A. Prinsip Dasar Perhitungan
Ada
dua prinsip dasar yang digunakan dalam menghitung yaitu aturan penjumlahan dan
aturan perkalian.
1. Prinsip dasar perhitungan
Jika
suatu himpunan A terbagi dalam himpunan bagian A1, A2,...An, maka jumlah unsur
pada himpunan A akan sama dengan jumlah semua unsur yang ada pada setiap
himpunan bagian A1, A2,...An.
Secara
tidak langsung, pada prinsip penjumlahan, setiap himpunan bagian A1, A2,...An, tidak saling tumpang tindih (
saling lepas ). Untuk himpunan yang saling tumpang tindih tidak berlaku lagi
prinsip penjumlahan, dan ini harus diselasaikan dengan prinsip inklusi-ekslusi
yang akan dibahas kemudian.
Contoh
:
a.
Seorang guru SD di daerah, mengajar murid kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Jika
jumlah murid kelas 4 adalah 25 orang dan jumlah murid kelas 5 adalah 27 orang
serta jumlah murid kelas 6 adalah 20 orang, maka jumlah murid yang diajar guru
tersebut adalah 25+27+20= 72 murid
b.
Seseorang mahasiswa ingin memebeli sebuah motor. Ia dihadapkan untuk memilih
pada setu jenis dari tiga merek motor, honda 3 pilihan, susuki 2 pilihan, dan
yamaha 2 pilihan. Dengan demikian, mahasiswa tersebut mempunyai pilihan
sebanyak 3+2+2=7 pilihan
2. Prinsip perkalian
Misalkan
sebuah prosedur dapat dipecah dalam dua penugasan. Penugasan pertama dapat
dilakukan dalam n1 cara,
dan tugas ke dua dapat dilakukan dalam n2
cara setelah tugas pertama dilakukan. Dengan demikian, dalam mengerjakan
prosedur tersebut pada (n1 x n2) cara. Secara tidak
langsung, pada perinsip perkalian, bisa terjadi saling tumpang tindih (tidak
saling lepas).
Contoh
:
Seorang
guru SD didaerah, mengajar murid kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Jika jumlah
murid kelas 4 adalah 25 orang dan jumlah murid kelas 5 adalah 27 orang serta
jumlah murid kelas 6 adalah 20 orang, jika guru tersebut ingin memilih tiga
orang murid dari anak didiknya, dimana seorang murid dari setiap kelas, maka
guru tersebut mempungai 25x27x20=13500 cara dalam memilih susunan 3 murid tersebut
B. Kaidah Pencacahan
Kaidah pencacahan atau Counting
Slots adalah suatu aidah yang
digunakan untuk menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi darisuatu peristiwa.
Kaidah pencacahan terdiri atas:
1.
Pengisian tempat yang tersedia (Filling
Slots),
2.
Permutasi,
3.
Kombinasi.
Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots)
Jika suatu peristiwa dapat dikerjakan dengan K1 cara
yang berbeda, peritiwa kedua dapat dikerjakan dengan K2 yang berbeda
dan seterusnya sampai peristiwa ke-n, maka banyaknya cara yang berbeda dari
semua peristiwa tersebut adalah K, dimana K = K1 x K2 x ... ... x Kn.
K disebut dengan istilah banyaknya tempat tempat yang tersedia dengan aturan perkalian atau kaidah perkalian.
K disebut dengan istilah banyaknya tempat tempat yang tersedia dengan aturan perkalian atau kaidah perkalian.
Untuk menentukan banyaknya tempat yang gtersedia dapat
mengunkanan tabel siang, diagram pohon, dan pasangan berurutan.
Contoh :
Misalkan
ada 2 celana berwarna hitam dan biru serta 4 baju berwarna kuning, merah,
purih, dan ungu. Ada berapa banyak pasangan warna celana dan baju yang dapat
dibentuk ?
Dari contoh kasus di atas, dapat diselesaikan dengan kaidah
pencacaha. Banyaknya cara yang mungkin terjadi dari peristiwa tersebut, dapat
diketahui dengan meggunakan metode berikut.
1. Diagram Pohon
Diagram pohon merupakan suatu metode
yang ditempuh dalam menentukan banyak cara yang terjadi dalam sebuah peristiwa
yang biasanya berbentukpohon karena bercabang.
Contoh kasus di atas.
2. Tabel Silang
Metode tabel silang adalah metode yang
digunakan dalam menentukan suatu cara dalam sebuah peristiwa yang biasanya
disajikan dalam bentuk tabel.
Misalkan dari contoh kasusu di atas,
maka penyelesaian dengan metode tabel silang adalah sebagai berikut.
Celana
|
Baju
|
|||
Kuning (K)
|
Merah (M)
|
Putih (P)
|
Ungu (U)
|
|
Hitam (H)
|
HK
|
HM
|
HP
|
HU
|
Biru (B)
|
BK
|
BM
|
BP
|
BU
|
3. Pasangan Berurutan
Pasangan berurutan merupakan suatu cara
menuliskan anggota dua himpunan yang dipasangkan, anggota pertama pasangna itu
berasal dari himpunan yang pertama dan anggota kedua berasal dari himpunan yang
kedua.
Misalkan A = {Bolpoin, Pensil} dan B = {Merah, Biru, Hitam}.
Pasangan berurut A dan B dapat dinyatakan sebagai diagram panah seprti pada
gambar
Pada diagram panah diatas dapat disusun pasangan berurutan antara pilihan barang dan pilihan warna sebagai berikut.
( Balpoin,
Merah ) ( Pensil,
Merah )
( Balpoin,
Biru ) (
Pensil, Biru )
( Balpoin, Hitam
) ( Pensil, Hitam
)
Jadi,
diperoleh 6 pasang pilihan yang dapat kalian lakukan.
No comments:
Write komentar