Thursday, 19 March 2020

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF ALAMI PADA HEWAN

Kebanyakan hewan berkembangbiak secara generatif (ovipar,vivipar,dan ovovivipar). Akan tetapi, ada juga hewan yang berkembangbiak secara vegetatif. Contohnya adalah Hydra, Paramecium, Amoeba, Cacing, Planaria, dll.

Berikut cara perkembangbiakan hewan secara vegetatif:

1. Membelah diri
Sebelum membahas poin satu ini pahami terlebih dahulu perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis. Cara yang pertama adalah dengan membelah diri. Pada umumnya, hewan yang dapat berkembang biak dengan cara ini yaitu hewan bersel satu.
Hewan bersel satu adalah hewan mikroskopis karena hewan ini sangatlah kecil sehingga untuk melihatnya kita membutuhkan alat pembesar misalnya mikroskop. Amoeba adalah contoh hewan bersel satu sehingga mengalami perkembangbiakan dengan cara ini.


Baca Juga : Bagian-bagian Tumbuhan Beserta Fungsinya

Jika seekor bunglon selalu merubah warna tubuhnya, maka berbeda dengan hewan ini. Yang selalu berubah dari amoeba adalah bentuk tubuhnya. Species hewan ini berada di tempat yang berair, misalnya sungai, danau dan juga tanah yang basah.
Hewan bersel satu lainnya yang berkembang biak dengan cara membelah diri selain amoeba, yaitu paramecium. Tubuh dari hewan ini tertutupi oleh silia atau rambut-rambut halus, bentuk tubuhnya pun menyerupai sandal. Paramecium juga hidup di tempat berair seperti amoeba.
Berkembang biak dengan membelah diri adalah membagi tubuh menjadi dua sama besar. Pada tubuh amoeba, kaki semu yang ada padanya ditarik ke dalam sehinggan bentuk tubuhnya menjadi bulat. Seketika itu, amoeba membelah dirinya menjadi dua karena inti sel mulai terbelah dua.
Perkembangbiakan hewan secara vegetatif selanjutnya yaitu dengan cara pertunasan. Pertunasan adalah cara perkembangbiakan pada hewan pada saat organisme baru tumbuh pada hewan tersebut. Organisme baru adalah klon dan secara genetik identik dengan organisme induk. Organisme baru terjadi ketika tunas baru menempel selama pertumbuhan. Hewan yang berkembang biak dengan cara ini contohnya adalah hydra, porifera dan coelenterata.

a. Hydra


Hydra adalah hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis dan tidak tercemar. Sama halnya seperti amoeba, hydra ini juga hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop karena tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Hewan ini memiliki tubuh yang panjangnya kira-kira 10 milimeter dan bentuk tubuhnya seperti tabung.
Hydra dapat melindungi diri ketika dia merasakan ada gangguan mengintainya, yaitu dengan cara melakukan kontraksi pada tubuhnya menjadi gumpalan kecil.
Ketika hydra berkembang biak, perkembangbiakannya dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra yang sudah dewasa. Kemudian tunas kecil tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi tunas baru yang menempel pada hydra dewasa sebagai induknya.

Baca Juga : Pengertian, Fungsi, Struktur dan Ganguan Pada Mulut

Jika tunas kecil tersebut sudah bisa menangkap makanan sendiri maka dia sudah dianggap dewasa sehingga tunas akan melepaskan diri dan membentuk organisme yang baru. Dibawah ini akan kita bahas bagaimana cara perkembangbiakan hydra dengan bertunas.
Tanda pertama adalah tumbuhnya kuncup. Kemudian, tenticles dan mulut pada hydra mulai berkembang. Setelah terlihat perkembangan tenticles dan mulut hydra, dimulai proses pemisahan tunas dari hydra dewasa. Umumnya tunas atau organisme baru lebih kecil dari pada hydra dewasa. Selanjutnya pada langkah terakhir tunas terputus dari induknya atau hydra dewasa yang umumnya berukuran 3/5 dari ukuran induknya.

b. Porifera
Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. klasifikasi filum porifera ini pada umumnya merupakan species hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman 8000 meter dan tidak pernah berpindah-pindah. Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya sehingga dapat dilewati oleh air.



Baca Juga : Pengertian Ekosistem dan Komponen Ekosistem

Air yang masuk ke dalam tubuhnya akan dikeluarkan bersama limbah melalui oskulum yang ada pada bagian tubuh atas hewan yang bentuk tubuhnya menyerupai cerobong asap ini. Hanya saja mereka tidak memiliki jaringan, organ serta tidak memiliki kesimetrisan tubuh.
Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup dalam koloni. Kuncup tersebut akan muncul dari pangkal kaki hewan ini. Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah sebuah koloni. Tidak hanya itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang menjadi porifera yang baru.

c. Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom mempunyai arti berongga dan enteron yang berarti perut. Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut sebagai rongga gastrovasculer.

Baca Juga : Ikan Gabus : Kandungan dan Manfaat Ikan Gabus bagi Kesehatan

Pada dasarnya, cara berkembang biak coelenterata hampir sama saja dengan porifera secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang melekat pada hewan induknya yaitu pada kakinya dan akan tumbuh lebih besar sehingga terbentuk menjadi individu yang baru. Selanjutnya untuk lebih memahami bisa anda pahami lebih dalam mengenai klasifikasi coelenterata agar bisa lebih baik lagi dalam hal pemahaman.

3. Fragmentasi
Dan yang terakhir, jenis perkembangbiakan secara vegetatif adalah fragmentasi. Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan cara memutuskan bagian tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru. Di bawah ini akan kita bahas beberapa contoh hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi.

a. Cacing pita
Cacing pita merupakan hewan yang sangat kecil bahkan dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ketika manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita babi) maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuhnya dan cacing tersebut akan tumbuh dalam tubuhnya tersebut. Nah disitulah daur hidup cacing pita berlangsung secara berkelanjutan.
Perkembangbiakan hewan secara vegetatif yang terdapat dalam tubuh manusia ini adalah cacing pita dewasa merupakan induk semang definitif. Bagian dari tubuh cacing yang sudah mulai matang dan juga terdapat kandungan telur, secara perlahan akan keluar secara pasif bersamaan dengan fases manusia atau bisa secara aktif keluar langsung dari bagian anus manusia.
b. Cacing pipih
Cacing pipih hidup di laut, danau dan sungai bahkan bisa menjadi parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing ini termasuk ke dalam golongan hewan platyhelminthes sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.
Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Dengan cara aseksual, cacing pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh. Namun, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah hilang. Sedangkan secara seksual baru bisa dilakukan dengan cara kawin silang meskipun hewan ini bersifat hermafrodit.

Baca Juga : 5 Alat Indera pada Manusia, Bagian-Bagian, Beserta Fungsinya

No comments:
Write komentar