Saturday, 24 October 2020
Friday, 23 October 2020
BAB 2 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP BAGIAN KEDUA
C. Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk
hidup adalah suatu
cara mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki.
Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup
adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk
hidup.
Baca
Juga : Bab 1 Sistem Reproduksi Pada Manusia Bagian Pertama
Tujuan
khusus/lain dari klasifikasi makhluk hidup
adalah seperti berikut.
1. Mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan
dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis
makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan
antarmakhluk hidup.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum
diketahui namanya.
Baca Juga : Bab 2 Klasifikasi Makhluk Hidup Bagian Pertama
Berikut ini adalah dasar-dasar klasifikasi
makhluk hidup.
1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
persamaan dan perbedaan yang
dimilikinya.
2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam tubuh (anatomi).
3. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara
hidupnya.
1. Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi
Pada
awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan
dalam kelompok-kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
Kelompok-kelompok tersebut dapat didasarkan pada ukuran besar hingga kecil dari
segi jumlah anggota kelompoknya. Namun, kelompok-kelompok tersebut disusun
berdasarkan persamaan dan perbedaan. Makin ke bawah persamaan yang dimiliki
anggotanya di dalam tingkatan klasifikasi tersebut makin banyak dan
memiliki perbedaan makin sedikit. Urutan kelompok ini disebut takson.
Baca Juga : Bab 1 Sistem Reproduksi Pada Manusia
Orang yang pertama melakukan pengelompokan
ini adalah Linnaeus (17071778) berdasarkan kategori yang digunakan pada waktu
itu. Perhatikan Tabel berikut.
Urutan tersebut didasarkan atas
persamaan ciri yang paling umum, kemudian makin ke bawah persamaan ciri semakin
khusus dan perbedaan ciri semakin sedikit.
Baca Juga : Bab 1 Objek Ipa Dan Pengamatannya
a. Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Para ahli melakukan pengklasifikasian
tumbuhan dengan memerhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu
diperhatikan. Berikut contohnya.
1) Organ perkembangbiakannya, apakah
dengan spora atau dengan bunga.
2) Habitusnya, apakah berupa pohon,
perdu atau semak.
3) Bentuk dan ukuran daun.
4) Cara berkembang biak, apakah dengan
seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).
b. Kriteria Klasifikasi Hewan
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan,
dalam mengklasifikasikan hewan, para ahli juga mengklasifikasi dengan melihat
kriteria berikut ini.
1) Saluran pencernaan makanan. Hewan
tingkat rendah belum mempunyai saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi
mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
2) Kerangka (skeleton), apakah kerangka
di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton).
3) Anggota gerak, apakah berkaki dua,
empat, atau tidak berkaki.
Baca Juga : Manfaat Rumput Bagi Kesehatan
c. Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu kunci
yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus,
atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi
dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan kunci determinasi adalah seperti berikut.
1) Kunci harus dikotomi.
2) Kata pertama dalam tiap pernyataan
dalam 1 kuplet harus identik, contoh
• tumbuhan berumah satu …
• tumbuhan berumah dua …
3) Pilihan atau bagian dari kuplet harus
kontradiktif, sehingga satu bagian dapat diterima dan yang lain ditolak.
4) Hindari pemakaian kisaran yang
tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam kuplet, contohnya
panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
5) Gunakan sifat-sifat yang bisa
diamati.
6) Pernyataan dari dua kuplet yang
berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7) Setiap kuplet diberi nomor.
8) Buat kalimat pertanyaan yang pendek.
Baca Juga : Dipercaya Mampu Tangkal Corona, Ini Manfaat Serai
BAB 1 SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA BAGIAN PERTAMA
A. Pembelahan Sel
Pembelahan sel itu sangat penting bagi
kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Setidaknya ada tiga alasan mengapa sel
mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Berikut
ini dijelaskan masing-masing alasan pentingnya sel mengalami pembelahan.
Alasan pertama sel mengalami pembelahan
adalah untuk pertumbuhan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya
bertambah banyak. Semakin banyak sel pada makhluk hidup, maka
semakin besar ukuran makhluk hidup itu.
Baca
Juga : Bab 2 Klasifikasi Makhluk Hidup Bagian Pertama
Alasan selanjutnya adalah untuk perbaikan. Pada bagian tubuh yang mengalami luka terjadi kerusakan jaringan. Nah, perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh adalah hasil dari proses pembelahan sel.
Alasan terakhir, sel mengalami
pembelahan untuk repro duksi. Reproduksi atau
perkembangbiakan adalah ciri
lain dari makhluk hidup. Pada proses reproduksi seksual,
diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru (anakan). Proses
pembentukan sel kelamin ini dilakukan dengan cara pembelahan sel.
Menurut teori sel, semua sel hidup
berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis cellula e cellula). Teori ini
dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada
tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada
sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dibedakan
menjadi pembelahan mitosis dan meiosis.
Baca Juga : Bab 1 Sistem Reproduksi Pada Manusia
Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini, dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom sel induk. Kromosom adalah materi genetik yang berperan dalam pewarisan sifat.
Pembelahan secara meiosis hanya terjadi
pada sel-sel kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk menghasilkan sel gamet
(sel telur atau sel sperma). Melalui
pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom setengah
dari jumlah kromosom sel induk.
1.
Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan tipe
pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang mempunyai karakter identik
secara genetik dengan sel induk. Artinya, kedua sel anakan yang terbentuk mem
punyai susunan genetika yang sama dengan induknya, termasuk jumlah kromosom.
Jika sel induk memiliki kromosom 2n (diploid), maka jumlah kromosom yang
dimiliki oleh sel anakan juga 2n (diploid). Misalnya sel induk memiliki jumlah
kromosom 23 pasang atau 46 buah, maka sel anakan juga memiliki jumlah kromosom
23 pasang atau 46 buah. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya dalam
keadaan berpasangan.
Baca Juga : Bab 1 Objek Ipa Dan Pengamatannya
Pembelahan mitosis merupakan proses yang berkesinambungan yang ter diri atas empat fase pembelahan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Setiap fase pembelahan tersebut memiliki ciriciri yang berbeda. Tahukah kamu apa ciri-ciri dari masing-masing fase pembelahan? Agar kamu lebih memahami fase pembelahan mitosis dan ciri-ciri yang terjadi pada setiap fasenya, perhatikan Gambar Berikut!
Fase-Fase Pembelahan Mitosis
Baca Juga : Manfaat Rumput Bagi Kesehatan
Pada tahap akhir dari pembelahan mitosis yaitu fase telofase, umumnya selalu diikuti dengan pembelahan sitoplasma yang disebut dengan sitokinesis. Pada saat sitokinesis, terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan.
2.
Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel
yang menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing sel anakan hanya memiliki
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Perhatikan Gambar Berikut!
Dapat dikatakan bahwa jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut dengan haploid. Oleh karena itu, meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Berbeda dengan mitosis, pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tingkat yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun demikian, fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan fasefase pembelahan mitosis.
Baca Juga : Dipercaya Mampu Tangkal Corona, Ini Manfaat Serai
Thursday, 15 October 2020
BAB 2 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP BAGIAN PERTAMA
A. Ciri-ciri Benda di Lingkungan Sekitar
Di lingkungan sekitar terdapat banyak sekali benda. Mobil, motor, sepeda, sepatu, pensil, udara, papan tulis merupakan bentuk benda. Setiap jenis benda mempunyai sifat atau ciri yang membedakannya dari jenis benda lain.
Benda-benda di sekitar kita dapat dikenal, yaitu mempunyai ciri-ciri berikut ini.
1. Bentuk benda berbeda-beda.
2. Ukuran benda berbeda-beda.
3. Warna benda berbeda-beda.
4. Keadaan permukaan benda berbeda-beda.
5. Bahan penyusun benda berbeda-beda.
Baca Juga : Manfaat Naga Bagi Bayi
B. Cara Mengklasifikasikan Makhluk Hidup
Manusia, hewan, dan tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup. Makhluk hidup dan benda tak hidup atau benda mati dibedakan dengan adanya ciri-ciri kehidupan. Makhluk hidup menunjukkan adanya ciri-ciri kehidupan antara lain bergerak, bernapas, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, memerlukan nutrisi, dan peka terhadap rangsang. Benda mati tidak memiliki ciri-ciri tersebut.
1. Ciri-ciri Makhluk Hidup
Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak, makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
a. Bernapas
Setiap saat kita bernapas, yaitu menghirup udara yang di antaranya mengandung oksigen (O2) dan mengeluarkan udara dengan kandungan karbondioksida (CO2) lebih besar dari yang dihirup. Kamu dapat merasakan kebutuhan bernapas dengan cara menahan untuk tidak menghirup udara selama beberapa saat. Tentunya kamu akan merasakan sesak sebagai tanda kekurangan oksigen.
Baca Juga : Manfaat Nanas Bagi Kesehatan
Untuk beraktivitas, setiap makhluk hidup memerlukan energi. Dari manakah energi tersebut diperoleh? Untuk memperoleh energi, makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman. Perhatikan Gambar berikut.
c. Bergerak
Kamu dapat berjalan, berlari, berenang, dan menggerakkan tangan. Itu merupakan ciri bergerak. Tubuhmu dapat melakukan aktivitas karena memiliki sistem gerak. Sistem gerak terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. Perhatikan Gambar berikut.
Baca Juga : Manfaat Nanas Bagi Ibu Hamil
d. Tumbuh dan Berkembang
Perhatikan tubuhmu, samakah tinggi dan massa tubuhmu sekarang dengan tinggi dan massa tubuhmu waktu masih kecil? Tentu saja tidak sama. Tinggi dan massa tubuhmu akan bertambah seiring pertambahan usia. Proses inilah yang disebut dengan tumbuh. Hewan juga mengalami hal yang sama. Kupu-kupu bertelur, telur tersebut kemudian menetas menjadi ulat, lalu menjadi kepompong, kepompong berubah bentuk menjadi kupu-kupu muda, dan akhirnya berkembang menjadi kupu-kupu dewasa. Perhatikan Gambar berikut.
e. Berkembang Biak (Reproduksi)
Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut berkembang biak (reproduksi). Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan keturunan agar tidak punah. Sebagai contoh kamu lahir dari ayah dan ibu. Ayah dan ibumu masing-masing juga mempunyai orangtua yang kamu panggil kakek dan nenek, dan seterusnya. Perhatikan Gambar berikut.
Baca Juga : Bab 1 Sistem Reproduksi Pada Manusia
f. Peka terhadap Rangsang
Bagaimanakah reaksi kamu jika tiba-tiba ada sorot lampu yang sangat terang masuk ke mata? Tentu secara spontan kamu akan segera menutup kelopak mata. Dari contoh itu menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. Kemampuan menanggapi rangsangan disebut irritabilitas. Perhatikan Gambar berikut.
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut adaptasi. Contohnya tumbuhan yang hidup di tempat kering (sedikit mengandung air) memiliki daun yang sempit dan tebal, sedangkan tumbuhan yang hidup di tempat basah (banyak mengandung air) memiliki daun lebar dan tipis.
Baca Juga : Bab 1 Objek Ipa Dan Pengamatannya
Wednesday, 16 September 2020
BAB 1 SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA BAGIAN KETIGA
B.
Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia
Alat reproduksi atau alat kelamin laki-laki
dapat dibedakan menjadi alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.
a.
Alat Reproduksi Luar
Alat reproduksi luar merupakan alat
reproduksi yang terletak pada bagian luar tubuh dan dapat diamati secara
langsung.
1) Penis
Penis berfungsi sebagai saluran kencing
(urine) dan sebagai saluran sperma. Penis terbentuk dari otot dan tidak
memiliki tulang. Pada ujung penis terdapat struktur seperti lipatan kulit yang disebut
kulup (prepuce). Kulup inilah yang dipotong saat seseorang dikhitan.
2) Skrotum
Pada bagian di dekat penis terdapat
kantung yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit yang disebut skrotum. Pada
skrotum tersebut terdapat dua buah (sepasang) testis atau buah zakar yang
berbentuk bulat telur. Skrotum juga berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk
produksi sperma.
b.
Alat Reproduksi Dalam
Alat reproduksi dalam merupakan alat
reproduksi yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara
langsung. Alat reproduksi dalam antara lain terdiri atas testis, saluran
sperma, uretra, dan kelenjar reproduksi.
1) Testis
Testis merupakan organ reproduksi yang
berbentuk bulat telur, berjumlah dua buah (1 pasang) dan terdapat dalam
skrotum. Saat ini, mungkin kamu berusia antara 13 atau 14 tahun. Pada usia
tersebut testis mulai memproduksi sperma atau sel kelamin jantan dan
hormon
testosteron.
Sperma merupakan sel tunggal yang
mempunyai ekor dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki. Hormon
testosteron adalah senyawa yang dapat merangsang perubahan fisik pada anak
lakilaki seperti membesarnya jakun dan tumbuhnya rambut pada tempattempat
tertentu, misalnya kumis. Pada masa inilah kamu berada pada masa pubertas. Masa
pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami pematangan fungsi seksual
yang disertai perubahan fisik dan psikis.
2) Saluran Sperma
Saluran sperma tersusun atas epididimis,
vas deferens, dan uretra. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar
melalui epididimis. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Pada
saluran ini sperma disimpan sementara waktu sampai berkembang sempurna, dan
dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens. Vas deferens
merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra serta berfungsi
sebagai saluran sperma menuju uretra. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran
reproduksi laki-laki yang terdapat di dalam penis. Uretra selain berfungsi sebagai
saluran keluarnya sperma juga berfungsi sebagai saluran keluarnya urine. Proses
keluarnya sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi.
3) Kelenjar Reproduksi
Kelenjar reproduksi berfungsi untuk
memproduksi getah atau cairan yang nantinya bercampur dengan sel sperma menjadi
cairan mani atau semen. Kelenjar reproduksi pada laki-laki terdiri atas vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan struktur
yang berbentuk seperti kantung kusut kecil (±5 cm) yang terletak di belakang
(posterior) dari kantung kemih. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat
basa (alkali) yang mengandung fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin,
dan protein pembekuan.
b) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan
cairan keputih-putihan, sedikit asam (pH 6,5), dan mengandung beberapa zat
yaitu: 1) asam sitrat yang digunakan untuk menghasilkan energi (ATP); 2)
beberapa enzim, yaitu pepsinogen, lisozim, dan amilase; 3) seminal plasmin yang
berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.
c) Kelenjar Cowper (Bulbouretra)
Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan
cairan yang bersifat basa. Cairan ini berfungsi melindungi sperma dengan cara
menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra serta
melapisi uretra, sehingga mengurangi sperma yang rusak selama ejakulasi. Sperma
yang dihasilkan testis akan bercampur dengan getah-getah yang dihasilkan oleh
kelenjar–kelenjar reproduksi, sehingga terbentuk suatu suspensi (campuran
antara zat cair dan zat padat) yang disebut semen (cairan mani). Semen inilah yang
dikeluarkan melalui uretra. Pada umumnya, volume semen yang dikeluarkan sebesar
2,5-5 mililiter (mL). Dalam tiap 1 mililiter semen terkandung 50-150 juta sel
sperma. Dari jutaan sel sperma tersebut hanya 1 (satu) sel sperma yang akan berhasil
membuahi sel telur.
Berikut ini bagian – bagian dari sistem reproduksi laki – laki
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA
A. Objek IPA
Objek yang dipelajari dalam IPA meliputi
semua benda yang ada di alam mulai dari benda yang yang paling kecil (renik),
partikel atom, makhluk hidup, hingga benda yang sangat besar seperti laut,
bumi, matahari, dan sebagainya.
Untuk memudahkan mempelajari objek IPA,
pengetahuan tentang IPA dibagi menjadi 4 yaitu :
Fisika : mempelajari energi, gaya,
gerak, cahaya, dan gejala alam yang bersifat fisik lainnya.
Kimia : memperlajari materi, penyusun
dan perubahan zat,
Biologi : mempelajari sistem kehidupan
mulai dari yang berukuran renik hingga lingkungan yang luas.
Ilmu Bumi dan Antariksa : mempelajari
asal mula bumi beserta perkembangan dan keadaannya saat ini, bintang, planet,
dan benda langit lainnya.
Baca
Juga : Bagian Bagian Bunga Beserta Fungsinya
B. Besaran
Besaran adalah sesuatu yang memiliki
nilai dan satuan. Besaran ada 4 macam yaitu Besaran Pokok, Besaran Turunan,
Besaran Vektor dan Besaran Skalar.
1. Besaran Pokok adalah besaran asli
yang satuannya didefinisikan tersendiri dan telah ditetapkan terlebih dahulu
daripada besaran yang lain. Besaran Pokok meliputi : panjang (l : huruf L
kecil), massa (m), waktu (t), suhu (T), kuat arus listrik (I) dan intensitas
cahaya (J).
Panjang adalah jarak antara 2 titik,
massa adalah jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda, waktu adalah
selang antara 2 kejadian atau 2 peristiwa, suhu adalah ukuran panas atau
dinginnya suatu benda, sedangkan kuat arus listrik adalah banyaknya muatan
listrik yang mengalir pada kawat penghantar dalam rentang waktu tertentu .
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran Turunan meliputi : luas (L), volume (V), massa jenis (r), kecepatan (v), berat (W), berat jenis (S) dan percepatan (a).
Baca Juga : Bagian-Bagian Akar Beserta Fungsinya
Besaran Turunan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
3. Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki nilai dan satuan. Besaran Skalar meliputi : panjang, massa, waktu, dan suhu.
4. Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai, satuan dan arah. Besaran Vektor meliputi : gaya, kecepatan, percepatan dan berat.
Baca Juga : Bagian-bagian Tumbuhan Beserta Fungsinya
C. Satuan
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran.
Syarat satuan yang baik yaitu : mudah ditiru, bersifat tetap dan internasional.
Sistem satuan yang berlaku yaitu sistem Satuan Internasional (SI). Contohnya :
meter untuk panjang, kg untuk massa, sekon atau detik untuk waktu, kelvin untuk
suhu, ampere untuk kuat arus listrik dan candela untuk intensitas cahaya.
Macam – macam satuan ada 2 yaitu :
1). Satuan Pokok yang merupakan satuan
dari besaran pokok
2). Satuan Turunan yang merupakan satuan
dari besaran turunan.
Satuan juga bisa dikonversikan menjadi
satuan yang lain, misalnya : 1 meter = 100 cm, 1 km = 1000m, 1 kg = 1000 g, 1
ton = 1000 kg, 1 menit = 60 detik dan 1 jam = 60 menit. Seperti pada gambar
dibawah ini.
Baca Juga : Gerak Pada Tumbuhan
Koversi Satuan Panjang (meter)
Konversi satuan massa (gram)
Konversi satuan luas (persegi)
Baca Juga : Ginjal : Fungsi, Struktur Ginjal dan Penyakit Ginjal
D. Pengukuran
Pengukuran merupakan bagian dari
pengamatan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran yang sejenis
dengan besaran yang memiliki satuan.
Pengukuran dikelompokkan menjadi 2 yaitu
:
1). Pengukuran satuan baku adalah
pengukuran yang mempunyai nilai sama, contohnya : pengukuran panjang dengan
menggunakan penggaris akan menghasilkan angka dengan satuan meter.
2). Pengukuran satuan tak baku adalah
pengukuran yang mempunyai nilai berbeda, contohnya : mengukur panjang kursi
menggunakan jengkal tangan ataupun mengukur panjang ruang kamar menggunakan
langkah kaki. Hasil pengukuran satuan tak baku adalah berbeda dikarenakan
setiap orang mempunyai jengkal tangan dan langkah kaki yang berbeda.
Pengukuran menggunakan alat ukur contohnya :
1). Penggaris dan meteran digunakan
untuk mengukur benda yang bentuknya panjang dan lurus, jangka sorong untuk
mengukur benda berbentuk lingkaran, sedangkan mikrometer sekrup untuk mengukur
ketebalan plat, kertas, dan tissue.
2). Neraca atau timbangan untuk mengukur
massa, jam atau stopwatch untuk mengukur waktu, amperemeter untuk mengukur kuat
arus listrik.
Baca Juga : Hati (Hepar) : Fungsi, Struktur dan Penyakit pada Hati