Showing posts with label Pertumbuhan dan Perkembangan. Show all posts
Showing posts with label Pertumbuhan dan Perkembangan. Show all posts

Tuesday, 31 March 2020

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN



Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.

Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah meristematis.

b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.

c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila kamu perhatikandiameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari kecil hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu, asam, cemara, dan pinus.

Bila kamu menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama! Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.

Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN



Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.

1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.


a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian dalam yang disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.

b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan saat proses gastrulasi.

Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah sebagai berikut.
1). Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
2). Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.
3). Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder. Tanda kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, dan membesarnya pinggul.

Monday, 30 March 2020

METAMORFOSIS DAN METAGENESIS PADA HEWAN DAN TUMBUHAN



Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa jenis hewan yang lain mengalami metagenesis. Selain pada hewan, metagenesis juga terjadi pada tumbuhan.
1. Metamorfosis
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.
Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah katak. Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio. Satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering kamu sebut kecebong/berudu. Awalnya kecebong bernapas dengan tiga insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam. Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak. Sifat berudu berbeda dengan sifat katak. Berudu hidup di air sebagai herbivora, sedangkan katak hidup di darat bersifat karnivora.
Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut ulat memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu memiliki mulut tipe penghisap. Larva capung hidup di air, sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang. Namun demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas dengan saat dewasa. Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut.

Telur –> larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)

Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga belum ada. Ketika berupa larva, serangga sangat aktif makan. Larva kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada juga yang lebih dulu membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus, sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.
Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon. Pada tahap pupa, serangga tidak aktif makan, walaupun proses metabolisme tetap berlangsung. Setelah melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).

b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.
Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai berikut.

telur –> nimfa –> dewasa (imago)
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.
Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.

Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia. Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA



A. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Perkembangan berhubungan dengan tingkah laku (sikap) atau kejiwaan. Misalnya terjadi perkembangan/perubahan sikap dan kebiasaan dari balita, remaja, dewasa, sampai lanjut usia. Setiap tahap perkembangan memiliki ciri yang berbeda. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berbeda, tetapi kedua proses ini berlangsung bersamaan atau tidak dapat dipisahkan.
Dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga akil balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis. Secara biologis, kamu telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan penyakit. Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional).
B. Pubertas pada Remaja
Berdasarkan usiamu, sekarang kamu telah memasuki tahap remaja. Kamu tentu dapat merasakan adanya perubahan fisik dan tingkah laku yang pasti berbeda dibandingkan sewaktu duduk di sekolah dasar. Semua remaja mengalami pubertas.

Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga akil balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis. Secara biologis, kamu telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan penyakit. Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional).
1. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Ciri kelamin primer
1) Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
2) Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali.
b. Ciri kelamin sekunder
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Mulai tumbuh jakun.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
6) Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.

2. Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Mencari identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang sangat besar.

b. Mulai tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat berpengaruh negatif baik pada diri remaja maupun bayi yang dikandungnya.

PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN



Sebelum mengenal apa saja perbedaan antara fase pertumbuhan maupun perkembangan ini, baiknya mengetahui dulu definisinya. Yakni mengetahui dulu apa pengertian dari kedua jenis fase tersebut yang juga membantu mengenal perbedaannya. Perkembangan sendiri memiliki definisi proses menuju kedewasaan yang dialami makhluk hidup. Namun lebih bersifat kualitatif. Artinya, perkembangan tidak bisa dijelaskan dengan memakai angka sehingga tidak bisa diukur maupun ditimbang. Berkebalikan dengan pertumbuhan yang diartikan sebagai proses menuju kedewasaan yang sifatnya kuantitatif. Sehingga pertumbuhan ini bisa dijelaskan dengan angka yang tentunya membuatnya bisa diukur dan ditimbang.

Secara lebih detail perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ada pada sifat pengukurannya. Apakah bisa dijelaskan dengan angka dan bisa dilihat fisiknya atau tidak. Jika perubahan suatu makhluk hidup bisa dilihat secara fisik. Maka termasuk pada pertumbuhan, misalnya tanaman bertambah tinggi ataupun seseorang yang lambat laun semakin tinggi.
Pertumbuhan memiliki batasan yang disebut usia, sehingga ketika mencapai usia tertentu maka pertumbuhan akan terhenti secara alami. Berlaku sebaliknya pada perkembangan yang tidak bisa dibatasi oleh usia. Misalnya saja seorang bayi yang usia berapapun bisa belajar berjalan, seseorang menjadi semakin pintar dan kaya pengalaman meski masih muda.

Perbedaan antara keduanya sudah tentu menjadi penting untuk diketahui supaya tidak lagi keliru. Sebab beberapa aspek bisa masuk ke pertumbuhan bisa pula malah ke perkembangan.
Agar lebih mudah memahami apa saja perbedaan antara dua aspek tersebut, maka berikut detail penjelasan perbedaan keduanya:
Mempelajari perbedaan pertumbuhan dan perkembangan secara lebih mendalam bisa dimulai dari cara pengukuran. Seperti penjelasan sekilas di atas, bahwa kedua aspek ini memiliki perbedaan dari cara pengukuran. Pada pertumbuhan bisa diukur sedangkan pada perkembangan malah sebaliknya.
Pertumbuhan ini punya sifat kuantitatif yang tentunya bisa dijelaskan atau disebutkan dengan bilangan. Yakni deretan angka, mulai dari pengukuran tinggi seseorang sampai kenaikan maupun penurunan berat badan. Jika bisa ditimbang dan diukur maka sudah bisa dipastikan akan masuk ke kategori pertumbuhan.
Kondisi sebaliknya ada pada perkembangan yang sifatnya kualitatif, dilihat dari segi kualitas seseorang atau makhluk hidup. Seorang anak biasanya memiliki masa perkembangan berbeda-beda. Mulai dari belajar berjalan, berbicara, dan lain sebagainya yang tidak bisa disebutkan memakai bilangan atau angka.
2. Keterlihatan Secara Fisik
Pertumbuhan tidak hanya punya sifat kuantitatif yang bisa disampaikan dengan bilangan atau angka. Akan tetapi juga mudah dilihat karena terpengaruh oleh penampakan maupun perubahan fisik. Seseorang ketika bertambah gemuk tidak hanya dilihat dari angka timbangan namun juga perubahan bentuk tubuhnya.
Sebaliknya pada perkembangan, karena sifatnya yang kualitatif maka tidak bisa juga dilihat secara fisik. Salah satu contohnya adalah menilai perkembangan dalam diri seseorang seperti cara berpikirnya. Seseorang tidak harus menjadi tua dulu untuk bisa berpikir bijak dan mampu mengontrol emosi.
3. Keterbatasan Antara Keduanya
Perkembangan maupun pertumbuhan juga memiliki perbedaan dari segi keterbatasan atau yang membatasi pengukurannya. Pada pertumbuhan akan terbatas pada usia, sehingga seseorang akan berhenti bertambah tinggi manakala mencapai usia tertentu, namun tidak demikian dengan perkembangan.
Perkembangan tidak memiliki batasan usia sebab di usia berapapun seseorang tetap dapat berkembang. Ketika seseorang terus memacu otaknya untuk berpikir maka cara berpikirnya akan terus berkembang. Sekalipun masih di usia muda atau malah memasuki usia senja. Sehingga perkembangan tidak memiliki keterbatasan yang terukur seperti pada pertumbuhan.
4. Faktor Keterulangan
Point perbedaan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya adalah pada faktor keterulangan. Pada pertumbuhan sifatnya irreversible artinya tidak dapat terulang, dan berkebalikan dengan perkembangan. Sebab perkembangan sifatnya reversible sehingga bisa berulang kapan saja tanpa bisa ditebak.
Sebagai contoh ketika seseorang bertambah tinggi maka pertambahan tinggi ini tidak akan terulang. Pasalnya seseorang tidak mungkin mendadak menjadi pendek sebagaimana saat pertama kali dilahirkan ke dunia. Sehingga pertumbuhan ini sifatnya ajeg, dan sudah bisa diprediksi sebelumnya mengingat sifatnya yang kuantitatif.
Sedangkan pada perkembangan tentu terjadi sebaliknya, karena memang bisa berulang hingga beberapa kali. Seseorang bisa saja belajar mengemudikan mobil kemudian karena satu dan lain hal. Kemampuan ini berkurang atau hilang karena terlalu lama absen mengemudikan mobil. Ketika ingin mengemudikan mobil lagi, maka perlu mengulang proses belajarnya.
Sekalipun tidak butuh waktu dan usaha lebih lama dibanding proses belajar di awal. Namun proses perkembangan untuk bisa mengemudi kembali terulang. Kondisi ini juga bisa terjadi pada berbagai aspek yang melibatkan keahlian, kemampuan, dan lain sebagainya. Inilah alasan banyak orang yang ingin berkembang mencoba mencari banyak pengalaman dan terus belajar.
5. Dilihat Dari Segi Proses
Jika membahas mengenai masalah perbedaan pertumbuhan dan perkembangan maka perlu melibatkan aspek proses. Pada pertumbuhan proses ini berlangsung dengan cepat dan hanya terjadi sekali waktu. Mengingat sifatnya yang tidak dapat terulang, dan dikatakan cepat karena tidak butuh waktu lama.
Contohnya pada pertambahan tinggi seorang remaja, biasanya anak-anak hingga remaja akan mengalami pertambahan dalam skala besar. Seorang anak bisa bertambah tinggi belasan sentimeter hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Hanya saja akan berhenti begitu saja ketika sudah sampai di usia tertentu, misalnya di usia 20 tahun.
Sedangkan proses pada perkembangan sendiri tidak memiliki batasan waktu dan berlangsung tanpa batasan durasi. Artinya perkembangan ini bisa lambat, sangat lambat, cepat, atau malah super cepat. Biasanya akan terus berproses selama seseorang atau makhluk tersebut hidup. Sebab perkembangan ini memang terjadi di setiap fase kehidupan pelakunya.

6. Faktor Yang Mempengaruhinya
Perbedaan berikutnya ada pada faktor yang mempengaruhi antara pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Pertumbuhan dipengaruhi oleh pembelahan sel yakni melalui proses mitosis dan meiosis. Selama sel di dalam tubuh terus berkembang maka pertumbuhan akan terus berjalan.
Pada perkembangan dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dialami langsung oleh makhluk atau seseorang. Pengalaman apapun yang dialami akan memberikan perkembangan yang cukup signifikan. Tentunya terlihat dari segi psikis, mulai dari cara berpikir sampai mengontrol emosi maupun tindakan.
Semakin banyak pengalaman yang dialami oleh seseorang maka perkembangannya tentu menjadi lebih cepat. Seseorang bisa semakin pintar, semakin punya banyak keahlian, semakin pandai berbicara atau bergenosiasi, sampai ke detail terkecil sekalipun.
Memahami perbedaan antara istilah pertumbuhan dan perkembangan tentu penting agar tidak saling tertukar. Sebab keduanya memang memiliki perbedaan yang sangat jelas untuk kemudian bisa dipahami dan diaplikasikan pada kehidupan.
Memahami perbedaan keduanya dapat membantu menekan resiko kesalahan, sebab keduanya tidak bisa disamakan. Adapun detail mengenai perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tersebut bisa dilihat pada penjelasan di atas.

Friday, 20 March 2020

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN PADA TUMBUHAN

Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah cara perkembangbiakan tumbuhan tanpa melalui proses penyerbukan dengan bantuan atau campur tangan manusia. Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan vegetatif buatan merupakan tumbuhan yang memberikan manfaat bagi manusia, baik secara ekonomi maupun sosial. Sebelumnya telah dibahas perkembangbiakan vegetatif alami disini.
Beberapa tumbuhan dapat dilakukan perkembangbiakan vegetatif dengan beberapa cara. Misalnya pada tumbuhan mangga dapat dengan cara mencangkok, menyambung, ataupun okulasi.
Cara Perkembangbiakan Vegetatif Buatan
1. Mencangkok
Mencangkok adalah cara melakukan perkembangbiakan dengan mengupas kulit batang dan membungkusnya dengan tanah agar tumbuh akar pada bagian tersebut.
Agar dapat memperoleh hasil, tumbuhan yang akan dicangkok harus memiliki batang kayu. Seperti pohon mangga, rambutan, nangka. Tidak dapat dilakukan pada pohon pisang, maupun pohon bambu.
Kelebihan perkembangbiakan dengan cara mencangkok yaitu kemampuan untuk berbuahnya lebih cepat dan memiliki sifat yang sama dengan tumbuhan induknya. Sedangkan kekurangan perkembangbiakan dengan cangkok yaitu akar tanaman kurang kuat dan umur tanaman yang pendek.

Contoh Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga.
Namun tanaman hasil cangkokan memiliki beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
Berikut adalah cara  mencangkok tanaman.
Sediakan Alat dan bahan yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan cabang/ranting yang akan kita cangkok.

Langkah – langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut :
a. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
b. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
c. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
d. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
e. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
f. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau).
g. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.



2. Stek
Stek adalah cara perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara memotong bagian tumbuhan kemudian ditanam langsung ke tanah. Agar dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru, maka bagian tumbuhan yang di stek harus memiliki mata tunas dan ditanam pada tanah yang berhumus dengan mendapatkan suplay air dan nutrisi yang cukup.
Tanaman yang biasanya di stek antara lain singkong, dan mawar. Kelebihan cara stek ini adalah cepat menghasilkan tumbuhan baru, sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan untuk gagal atau tumbuhan mati cukup besar.
Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.
Langkah-langkah stek batang :
a. Potong bagian batang atau dahan yang ingin dijadikan tanaman baru
b. Tanam dahan yang dipotong tadi kedalam pot atau tanah yang subur
c. Siram tanaman secara berkala dan jangan terlalu banyak, cukup 1 kali pada pagi hari
d. Tempatkan tanaman baru pada tempat yang tidak penuh hari terkena cahaya matahari
3. Menyambung
Menyambung adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggabungkan dua batang tanaman yang sejenis. Menyambung dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sifat-sifat yang unggul dari kedua tanaman.
Seperti pada bagian batang bawah untuk memperoleh akar dan batang yang kokoh, sedangkan pada sambungan batang atas untuk memperoleh hasil buah yang manis dan lebat. Perkembangbiakan dengan cara menyambung umum dilakukan pada pohon melinjo, mangga dan rambutan.

Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Berikut ini adalah cara mengenten tanaman :
Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan (terung dan tomat)

Cara menyambung tanaman :


a. Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. b. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
c. Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
d. Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
e. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
f. Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
g. Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. H. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari.
4. Okulasi
Menempel atau okulasi adalah Okulasi adalah cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.
Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar.
Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda.

Baca Juga : Hidung : Pengertian, Struktur, Fungsi, Cara Kerja dan Penyakit pada Hidung

Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman:
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, dua jenis tumbuhan (batang bawah dan batang atas).
Langkah-langkah mengokulasi tanaman:



a. Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi.
b. Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
c. Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
d. Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. e. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
f. Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
g. Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
h. Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.
5. Merunduk
Merunduk adalah cara perkembangbiakan dengan cara membenamkan bagian batang tumbuhan kedalam tanah dan mempertahankan posisi ini sampai tumbuh akar pada bagian batang tumbuhan tersebut.
Untuk dapat melakukan perkembangbiakan ini, tumbuhan yang akan dikembangbiakan harus memiliki batang yang mudah diatur dan lentur.
Contoh Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati.
Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk :



a. Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
b. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
c. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah
d. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
e. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
f. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
g. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.