Friday, 6 September 2019

Ginjal : Fungsi, Struktur Ginjal dan Penyakit Ginjal

1. Letak dan Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ eksresi yang paling utama, berjumlah sepasang yang terletak disebelah kiri dan kanan di dalam rongga perut, letak ginjal kiri lebih tinggi karena diatas ginjal kanan terdapat hati.
Dalam dunia kedokteran ginjal biasa disebut dengan ‘ren’ (renal/kidney), berbentuk seperti kacang merah dengan berat kira-kira 120 - 170 gram, setiap menit 20 – 25 % darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal memiliki fungsi penting sebagai organ ekskresi dalam tubuh manusia, fungsi ginjal antara lain :
a. Membuang sisa-sisa metabolisme seperti urea, asam urat, serta zat lain yang bersifat merugikan tubuh atau bersifat racun.
b. Sebagai organ homeostatis seperti menjaga keseimbangan air dalam tubuh dan mengatur volume plasma darah dan air.
c. Menjaga keseimbangan asam dan basa cairan darah dengan mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan urine yang bersifat asam atau basa.
d. Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu serta menjaga tekanan osmosis.
e. Menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti Eritropoietin (EPO), Renin, dan Kalsitriol. Eritropoitin merangsang sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah merah.

2.   Struktur Ginjal
Ginjal tersusun atas 3 (tiga) bagian yaitu korteks (kulit) yang merupakan bagian terluar ginjal, medula (sumsum ginjal), kemudian pelvis renalis yang merupakan ruang ginjal.
a. Bagian-bagian pada Ginjal
Pada bagian korteks terdapat banyak sekali nefron, nefron adalah unit fungsional dan struktural terkecil pada ginjal, pada manusia terdapat kurang lebih satu juta nefron.
Nefron merupakan alat penyaring yang terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1). Badan Malpighi yang terdiri atas:
a). Glomerulus
b). Kapsula Bowman (menyelubungi glomerulus)
2). Saluran Nefron (tubulus kontortus) yang terdiri atas :
a). Tubulus kontortus proksimal
b). Tubulus kontortus distal
c). Tubulus kontortus kolektifus
d). Lengkung Henle

b. Proses Filtrasi pada Ginjal
Glomerulus berfungsi sebagai penyaring cairan darah. Pada medula(sumsum ginjal) terdapat piramida dan piala ginjal yang mengandung pembuluh-pembuluh yang berfungsi untuk menampung hasil ekskresi, pembuluh-pembuluh ini terhubung dengan ureter yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih merupakan tempat penampungan urine sementara dan jika telah penuh urine akan dikeluarkan melalui saluran uretra.
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urine yang melewati beberapa proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat-zat sisa).

1). Filtrasi
Pembentukan urine diawali melalui proses filtrasi yang terjadi di glomerulus yang diawali dari darah yang dipompa masuk melalui arteriola aferen, arteriola aferen memiliki diameter lebih besar dan lebih pendek dari arteriola eferen yang berdiameter lebih kecil dan lebih panjang, kondisi ini yang menyebabkan tekanan darah di arteriola aferen lebih tinggi daripada arteriola eferen sehingga filtrasi dapat memungkinkan terjadi. Pada proses ini berliter-liter darah didorong masuk ke dalam glomerulus yang berukuran kecil.
Di glomerulus terdapat suatu struktur sel-sel kapiler endotelium yang berpori, membran basiler dan epitel kapsula bowman yang mempermudah proses filtrasi, faktor-faktor lain yang mempermudah dan mendorong filtrasi adalah tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.
Pada proses filtrasi, sel-sel darah, trombosit, serta sebagian protein plasma disaring serta diikat agar tidak turut dikeluarkan, sedangkan zat-zat lain seperti urea, glukosa, asam amino, natrium, kalium, serta garam-garam lain dapat melewati saringan dan dapat diendapkan. Hal ini terjadi karena ukuran zat-zat ini lebih kecil sehingga dapat melewati membran.
Hasil dari filtrasi adalah urine primer yang komposisinya masih serupa dengan darah hanya tidak mengandung beberapa elemen selular seperti sel darah merah, selanjutnya cairan filtrasi dari glomerulus akan menuju tubulus dan mengalami reabsorpsi.

2). Reabsorpsi
Pada prosesnya reabsorpsi terjadi penyerapan kembali zat-zat berikut.
a). Reabsorpsi Air.
Air yang dapat menebus membran filtrasi akan diabsorpsi sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi air terjadi di tubulus kontortus proksimal dan di tubulus kontortus distal. Di tubulus kontortus proksimal terjadi proses reabsorpsi pasif melalui proses osmosis dan di tubulus kontortus distal terjadi proses reabsorpsi aktif yang disebut reabsorpsi fakultatif yang berlangsung sesuai kebutuhan. Reabsorpsi di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh hormon Antidiuretik (ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis.

b).Reabsorpsi zat-zat yang penting bagi tubuh.
Beberapa zat-zat penting bagi tubuh seperti protein, asam amino, glukosa, asam asetat dan vitamin akan direabsorpsi secara aktif di tubulus proksimal sehingga tidak ditemukan lagi di lengkung Henle.

c). Reabsorpsi zat-zat tertentu
Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat terjadi secara transpor aktif dan difusi, zat-zat itu antara lain Na+, K+, PO4-, NO-3. Ion-ion khususnya ion Na+ mengalami difusi dari sel tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi ion di dalam dan diluar sel tubulus.

Setelah proses reabsorpsi maka tubulus akan menghasilkan urine sekunder, dimana zat-zat yang masih diperlukan tidak ditemukan lagi, sedangkan konsentrasi zat-zat yang merugikan tubuh atau bersifat racun akan bertambah.

d). Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal, peristiwa ini disebut seksresi tubular. Sel-sel tubulus mensekresikan ion hidrogen (NH3-¬) dan ion kalium (K+) ke dalam tubulus dengan proses difusi, penambahan ion hidrogen dimaksudkan untuk menjaga pH.

Selanjutnya setelah proses-proses diatas terjadi, urine dikeluarkan dari dalam tubuh (mikturasi), biasanya ketika urine di kantong kemih mencapau 200 – 300 ml maka akan timbul refleks rasa ingin buang air kecil.

3. Penyakit pada Ginjal
Sebagai organ Ekskresi ginjal juga rentan mengalami gangguan dan penyakit berikut beberapa penyakit yang menyerang ginjal:

1). Diabetes Mellitus (kencing manis)
Diabetes mellitus ditandai dengan sering buang air kecil, rasa haus yang terus menerus serta mudah lapar. Diabetes mellitus menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah), diabetes mellitus disebabkan kurangnya produksi insulin atau kurangnya sensitifitas jaringan tubuh terhadap insulin.
Diabetes menyebabkan kadar gula darah yang tinggi, jika kadar gula darah sampai 160 – 180 mg/dl maka glukosa akan dikeluarkan bersama urine

2). Gagal Ginjal
Gagal ginjal disebabkan kerusakan ginjal secara permanen yang menyebabkan ginjal gagal melaksanakan fungsinya, gagal ginjal ditandai dengan edema (pembengkakan) tubuh serta hipertensi.
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan memungkinkan fungsi ginjal digantikan, pengantian fungsi ginjal tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Penganti Ginjal (TPG).

3). Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan massa keras seperti batu yang terbentuk di saluran kemih atau di ginjal. proses pembentukan batu tersebut disebut urolitiasis. Batu ginjal dapat terbentuk apabila urine mengalami jenuh terhadap garam-garam. Batu ginjal terdiri dari sekitar 80% kalsium sedangkan sisanya berupa asam urat, dan sistin.

No comments:
Write komentar