Showing posts with label Model Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Model Pembelajaran. Show all posts

Sunday, 1 October 2023

Kurikulum Merdeka dan Model Pembelajaran yang Umum digunakan



Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pendidikan yang diperkenalkan di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum mereka sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. Beberapa poin penting tentang Kurikulum Merdeka adalah:

1. **Fleksibilitas Kurikulum**: Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik siswa mereka. Ini bertujuan untuk menghasilkan pendidikan yang lebih relevan dan sesuai dengan situasi lokal.

2. **Pengembangan Kurikulum Lokal**: Sekolah dapat mengembangkan kurikulum mereka sendiri berdasarkan situasi dan budaya lokal. Hal ini memungkinkan pengintegrasian nilai-nilai lokal dan penekanan pada keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan lingkungan sekolah.

3. **Pembelajaran Kontekstual**: Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang lebih kontekstual, yang berarti materi pelajaran akan lebih terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, membuat pembelajaran lebih relevan dan bermakna.

4. **Pemberdayaan Guru**: Guru memiliki peran yang lebih besar dalam merancang pembelajaran dan kurikulum sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Mereka diharapkan untuk menjadi pemikir dan perencana pendidikan yang kreatif.

5. **Pemantauan dan Evaluasi**: Meskipun terdapat fleksibilitas, masih ada pemantauan dan evaluasi untuk memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga.

Kurikulum Merdeka merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan lebih banyak kebebasan kepada sekolah dan guru dalam pengembangan kurikulum. Tujuannya adalah menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam konteks kurikulum mereka. Beberapa model yang umum digunakan adalah:

1. **Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)**: 
Model ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek-proyek yang relevan dengan kurikulum mereka. Mereka akan bekerja dalam kelompok atau individu untuk menyelesaikan proyek-proyek ini, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran.

2. **Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)**: 
Model ini mendorong kolaborasi antara siswa. Mereka bekerja bersama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-masalah yang diberikan. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka belajar melalui diskusi dan kerja sama.

3. **Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)**: 
Siswa diberikan masalah atau tantangan nyata yang perlu mereka pecahkan menggunakan pengetahuan yang mereka pelajari dalam kurikulum. Ini mendorong pemecahan masalah kritis dan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran.

4. **Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student-Centered Learning)**: 
Model ini menempatkan siswa di pusat proses pembelajaran. Mereka memiliki lebih banyak kontrol atas bagaimana mereka belajar dan mengakses materi. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran.

5. **Pembelajaran Berbasis Teknologi (Technology-Enhanced Learning)**: 
Teknologi digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Ini dapat mencakup penggunaan perangkat lunak pembelajaran, video pembelajaran, dan platform pembelajaran online.

Pemilihan model pembelajaran tergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks kurikulum. Kombinasi beberapa model juga dapat digunakan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Sunday, 1 December 2019

Model Pembelajaran Advance Organizer : Tujuan dan Prinsip serta Penerapannya

A. Tujuan Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Advance Organizer
Adapun tujuan dari pengajaran model Advance Organizer, yaitu sebagai berikut:
1). Membantu guru mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin karena pemerolehan informasi juga merupakan tujuan pendidikan
2). Guru bertanggung jawab dalam mengelola dan memprersentasikan apa yang akan dipelajari dan pembelajar menguasai gagasan dan informasi
3). Menuntun siswa menemukan atau menemukan kembali konsep-konsep
4). Siswa menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, arah tujuannya adalah mengajarkan mereka metalevel disiplin dan metakognisi untuk merespon pengajaran secara produktif
5). Untuk memperkuat struktur kognitif siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik
6). Untuk mengorganisasikan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dan tersimpan dalam sistem penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang untuk bisa dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan.


Selain memiliki tujuan, pengajaran model pengajaran advance organizer juga memiliki prinsip-prisip. Sebagaimana dikemukan oleh Hidayat (2008) bahwa, ada dua prinsip dalam pengembangan sistem hirarki dalam PBM dapat dilaksanakan dengan cara:
1). Diferensiasi progesif yaitu suatu proses mengarahkan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebh rinci dan khusus. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep dari yang paling ingklusif kemudian konsep yang kurang ingklusif setelah itu baru yang khusus seperti contoh-contoh.
2). Rekonsiliasi integrative yaitu pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi pelajaran sebelumnya. Penyusunan ini berguna untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif.

Pada tahap ketiga, Joyce mengemukakan beberapa cara untuk memfasilitasi rekonsiliasi integratif  yaitu (1) mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar); (2) meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; (3) mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan di antara aspek-aspek materi.

Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa untuk memasok tambahan contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; (2) meminta siswa untuk menggambarkan bagaimana cara pembelajaran baru dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau pengalaman pribadi mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan sendiri.

Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilatih dengan meminta siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang mungkin dibuat dalam materi pembelajaran, mempertimbangkan atau menantang asumsi-asumsi dan kesimpulan- kesimpulan ini, dan mendamaikan kotradiksi antar keduanya.

Adalah tidak mungkin atau tidak menarik menggunakan seluruh teknik-teknik ini dalam satu pelajaran. Kendala-kendala seperti waktu, topik, dan relevansi dengan situasi pembelajaran tertentu akan menuntun penggunaan teknik ini. Bagaimanapun, guru harus merespon kebutuhan siswa untuk kepentingan klarifikasi beberapa wilayah topik dan untuk integrasi materi baru dengan pengetahuan yang ada.

Sistem Sosial
Pada model pembelajaran Advance Organizer guru memegang kontrol terhadap struktur pembelajaran. Hal ini diperlukan dalam upaya menghubungkan materi pembelajaran dengan AdvanceOrganizer dan membantu siswa untuk membedakan antara materi baru dengan materi terdahulu. Keberhasilan penguasaan materi ini bergantung pada kekritisan dan keinginan siswa untuk memadukan atau mengintegrasikan materi serta bagaimana guru menyajikan Advance Organizer. Sistem sosial ini terlihat sangat mencolok dalam tahap ketiga dengan situasi belajar yang lebih ideal karena lebih bersifat interaktif dengan banyaknya siswa yang berinisiatif untuk bertanya.

Prinsip Reaksi
Pada model pembelajaran Advance Organizer guru memperlihatkan responnya terhadap reaksi siswa yang diarahkan melalui pencapaian tujuan untuk mengklasifikasikan makna materi baru, mendiferensiasikan dan menyelaraskan dengan pengetahuan yang ada, lalu secara pribadi dikaitkan dengan pengetahuan siswa untuk meningkatkan pendekatan kritis terhadap pengetahuan. Idealnya siswa akan memulai pertanyaan mereka sendiri sebagai respon terhadap informasi yang mereka peroleh.

Sistem Pendukung
Sarana pendukung yang diperlukan Advance Organizer adalah materi yang terorganisasi dengan baik yaitu materi yang saling berhubungan dengan materi terdahulu. Keefektifan Advance Organizer tergantung pada suatu hubungan integral yang tepat antara konsep-konsep yang diorganisasikan dan isi. Model ini memberikan petunjuk untuk mere-organisasikan materi pembelajaran.

Dampak Instruksional
Dampak instruksional dari model ini yaitu ide/gagasan yang pernah dipelajari digunakan sebagai organizer dan dipresentasikan secara jelas seperti halnya dalam mempresentasikan materi pelajaran. Sehingga siswa mampu menggunakan struktur kognitif mereka untuk menunjang materi baru.

Dampak Pengiring
Dampak model ini secara tidak langsung siswa memperoleh kemampuan untuk belajar dari membaca, dan media lain yang digunakan dalam penyajian pembelajaran. Hal ini akan membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap kritis dalam belajar.

F. Penerapan Advance Organizer dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran adalah proses lebih cermat. Indikator kemampuan penalaran matematik adalah menyimpulkan, menjelaskan, memperkirakan proses dan solusi, menggunakan pola, menyusun argumen dan membuktikan suatu pernyataan.

Untuk menyelesaikan suatu permasalahan materi matematik siswa sangat dituntut untuk memiliki daya nalar yang baik. Kemampuan penalaran siswa harus ditingkatkan dengan model pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk menyimpulkan dan membuktikan pernyataan.

Model pembelajaran sangat banyak macamnya, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran. Namun kenyataannya banyak guru yang masih menerapkan pembelajaran secara konvensional.

Kemampuan penalaran akan terbangun dengan memiliki struktur kognitif pada masing-masing siswa. Struktur kognitif tersebut adalah indikator pada salah satu model pembelajaran Advance Organizer.

Pada model pembelajaran Advance Organizer siswa akan mempelajari materi baru dengan mengkaitkan materi sebelumnya, dan menyimpulkan materi baru tersebut. Sehingga siswa tersebut secara langsung dilatih kemampuan penalarannya untuk menyimpulkan suatu pernyataan yang telah siswa ketahui.

Berdasarkan pernyataan diatas, kemampuan penalaran sangat erat hubungannya dengan model pembelajaran Advance Organizer. Dalam model pembelajaran Advance Organizer, siswa membedakan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.

Model Pembelajaran Advance Organizer : Fungsi dan Struktur Pengajaran

A. Fungsi-Fungsi Pembelajaran Advance Organizer
Ada beberapa fungsi model Advance Organizer terhadap proses pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
1. Menjelaskan, mengintegrasikan dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari, dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Menyusun rangkaian atau arah kurikulum dan melatih siswa secara sistematis dalam suatu gagasan kunci bidang tertentu
3. Meningkatkan efektifitas dan mengevaluasi pemerolehan siswa pada materi.
4. Melukiskan dengan jelas, tepat dan eksplisit persamaan dan perbedaan prinsip antara ide-ide yang ada dalam sebuah hal baru yang sedang dipelajari, di satu pihak dan konsep-konsep terkait yang sudah ada dalam struktur kongnitif di lain pihak.
5. Menyediakan ideational scaffolding, yaitu tempat mengaitkan pengetahuan baru yang lebih rinci agar dapat dipahami dan diingat dengan lebih baik
6. Dapat menunjukkan perbedaan serta persamaan antara konsep dalam materi baru dengan konsep yang berhubungan dalam struktur kognitif.
7. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.


B. Struktur Pengajaran Advance Organizer
Model Advance Organizer terbagi dalam tiga tahap Struktur Pengajaran, yakni : 
Tahap Pertama : Presentasi Advance Organizer
Ѻ Mengklarifikasi tujuan-tujuan pelajaran
Ѻ Mengidentifikasi sifat-sifat yang jelas atau konklusif
Ѻ Memberikan contoh atau ilustrasi yang sesuai
Ѻ Mengulang
Ѻ Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pembelajar
Tahap kedua : Presentasi tugas atau Materi Pembelajaran
Ѻ Menyajikan Materi
Ѻ Membuat urutan materi pembelajaran yang logis dan jelas
Ѻ Menghubungkan materi dengan organizer
Tahap ketiga : Memperkuat susunan kognitif
Ѻ Menggunakan prinsip-prinsip integratif
Ѻ Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran
Ѻ Mengklarifikasi gagasan-gagasan
Ѻ Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (misalnya dengan menguji gagasan tersebut).

Pada tahap pertama, mengklarifikasikan tujuan pelajaran adalah salah satu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan pembelajaran, keduanya penting untuk memfasilitasi pembelajaran yang bermakna. Menyampaikan Advance organizer adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Ia juga harus dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang hanya berguna untuk pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer.
Selanjutnya Hidayat (2008) mengemukakan ada dua jenis advance organizer:
1). Expository organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Organizer ini mempresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang asing/tidak biasa.
2). Comparative organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.

Organizer harus dibangun berdasarkan konsep-konsep penting atau rancangan-rancangan suatu disiplin atau bidang kajian Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat menghayati kegunaannya. Fitur utama suatu organizer dengan demikian adalah, bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi dan generalisasi yang paling tinggi daripada tugas pembelajaran itu sendiri.

Tingkat abstraksi tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview (pengenalan), yang ditulis (atau diucapkan) pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya, merupakan preview (tampilan awal) dari materi pembelajaran. Kedua, apakah organizer itu ekspositori atau komparatif, fitur penting dari suatu konsep atau rancangan harus ditunjukkan dan dijelaskan secara seksama.

Aunurrahman (2009:160) mengemukakan beberapa tugas yang harus diselesaikan pada tahap dua yaitu: Membuat organisasi secara tegas, membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, memelihara suasana agar penuh perhatian, dan menyajikan bahan. Dalam membuat organisasi secara tegas dan membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, model pembelajaran advance organizer dapat menggunakan media peta konsep dalam aplikasinya dan untuk mempertahankan perhatian dapat dilakukan dengan berbagai rangsangan (gerakan, sikap, nada suara) atau menggunakan media lain untuk melengkapi presentasi. Fase kedua dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, melakukan percobaan, ceramah, siswa memperhatikan gambar-gambar, membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan pengajaran yang ditunjukan pada langkah pertama.

Dalam melaksanakan ini, Arends menjadikannya empat fase, yakni :
1. Mengklarifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar
2. Mempersentasikan Advance Organizer nya
3. Mempersentasikan informasi baru yang dimaksud
4. Mamantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan memperkuat ketrampilan berpikir mereka.

Ausubel mendeskripsikan pikiran sebagai sistem pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dapat dibandingkan dengan struktur konseptual suatu disiplin akademik. Pikiran ini secara hirarkis merupakan seperangkat gagasan yang telah diolah dan menjadi gudang penyimpanan untuk beragam informasi dan gagasan. Saat sistem memproses informasi ini memperoleh informasi dan gagasan baru, ia akan mengolah kembali dirinya sendiri untuk mengakomodir gagasan-gagasan tadi. Untuk itulah sistem tersebut berada dalam keadaan yang selalu berubah terus menerus.
Ausubel menegaskan bahwa gagasan-gagasan baru dapat dipelajari dan dipertahankan secara fungsional hanya pada jangkauan bahwa gagasan tersebut dapat dihubungkan dengan konsep dan rancangan yang sudah ada yang menyediakan jangkar-jangkar ideasional. Jika materi baru terlalu berlawanan dengan struktur kognitif yang sudah ada atau tidak berhubungan sama sekali dengan konsepsi apapun, pembelajar harus secara aktif merenungkan materi baru itu, berpikir melalui koneksi-koneksi ini, menyatukan perbedaan atau ketidak sesuaian dan mencatat kesamaan-kesamaan dengan informasi yang ada.

Pedoman berikut merangkum metode yang direkomendasikan untuk mempresentasikan pelajaran berdasarkan Advance Organizer.
Tahap
Komponen
Pertimbangan
1
Mempresentasikan Advance Organizer
·   Mengidentifikasi atribut-atribut pendefinisi
·   Memberi contoh
·   Memberi konteks
·   Mengulangi
·     Mengulas fitur-fitur penting dari Advance Organizer dan konten pelajaran
·      Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan
2
Mempresentasikan konten belajar
·   Mempersentasikan materi
·   Menggunakan diferensiasi progresif
·   Mempertahankan perhatian
·   Mengeksplisitkan organisasi
·   Mengeksplisitkan urutan logis dari materi belajar
·      Mengerjakan apa yang dideskripsikan Ausubel sebagai ‘memberi scaffolding ideasional bagi penyesuaian dan retensi materi yang lebih detail dan terdiferensiasi selanjutnya’ yakni mengelompokkan dan mengaitkan hal-hal secara bersama-sama sehingga masuk akal bagi siswa anda.
·      Memecah konsep dari atas ke bawah. Jika sesuai.
·      Melibatkan siswa
·      Menunjukkan bagaimana materi berkaitan dengan Advance Organizer
·      Menunjukkan pada siswa bagaimana materi sesuai dengan struktur kognitif mereka
3
Memperkuat organisasi kognitif
·     Mengaitkan materi belajar baru di dalam struktur kognitif siswa yang telah ada
·     Menggunakan rekonsiliasi integrative
·     Mendorong belajar penerimaan aktif
·     Mengumpulkan pendekatan kritis terhadap materi
·     Mengklarifikasi
·      Mengaitkan ide-ide baru dengan gambaran yang lebih besar
·      Mengingatkan siswa mengenai ide-ide (gambaran besar)
·      Meminta rangkuman atribut utama dari materi belajar baru. Mengulangi difinisi tepat. Menanyakan perbedaan antara aspek-aspek materi. Meminta siswa untuk mendeskripsikan bagaimana materi belajar mendukung konsep atau proposisi yang sedang digunakan sebagai organizer
·      Meminta siswa untuk mendeskripsikan bagaimana materi baru berkaitan dengan organizer. Meminta contoh-contoh lain dari konsep atau proposisi di dalam materi belajar. Meminta siswa untuk memverbalkan esensi dari materi dengan menggunakan terminologi dan kerangka acuan mereka sendiri. Meminta siswa untuk melihat materi dari sudut pandang alternatif
·      Meminta siswa untuk mengenali asumsi atau kesimpulan yang mungkin telah dibuat di dalam materi belajar, untuk menilai asumsi dan kesimpulan tersebut dan untuk mendamaikan kontradiksi diantara mereka
·      Memastikan bahwa kaitan-kaitan telah dibentuk didalam struktur kognitif siswa