Menururt Sudjana alat peraga adalah
suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru
agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga dalam
mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya
beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.
Unsur metode dan alat merupakan unsur
yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau
tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam
pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang
penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami
oleh siswa.
Alat peraga sering disebut audio visual,
dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut
berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa.
Dalam proses belajar mengajar alat peragadipergunakan dengan tujuan membantu
guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
1.
Jenis-Jenis Alat Peraga
Adapun beberapa contoh alat peraga yang
dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga
yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh
anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu
persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari
bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota. Salah satu yang harus
diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak
besar/kelas besar.
c. Papan Tulis
Peranan papan tulis tidak kalah
pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai
alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai
papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana
sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang,
kota atau kejadian.
2.
Fungsi Alat Peraga
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian
adalah teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika secara
tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga
mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dapat memilih dan
menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.
Secara umum fungsi alat peraga adalah:
a. Sebagai media dalam menanamkan
konsep-konsep matematika.
b. Sebagai media dalam memantapkan
pemahaman konsep.
c. Sebagai media untuk menunjukan
hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi
konsep dalam kehidupan nyata.
3.
Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan
penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
a.
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:
1). Menumbuhkan minat belajar siswa
karena pelajaran menjadi lebih menarik.
2). Memperjelas makna bahan pelajaran
sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
3). Metode mengajar akan lebih
bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
4). Membuat lebih aktif melakukan
kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
b.
Adapun tujuan dari alat peraga untuk:
1). Memperkenalkan, membentuk,
memperkaya, serta memperjelas.
2). Mengembangkan sikap yang
dikehendaki.
3). Mendorong kegiatan siswa lebih
lanjut.
Pemakaian alat peraga merangsang
imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra
dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu
dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui,
melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang
paling umum dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran,
anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan.
Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang
diceritakan.
Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa
hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih
dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah
gambar “. Dengan demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh
kesan yang jauh lebih mendalam.
c.
Kekurangan Alat Peraga
1. Mengajar dengan memakai alat peraga
lebih banyak menuntuk guru.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk
persiapan
3. Perlu kesediaan berkorban secara
materiil
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan
gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan
peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan
bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai “alat
Bantu “semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga
keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan.
Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai alat Bantu guru
dalam mengajar.
Menururt Ruseffendi alat peraga yang
digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Menyatakan bahwa alat
peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang
cukup kuat ).
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak
rumit ).
4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan
ukuran fisik anak.
5. Dapat mengajikan konsep matematika
(tidak mempersulit pemahaman)
6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7. Dapat memperjelas konsep (tidak
mempersulit pemahaman )
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar
bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
9. Bila kita mengharap siswa belajar
aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan
, yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot,
(diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
10. Bila mungkin alat peraga tersebut
dapat berfaedah lipat (banyak ).
Proses pembelajaran dengan menggunakan
bantuan alat peraga tidak selamanya dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga
justru bukannya membantu memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya
membuat siswa menjadi bingung.
Dalam memilih alat peraga secara tepat
terdapat lima hal yang harus di perhatikan oleh guru yakni: tujuan, materi
pelajaran, strategi belajar mengajar, kondisi dan siswa yang belajar serta
perlu waspada, sehingga tidak memakai media mengajar yang tidak begitu kecil,
sehingga anak sulit melihat dan menjadi ribut. Serta gambar yang terlalu asing
pada perasaan anak, umpanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok
di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar
mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan
bermutu sebagai alat Bantu mengajar.
Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi
proses belajar dengan efektif dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang
bertugas mengatur adalah instruction. Tujuannya dalam hal ini ialah
mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang
relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Agar alat dapat
berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu dikembangkan dengan
memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Kecuali itu,
penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara sistematis
seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan instruksional.
AECT (Association for Educational
Communications and Technology) mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses
yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek
belajar manusia.
Tekologi instruksional adalah suatu
proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan
dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap masalah tersebut dalam
situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara sengaja, bertujuan dan
terkontrol.
Dari defenisi tersebut ciri-ciri
teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang
bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran menggunakan komponen sistem
pembelajaran. Kegiatan insturksional yang direncanakan secara integral dan
sistematis dalam suatu komponen pembelajaran merupakan ujud dari pemecahan
masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa
alat peraga adalah merupakan salah satu komponen dalam sumber belajar,
sekaligus merupakan salah satu bentuk pemecahan belajar menurut teknologi pendidikan,
dengan melalui suatu perancangan yang sistematis. Hubungan antara alat dan
teknologi pendidikan ini ditegaskan lagi oleh Yusuf hadi miarso, dkk bahwa
membicarakan media tentu saja tak dapat terlepas dari membicarakan.