Saturday, 21 September 2019

5 Alat Indra pada Manusia, Bagian-Bagian, Beserta Fungsinya

Alat Indra pada manusia merupakan reseptor yang berfungsi menerima rangsang. Indra ada lima (pancaindra) yang fangsinya sangat penting bagi manusia yaitu kulit, lidah, hidung, telinga, dan mata.

Indra manusia terdiri atas bagian-bagian yang berfungsi untuk menerima dan menjawab rangsang. Rangsang yang diterima oleh alat indra selanjutnya akan dibawa oleh saraf penghubung menuju ke pusat susunan saraf atau otak. Di otak rangsang tersebut akan diterjemahkan atau diolah dan akan diberi jawaban sesuai dengan rangsang yang diterima oleh indra tersebut.

Baca Juga : Pengertian, Struktur, Fungsi, Cara Kerja dan Penyakit pada Hidung

Penerima rangsang pada alat indra sangat spesifik terhadap macamnya rangsang. Penerima rangsang tersebut antara lain:
1. Eksteroseptor : penerima rangsang dari luar,
2. Interoseptor : penerima rangsang dari dalam tubuh,
3. Proprioseptor : penerima rangsang yang berada dalam otot.

Ada 5 alat Indra (panca Indra) pada manusia yang memiliki fungsi sangat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan. seperti mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk merasakan bau dan lain sebagainya.




Berikut 5 panca Indera Manusia berserta bagian dan fungsinya :
1. Indra Penglihat (Mata)
Mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Ada 3 pasang otot yang menambatkannya pada dinsing rongga mata sebelah dalam sehingga memungkinkan biji mata dapat berputar.
a. Bagian-bagian mata
1). Kornea mata (selaput tanduk, selaput bening), yaitu selaput bening yang terdapat pada bagian depan bola mata, tembus cahaya, dan selalu dibasahi air mata. Pada bagian yang lain, selaput ini berwarna putih disebut selaput putih (sclera).
2). Iris (selaput pelangi), yaitu bagian mata yang berwarna (hitam, coklat, abu-abu, biru atau hijau). Iris merupakan selaput yang memberi warna pada mata karena mengandung pigmen. Iris dapat mengembang dan mengerut untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke bagian dalam mata.
3). Pupil (anak mata), merupakan bagian tengah dari selaput iris yang berlubang, berbentuk bulat, berwarna gelap, dapat membesar dan mengecil. Fungsinya mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa mata.
4). Lensa mata juga merupakan bagian mata yang bening. Letaknya di belakang iris. Lensa mata dapat berkomodasi (mencembung dan memipih) untuk membentuk bayangan.
5). Retina (selaput mata), berupa selaput tipis membatasi bagian dalam mata. Fungsinya sebagai penangkap bayangan karena mengandung sel-sel pengkihat yang menerima rangsang cahaya.
6). Bintik kuning, merupakan tempat yang paling peka terhadap rangsangan cahaya karena paling banyak mengandung sel-sel penglihat. Bintik kuning merupakan cekungan yang terdapat pada retina. Suatu benda akan terlihat paling jelas bila bayangan benda tersebut jatuh pada bintik kuning.
7). Bintik buta, merupakan tempat masuk dan membeloknya berkas saraf menuju otak.



b. Mekanisme kerja mata
Mata mempunyai sel penerima rangsang cahaya yang disebut fotoreseptor. Ada dua macam reseptor yaitu bentuk batang (bacillus) untuk menerima rangsang cahaya yang tidak berwarna dan bentuk kerucut (konus) untuk menerima cahaya yang kuat dan berwarna.
Mata dapat melihat suatu benda jika ada cahaya. Cahaya menembus kornea mata dan diteruskan melalui pupil. Banyak sedikitnya cahaya tergantung dari besar kecilnya pupil yang diatur oleh iris. Pupil membesar jika gelap dan mengecil jika terang. Cahaya diteruskan oleh pupil menembus lensa mata terus ke retina. Lensa mata dapat mencembung dan memipih (daya akomodasi) untuk menempatkan bayangan di retina. Rangsang yang berupa cahaya diterima oleh sel indra dan diteruskan oleh urat saraf yang terdapat di selaput jala, menuju urat saraf mata kemudian dilanjutkan ke pusat penglihatan di otak sehingga terbentuk bayangan atau benda dapat terlihat. Bayangan yang dibentuk oleh mata kanan dan kiri berbeda. Namun, kedua bayangan diolah oleh pusat penglihatan sehingga menjadi satu.



2. Indra Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan alat atau Indera pendengar manusia yang fungsinya sangat penting bagi manusia agar dapat mendengar suara yang ada disekitarnya. Indra pendengar terdiri dari beberapa bagian. berikut penjelasannya:
a. Bagian-bagian telinga
Telinga terbagi menjadi tiga bagian.
1). Bagian luar, terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar, dan selaput gendang (membrane tympani). Berfungsi untuk menangkap suara.
2). Bagian tengah, merupakan bagian pengatur getaran. Terdiri atas tulang pukul (martil), tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Telinga bagian tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh Eustachius.
3). Bagian dalam, menerima getaran dari bagian tengah. Terdiri atas tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran, dan rumah siput (koklea). Di antara ketiga saluran dan rumah siput terdapat alat keseimbangan (ekuilibrium). Alat ini terdapat pada pangkal ketiga saluran setengah lingkaran yang mengembung disebut ampula. Di dalamnya terdapat sel-sel indra yang tersusun seperti sisir. Setiap perubahan sikap menyebabkan cairan limfe bergerak merangsang sel-sel indra. Rangsangan diteruskan ke otak sehingga seseorang sadar akan perubahan sikapnya tersebut.
b. Mekanisme kerja telinga
Suara yang dapat didengar oleh manusia ialah suara yang mempunyai bilangan getar atau frekuensi antara 20-20.000 Hz (getar/detik). Getaran suara masuk melalui liang (saluran) telinga dan diterima oleh selaput gendang sehingga selaput ini akan bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tulang-tulang pendengar (martil, landasan, dan sanggurdi) ke tingkap jorong yang selanjutnya diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput terdapat cairan yang akan bergetar jika ada getaran suara. Getaran ini menyebabkan rangsangan pada ujung-ujung saraf pendengar yang akan diteruskan ke pusat pendengar di otak, sehingga bunyi akan terdengar.

3. Indra Pembau (Hidung)
Ujung saraf yang merupakan indra pembau terletak pada selaput lendir di rongga hidung bagian atas, pada kerang hidung atas dan pada permukaan atas dari kerang hidung yang tengah.
Indra pembau hanya dapat menangkap rangsang yang berupa gas saja. Sel-sel saraf pembau sangat peka terhadap zat kimia sehingga indra pembau disebut kemoreseptor.



4. Indra Pengecap (Lidah)
Lidah terletak di dalam mulut. Fungsi lidah selain sebagai pengecap yaitu:
a. Mengatur letak makanan pada waktu mengunyah,
b. Sebagai alat untuk berbicara,
c. Membantu menelan makanan.
Di permukaan lidah terdapat indra untuk merasakan panas, dingin, kasar, halus, dan nyeri. Sebagai pengecap, lidah terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian ujung lidah, sebagai perasa manis;
b. Bagian pangkal lidah, sebagai perasa pahit;
c. Bagian pinggir lidah, sebagai perasa asam dan asin.

5. Indra Peraba (Kulit)
Indra peraba terdapat di seluruh permukaan kulit. Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf yang peka terhadap sentuhan, tekanan, rasa panas, rasa dingin, dan rasa sakit (nyeri). Semua itu, kecuali rangsang nyeri, bergantung kepada adanya organ indra yang khusus di ujung serat-serat saraf. Serat saraf yang bertanggung jawab untuk rangsang nyeri tampak tidak memiliki struktur khusus pada titik-titik ujungnya di kulit. Reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, suhu, dan dingin, masing-masing memberi tanggapan terhadap sebuah tipe stimulus saja. Ujung-ujung saraf yang mencatat rangsangan nyeri dapat bereaksi terhadap jenis-jenis rangsangan yang berbeda.
Berbagai jenis reseptor indra tersebut, penyebaran atau keberadaannya tidak merata pada seluruh permukaan kulit.daerah-daerah kulit tertentu jauh lebih peka daripada daerah-daerah lain terhadap suatu tipe rangsangan.

Friday, 20 September 2019

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian. Pada dasarnya setiap penelitian itu, khususnya penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kegiatan ini disebut satu siklus pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.


Berikut ini rencana tindakan penelitian tindakan kelas:
a.     Perencanaan
Menggambarkan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yakni penyiapan perangkat pembelajaran seperti:
§   Skenario pembelajaran
§   Media
§   Bahan dan alat
§   Instrumen observasi
§   Evaluasi
b.     Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan.
c.     Pengamatan atau observasi
Melakukan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d.     Refleksi
§   Berdasarkan data hasil observasi, guru merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
§   Guru akan mengetahui efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.
§   Berdasarkan hasil refleksi guru dapat mengetahui kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan.
§   Kelamahan yang ditemukan digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Sedangkan menurut Kunandar (2008: 128-130), menjabarkan rinci prosedur penelitian sebagai berikut:
1.    Siklus I
a.     Perencanan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain sebagai berikut:
1)     Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2)     Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3)     Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.
4)     Uraikan altrnatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah.
5)     Membuat lembar kerja siswa.
6)     Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.
7)     Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b.     Pelaksanaan tindakan,  yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
c.     Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrument yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara perekamannya.
d.     Refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta krteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

2.    Siklus II
a.     Perencanaan
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
b.     Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
c.     Pengamatan
Tim peniliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
d.     Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga.

Apabila belum terjadi peningkatan setelah melalui dua siklus, maka dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai peneliti merasa puas.

Thursday, 19 September 2019

Alat Peraga

Menururt Sudjana alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.

Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.

Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peragadipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.



1. Jenis-Jenis Alat Peraga
Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c. Papan Tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.

2. Fungsi Alat Peraga
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dapat memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.

Secara umum fungsi alat peraga adalah:
a. Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika.
b. Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep.
c. Sebagai media untuk menunjukan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.

3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
a. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:
1). Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.
2). Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
4). Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

b. Adapun tujuan dari alat peraga untuk:
1). Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
2). Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3). Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu  dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.

Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih mendalam.
c. Kekurangan Alat Peraga
1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai “alat Bantu “semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.

Menururt Ruseffendi alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).
Proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat peraga tidak selamanya dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga justru bukannya membantu memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya membuat siswa menjadi bingung.

Dalam memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang harus di perhatikan oleh guru yakni: tujuan, materi pelajaran, strategi belajar mengajar, kondisi dan siswa yang belajar serta perlu waspada, sehingga tidak memakai media mengajar yang tidak begitu kecil, sehingga anak sulit melihat dan menjadi ribut. Serta gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat Bantu mengajar.

Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction. Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan instruksional.

AECT (Association for Educational Communications and Technology) mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.

Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara sengaja, bertujuan dan terkontrol.

Dari defenisi tersebut ciri-ciri teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran menggunakan komponen sistem pembelajaran. Kegiatan insturksional yang direncanakan secara integral dan sistematis dalam suatu komponen pembelajaran merupakan ujud dari pemecahan masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa alat peraga adalah merupakan salah satu komponen dalam sumber belajar, sekaligus merupakan salah satu bentuk pemecahan belajar menurut teknologi pendidikan, dengan melalui suatu perancangan yang sistematis. Hubungan antara alat dan teknologi pendidikan ini ditegaskan lagi oleh Yusuf hadi miarso, dkk bahwa membicarakan media tentu saja tak dapat terlepas dari membicarakan.

Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur variabel yang diteliti. Setelah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan insterumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya.Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Sebuah instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan reabilitas dan validitas.  Instrumen penelitian hendaknya dibuat sendiri oleh peneliti.


Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian terdiri dari:
1. Tes (test)
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2. Kuisioner (angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden. Di samping cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar, dan tersebar di wilayah yang luas.
3. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan lebih mendalam pada responden yang jumlah sedikit.
4. Observasi (Pengamatan)
Sutrisno Hadi (Suardika, 2010)  mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat peneliti, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan film dokumenter dan data lain yang relevan.
6. Rating scale (skala bertingkat)
Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berisi skala yang bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari (0). Pada rating scale, data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Wednesday, 18 September 2019

Media Visual

A. Pengertian Media Visual
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.kemudian media dapat di bagi dalam berbagai macam,saah satuny adalah media visual.
Menurut Prabowo, Agung (2011), media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas, sehingga penerima pesan dan gagasan dapat diterima sasaran.
Chandra, Ceva menjelaskan bahwa apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media visual sebagai sebagai media pembelajarannya.
Dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususya nak-anak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di buat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar,teks,gerak dan animasi yang di sesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa media visual adalah penyampaian pesan yang dilakukan dengan menampilkan gambar untuk membuat peserta didik tertarik dalam belajar.


B. Macam-Macam Media Visual
Menurut Juliantara macam-macam media visual yaitu:
1. Media Yang Tidak Diproyeksikan
a. Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1). Gambar / foto: paling umum digunakan.
2). Sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3). Diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
4). Bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
5). Grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

2. Media Proyeksi
a. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
1). Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu.
2). Membuat sendiri secara manual.
b. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

C. Karakteristik Media Visual
Karakteristik media visual adalah sebagai berikut:
1. Sifatnya konkret, murah, dapat diakses oleh kalangan luas. Tidakmemerlukan peralatan, bersifat fleksibel, mudah di bawa ke mana-mana. Dapat digunakan untuk menyampaikan semua materi pembelajara. Bisa dibaca di mana saja dan kapan saja.
2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Dapat mengatasi batasan pengamatan.
4. Dapat menperjelas suatu masalah.
5. Menekankan persepsi indera mata
6. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
7. Ukurannya sangat terbatas
8. Kurang bisa membantu daya ingat
9. Apabila penyajiannya(font,warna,ilustrasi) tidak menarik, akan cepat membosankan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual
Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menhubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.
Namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya yaitu media visual. Kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan sebagai berikut:
1. Kelebihan Media Visual:
a. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau mengelipingnya.
b. Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

2. Kekurangan Media Visual:
a. Lambat, dan kurang praktis.
b. Tidak adanya udio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar .sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
c. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita.
d. Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.

E. Penggunaan Media Visual Dalam Proses Belajar Mengajar
Kehidupan seorang siswa di lingkungan sekolah, maupun kehidupan seorng mahasiswa dilingkungan perguruan tinggi. Disatu sisi tampak nya merupakan salah satu bagian suatu kehidupan yang sangat menyenangkan, tapi mungkin pula menjadi hal yang sangat mencemaskan.setiap hari merek dapat belajar dengan bebas, mengikuti kegiatan belajar dikelas,belajar diperpustakaan ,dan lain- lain yang semuanya merupakan masukan bagi perkembangan pengetahuannya.
Di lain sisi siswa atau mahasiswa juga dituntut menyelesaikan seluruh tugas sekolah maupaun kuliah, yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar.hal yang menjdi kendala bagi mereka apabila pelajaran yang diterimanya itu sulit untuk dipahami, mungkin karena dalam proses beljar mengajar tersebut kurang menarik,membosankan, materi yang diberikan bersifat monoton, sehingga hal ini menjadi masalah yang serius untuk membuka jalan penyelesaian ,baik bagi guru dilingkungn sekolah maupun di perguruan tinggi.
Hal ini jelas dirasakan siswa/murid karena kenyataan sekarang adalah sangat langka guru yang menggunakan media pembelajaran didala melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, padahal salah satu konsep kunci operasional pembelajaran yang harus di hayati oleh seorang guru atau pendidik adalah bagaimana cara mendesain pembelajaran agar dapat berjalan seefektif dan seefesien mungkin untuk mencapai tujuan (porwanto, 1989: 15).persoalan ini tampak kelihatan mudah, tapi sesungguhnya merupakan kegiatan yang sulit. Sebab membutuhkan profesionalisme dan penghayatan yng seksama menyangkut aspek- aspek kompetensi belajar dan mengajar.
Guru dituntut bersikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang menentukan arah, proses dan aktivitas pembeljaran itu (slameto, 1997: 25).sementara itu kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan bahan perbincangan sebagai pencerminan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan problematic. Keduanya merupakan sasaran usaha pembaharuan atau reformasi pendidikan nasional. Betapa tidak, kedua masalh tersebut sulit di tangani secara tuntas, sebab terkait dengan variable lain sebagaimana yang di sebutkan diatas.disamping itu terjadinya krisis dimensional yang melanda kehidupan berbangsa, yang sedikit bermuara pada penurunan kualitas pendidikan. Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, bahkan dinegara-negara maju sekalipun.
Diantara komponen pembelajaran yang sering berbenturan dengan persoalan–persoalan pendidikan adalah guru dalam kaitannya dengan tugas,mengola interaksi dalam proses belajar mengajar termasuk segala system yang mengikat untuk bagaimana proses belajar mengajar dapat membawa hasil maksimal sebagai mana yang di inginkan.
Salah satu jalan yang di tempuh alah dengan menggunakan berbagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, baik media audio maupun media visual dan lain-lain yang dapat menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang baik.