah sampai 160 –
180 mg/dl maka glukosa akan dikeluarkan bersama urine
2).
Gagal Ginjal
Gagal
ginjal disebabkan kerusakan ginjal secara permanen yang menyebabkan ginjal
gagal melaksanakan fungsinya, gagal ginjal ditandai dengan edema (pembengkakan)
tubuh serta hipertensi.
Dewasa
ini kemajuan ilmu pengetahuan memungkinkan fungsi ginjal digantikan, pengantian
fungsi ginjal tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau
Terapi Penganti Ginjal (TPG).
3).
Batu Ginjal
Batu
ginjal merupakan massa keras seperti batu yang terbentuk di saluran kemih atau
di ginjal. proses pembentukan batu tersebut disebut urolitiasis. Batu ginjal
dapat terbentuk apabila urine mengalami jenuh terhadap garam-garam. Batu ginjal
terdiri dari sekitar 80% kalsium sedangkan sisanya berupa asam urat, dan
sistin.
No comments:
Write komentar