A. Teori Himpunan
Topik teori himpunan merupakan landasan penting untuk pemahaman
teori peluang. Berbagai persoalan peluang akan lebih mudah dipahami apabila
seseorang telah memiliki bekal pengetahuan dasar tentang teori himpunan.
1. Himpunan dan Keanggotaan
Himpunan adalah kumpulan
sejumlah benda atau objek yang didenifisikan dengan jelas, sedangkan anggota adalah objek yang mengisi atau
membentuk sebuah himpunan.
Objek suatu himpunan
sangat bervariasi seperti :
a. Angka;
b. Huruf;
c. Buah-buahan;
d. Hewan;
e. Benda lain;
2. Cara menyatakan himpunan
Penulisan sebuah himpunan dapat dilakukan dengan 2 macam cara
yaitu :
a. Cara daftar ialah dengan mencantumkan seluruh objek yang
menjadi anggota himpunan tersebut.
Misalnya : Himpunan A
terdiri dari bilangan 1,2,3,4, dan 5, ditulis dengan cara daftar A = {1,2,3,4,5}
b. Cara kaidah ialah dengan menyatakan ciri tertentu dari objek
yang menjadi anggota himpunan tersebut.
Misalnya : Himpunan A di
atas kalau ditulis dengan cara kaidah adalah A={x|x bilangan bulat, 0<x<6 berarti="" himpunan="" i="" nbsp="" yang="">A6>
3. Himpunan semesta dan himpunan kosong
Himpunan semesta adalah himpunan
yang memuat semua objek yang dibicarakan. Sedangkan himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Himpunan semesta biasanya ditulis
dengan simbol atau lambang S
sedangkan himpunan kosong biasanya
dilambangkan dengan Ø (dibaca;
himpunan kosong) atau { }.
“Secara
teoretis, himpunan kosong adalah himpunan
bagian dari setiap himpunan”
4. Bilangan kardinal
Bilangan kardinal
adalah banyaknya
anggota suatu himpunan. Notasi yang digunakan untuk menyatakan bilangan
kardinal sebuah himpunan A adalah n(A). Hipmpunan A dan B di atas mempunyai
bilangan kardinal yang sama, yaitu n(A) = n(B) = 4. Namun, bilangan kardinal ini
akan digunakan secara terbatas pada aljabar himpunan dan perhitungan nilai
peluang.
5. Aljabar himpunan
Ada beberapa aturan main dalam
mengoperasikan himpunan sebagai bagian dari aljabar himpunan :
a. Gabungan
Misalkan: A dan B, gabungan (union) A dan B dituliskan dengan
notasi A U B (baca; A gabung B) adalah himpunan yang memuat anggota milik A atau milik B. Dalam bentuk simbol ditulis A U B ={x | x Є A atau x Є B}.
b. Irisan
Irisan (intersection) himpunan A
dan himpunan B, ditulis dengan notasi
A ∩ B (dibaca; A iris B), adalah
himpunan yang memuat anggota persekutuan A dan B. Dalam bentuk simbol ditulis A ∩ B
= {x | x Є A dan
x Є B}.
c. Komplemen dan selisih
Komplemen dari himpunan A, dituliskan dengan notasi Ak (dibaca; A komplemen),
adalah himpunan yang memuat semua anggota S yang tidak dimiliki oleh A. Dalam bentuk simbol ditulis Ak = {x | x Є S dan x Є A} .
d. Hukum-hukum dalam aljabar himpunan
Hukum-hukum tersebut diberikan dengan
tetap menggunakan simbol S sebagai
himpunan semesta, A, B dan C sebarang himpunan S.
1). Hukum
idempoten
a). A U A = A
b). A ∩ A = A
2). Hukum
asosiatif
a). ( A U B ) U C = A U ( B U C )
b). ( A ∩ B ) ∩ C = A ∩ ( B ∩ C )
3). Hukum
komutatif
a). A U B = B U A
b). A ∩ B = B ∩ A
4). Hukum
distributif
a). A U (
B ∩ C ) = (A U B ) ∩ ( B U C )
b). A ∩ ( B U C ) = (A ∩ B ) U ( B ∩ C )
5). Hukum
identitas
a). A U Ø = A
b). A ∩ S = A
c). A U S = S
d). A ∩ Ø = Ø
6). Hukum
kelengkapan
a). A U Ak = S
b). A ∩ Ak = Ø
c). (Ak )k
= A
d). Sk = Ø, Øk = S
7). Hukum de
Morgan
a). (A U B)k = Ak ∩ Bk
b). (A ∩ B)k = Ak U Bk
No comments:
Write komentar