A. Model pembelajaran Resource-Based Learning
Menurut Nasution (Mushlihin Al-Hafizh, 2013) Resource Based Learning (RBL) adalah proses pembelajaran yang langsung menghadapkan peserta didik dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional di mana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Menurut Baswick , pembelajaran berdasarkan sumber (Resource Based Learning) melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multi media, web, dan masyarakat), dimana para siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan informasi sebanyak mungkin.
Dalam model Resource Based Learning (RBL), guru bukan merupakan sumber belajar satu satunya. Peserta didik dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam ruang perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu.
Belajar berdasarkan sumber atau resource based learning, bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan sejumlah perubahan-perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Perubahan perubahan itu mengenai:
1. Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia.
2. Perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentang tuntutannya.
3. Perubahan tentang pengertian kita tentang anak dan caranya belajar.
4. Perubahan dalam media komunikasi.
B. Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan agar memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Menurut Warsita (2008:2100 jenis-jenis sumber belajar, diantaranya :
1. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan dan dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.
2. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan, laboran, instruktur, widyaiswara, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.
3. Bahan adalah merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya, buku teks, modul, transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program slide suara, programmed instruction, CAI (pembelajaran berbasis komputer), film dan lain-lain.
4. Alat adalah perangkat kelas (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya, OHP, proyektor slide, tape recorder, video/CD pleyer, komputer, proyektor film dan lain-lain.
5. Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka dan sebagainya.
6. Latar/lingkungan adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana lingkungan belajar dan lain-lain.
C. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber (Resource Based Learning)
1. Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat alat audio visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber sumber yang tersedia.
2. Berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang luas dan aneka ragamnya sumber sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
3. Berhasrat untuk mengganti pasivitas peserta didik dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya.
4. Berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, model pembelajaran kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan cara konvensional.
5. Memberi kesepatan kepada peserta didik untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing masing.
6. Lebih flexibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
7. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri peserta didik dalam hal belajar.
D. Tujuan Pembelajaran Resource Basic Learning
a. Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai sumber informasi dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangakan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
c. Memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau tempat.
d. Meningkatkan perkembanagan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan
Salah satu langkah yang paling penting dalam resource based laeaning adalah melibatkan peserta didik dalam mengembangkan pertanyaan penelitian. Sekali pertanyaan ini telah terbangun, mereka dibimbing untuk menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
2. Merencanakan cara mencari informasi
Peserta didik difasilitasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial. Sumber informasi meliputi media cetak, non-cetak maupun orang.
3. Mengumpulkan informasi
Selama melakukan pengumpulan informasi, peserta didik dituntut untuk mampu mengidentifikasi (memilih dan memilah) informasi dan fakta apa saja yang penting dan relevan dengan pertanyaan penelitian dan mengkategorikan hasil temuannya tersebut.
4. Menggunakan informasi
Setelah informasi yang diperlukan telah terkumpul, peserta didik perlu mendapat bimbingan bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah sekedar mendapatkan informasi tapi bagaimana menggunakan informasi tersebut dalam kata atau bahasa mereka sendiri dengan tidak lupa mencantumkan sumber informasi tersebut dari mana atau dari siapa.
5. Mensintesa informasi
Berbekal informasi yang telah diperoleh, peserta didik dibimbing untuk mengorganisasikan informasi tersebut kedalam susunan yang sistematis, logis dan memungkinkan untuk dipahami dengan cepat dan benar oleh orang lain termasuk juga peserta didik diminta untuk memilih cara menyajikan hasilnya pada orang lain dengan menggunakan cara tertulis, presentasi, visual, oral atau kombinasi dari kesemuanya.
6. Evaluasi
Setelah semua informasi disusun dengan baik kedalam berbagai format yang relevan. Jangan lupa untuk meembiasakan peserta didik melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka lakukan, apakah memang menurut mereka sudah baik atau belum. Hal ini penting agar peserta didik menyadari betul apa yang sedang dia lakukan. Dan inilah puncak dari proses resources based learning sebenarnya. Evaluasi dan refleksi oleh mereka sendiri.
F. Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, hakikat matematika merupakan kumpulan ide-ide abstrak, struktur-struktur dan disusun secara hirarkis dengan pola mengorganisasikan, menggunakan istilah dengan cermat dan susunannya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, serta dalam penalarannya bersifat deduktif, Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi baik yang bersumber dalam diri peserta didik maupun potensi yang ada di luar diri peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini, pembelajaran matematika merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan simbol-simbol matematika, yang banyak dipengaruhi oleh sistem penalaran dan intelegensi.
Agar proses pembelajaran matematika dapat berlangsung dengan baik, maka tentu sangat dipengaruhi oleh dua variabel penting yang ada di dalam kelas yaitu guru dan peserta didik. Oleh karena itu, sangat penting bagi tenaga pengajar dalam hal ini guru menciptakan situasi dan kondisi belajar yang mampu mengantarkan peserta didik mencapai hasil yang baik dalam kegiatan belajarnya.
Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran resource based learning merupakan proses pembelajaran yang langsung menghadapkan peserta didik dengan suatu atau sejumlah sumber belajar, seperti buku dalam perpustakaan, alat audio-visual, dan sumber lainnya secara individual atau kelompok. Dalam hal ini lingkungan Sekolah sangat berpengaruh dalam pelaksanaan metode pengajaran ini, yaitu dengan memperhatikan fungsi dan peran perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar siswa.
Uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran resource based learning dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dan lebih aktif selama proses pembelajaran matematika. Dengan demikian, proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran resource based learning akan membawa perubahan positif terhadap intelektualitas peserta didik. Disamping itu, dapat meningkatkan proses berpikir kritis dan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah serta dapat meningkatkan hasil belajar matematika
NO
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Peserta Didik
|
1
|
Guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model Resource Based Learning
|
Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
|
2
|
Pengenalan materi matematika dan penyelesaiannya
|
Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
|
3
|
Guru memberikan contoh soal dan cara mengembangkannya menjadi sub – sub pertanyaan dan penyelesaiannya.
|
Peserta didik menyimak penyampaian guru
|
4
|
Guru membagi peserta didik dalam kelompok – kelompok secara heterogen
|
Peserta didik bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing
|
5
|
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
|
Peserta didik menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan oleh guru
|
6
|
Guru membimbing, mengawasi, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan masalah matematika
|
Peserta didik menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan oleh guru
|
7
|
Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk melaporkan hasil pekerjaannya
|
Masing – masing kelompok yang telah selesai melakukan diskusi harus melaporkan kerja kelompoknya kepada guru
|
8
|
Guru meminta beberapa kelompok yang sudah selesai untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas.
|
Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasekan hasil kerja kelompoknya didepan kelas
|
9
|
Guru menegaskan kembali hasil diskusi yang telah disajikan siswa.
|
Peserta didik menyimak penjelasan guru
|
10
|
Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi siswa.
|
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
|
Tabel. Sintaks Model Pembelajaran Resource Based Learning
G. Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Resource Based Learning
1. Kelebihan Resource Based Learning
Menurut Darrel (Aini: 2009 ), belajar berbasis aneka sumber ( resource based learning) dapat memberikan keuntungan bagi peserta didik sebagai berikut:
a. Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang selama ini tidak tampak. Tidak saja pada masa sekolah, tapi perkembangan terus berlanjut sepanjang hidup.
b. Dengan menggunakan sumber belajar, memungkinkan pembelajaran berlangsung terus menerus dan belajar menjadi mudah diserap dan lebih siap diterapkan. Keterampilan dan pengetahuan meningkat secara bersamaan.
c. Seseorang dapat belajar sesuai dengan kecepatannya, sesuai dengan waktunya sendiri dan tanpa rasa takut akan persaingan.
2. Kekurangan Model pembelajaran Resourse Based Learning
Menurut Nur Aini Haas dalam Khaeriyah 2015 kelemahan dari model pembelajaran Resource Based Learning yaitu:
a. Menuntut kemampuan dan kreativitas siswa dan guru,
b. Menuntut persiapan pembelajaran yang matang dari seorang guru.
c. Menuntut kemampuan dan kreativitas guru dalam menggunakan aneka sumber belajar di sekolah sehingga guru harus berpengetahuan luas dan kreatif dalam menyajikan aneka sumber belajar yang dibutuhkan, akan tetapi terkadang kebutuhan sumber belajar itu di luar kemampuan sekolah dan siswa.
d. Menuntut persiapan pembelajaran yang matang. Persiapan pembelajaran dengan model ini seringkali menyita banyak waktu sehingga pengelolaan kelas kurang efisien.