Belajar
merupakan peristiwa sehari-hari
di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks, yang dapat dipandang dari dua
subjek yaitu guru dan siswa. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu
proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan alam, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku
pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku
belajar tentang sesuatu hal.
Belajar merupakan proses internal yang
kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar
yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar
tertentu.
1.
Tujuan Instruksional, Tujuan Pembelajaran dan Tujuan Belajar
Dari segi guru tujuan instruksional dan
tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan
instruksional (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara
legal di sekolah. Tujuan kurikulum sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan
pendidikan nasional yang terumus dalam UU pendidikan yang berlaku. Dalam hal
ini misalnya, UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Acuan
pada kurikulum yang berlaku tersebu, berarti juga mengaitkan pada bahan belajar
yang “harus” diajarkan oleh guru. Bahan belajar tersebut ditentukan oleh ahli
kurikulum.
Dari segi siwa, sasaran belajar tersebut
merupakan panduan belajar. Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa
sebagai akibat adanya informasi guru. Panduan belajar tersebut harus diikuti
sebab mengisyaratkan keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa berarti
tercapainya tujuan belajar siswa, dengan demikian merupakan tercapainya tujuan
instruksional, dan sekaligus tujuan belajar perantara bagi siswa. Dengan
keberhasilan belajar, maka siswa akan menyusun program belajar dan tujuan
belajar sendiri. Bagi siswa, hal itu berarti melakukan emansipasi diri dalam
rangka mewujudkan kemandirian.
2.
Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami
tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa
belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran
belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.
Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang diajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan
menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan, adanya
evaluasi dan keberhasilan belajar enyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan
dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri.
Kegiatan belajar penting bagi guru dan
siswa sendiri. Dalam desain instruksional guru merumuskan tujuan instruksional
khusus atau sasaran belajar siswa. Rumusam tersebut disesuaikan dengan perilaku
yang dapat dilakukan siswa.
Dari segi guru, guru memberikan
informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa, sasaran belajar tersebut
merupakan tuuan belajarnya “sementara”. Dengan belajar, maka kemampuan siswa
meningkat. Meningkatnya kemampuan mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar
yang baru. Bila semua siswa menerima semua sasaran belajar dari guru, maka
makin lama siswa membuat sasaran belajar sendiri. Dengan demikian makin lama
siswa akan dapat membut program belajarnya sendiri.
Dari kegiatan interaksi belajar
mengajar, guru mengajari siswa dengan harapan bahwa siswa dapat belajar. Dengan
belajar maka kemampuan siswa akan meningkat. Ranah-ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa semakin berfungsi. Sementara itu usia dan perkembangan
jiwanya juga semakin meningkat. Dari segi perkembangan, anak telah memiliki
tujuan sendiri pada usia muda (pubertas) dan dewasa muda. Pada usia tersebut
siswa telah sadar dan memiliki rasa tanggung jawab. Dari segi pembelajaran,
sadar dan tanggung jawab tersebut perlu pendidikan. Dengan kata lain perlahan-lahan
siswa perlu dididik agar memiliki rasa tanggung jawab dan membuat program
belajar dengan tujuan belajar sendiri.
No comments:
Write komentar