Showing posts with label Pendekatan Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Pendekatan Pembelajaran. Show all posts

Tuesday, 3 April 2018

Pendekatan Problem Solving

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu . Menurut Erman Suherman (2001 : 70) pendekatan pembelajaran ialah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bias beradaptasi dengan siswa. Menurut Asmani (2010:31) pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siwa memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin.
Pendekatan problem  solving member kesempatan kepada siswa untuk menemukan penyelesaian dari masalah tersebut, maka mereka akan memperoleh kepuasan tertentu. Sehinggah siswa akan lebuh termotivasi mempelajari prisip-prinsip atu konsep yang diberikan. Dalam menyelesaiakan masalh siswa perlu dilatih utnuk mendapatkan langkah-langkah penyelesaian secara teratur,sistimatis dan penarikan kesimpulan secarah sah berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan.
Pendekatan Problem solving dalam pembelajaran menekankan pada pemahaman terhadap permasalahan, kemudian mencari penyelesaian dan menyelesaikan permasalahan serta melakukan evaluasi kembali penyelesaian yang di lakukan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan problem solving merupakan pencarian solusi dari suatu permasalahan dengan menggunakan identifikasi, mengeksplorasi, mencari langkah-langkah pemecahan dan akhirnya menemukan solusi tersebut serta mengevaluasi solusi dari permasalahan tersebut.



Teori-teori yang Mendukung pendekatan Problem Solving 
Beberapa teori-teori belajaar yang berkaitan dengan mendukung pedekatn pemecahan masalah antara lain:
Teori beljar yang dikemukakan Gagne (Suherman, 2001:83) bahwa keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah, hal ii dapt di pahami sebab pemecahan masalah merupakan tipe belajar palin tinggi dari delapan tipe yang dikemukakan Gagne. Pemecahan masalah banyak disenangi oleh para ahli-ahli pendidikan. Proses pemecahan masalah menghasilkan lebih banyak prinsip yang dapat membantu dalam pemecahan masalah selanjutnya. Pelajaran matematika yang pernah kita hadapi pada umumnya dterdiri dari masalah. Untuk menemukan pemecahan terdapat masalah biasa dilengkapi dengan belajar prinsip-prinsip kemudian mennggunkan untuk memecahkan apa yang dinamakan masalah
Teori belajar konstriktivisme yang menekankan bagaimana siwa harus mebangun sendiri pengetahuannya serta menerapakan ide-ide mereka dalam memecahkan masalah.
Teori belajar bermakna David Ausebel . belajar bermakna merupakan suatu proes dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kongitif seseorang.
Teori penemuan   Jerome Bruner. Bruner (Trianti, 2007 : 26) menyarankan agar siswa-siwa hendaknya belajar melalui konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar meraka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperiment yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri
Hasil penelitian Capper (Suherman, 2001: 84) menunjukkan bahwa pengalaman siswa sebelumnya, perkembangan kognitif, serta minat terhadap matematika merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pemecahan masalah. Suryadi (Marwati, 2010:  63) dalam surveinya menemukan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh guru maupun siswa. 
Kelebihan dan kelemahan pendekatan problem solving
Para ahli pendidikan mengemukakan bahwa sampai pada saat sekarang ini belum ada strategi pembelajaran yang sempurna. Dengan kata lain setiap strategi pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari pendekatan problem solving yaitu:
Kelebihan pendekatan problem solving antara lain: 
  1. Merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi pelajaran. 
  2. Belajar dengan pendekatan problem solving  adalah belajar penuh makna. 
  3. Dapat menimbulkan motivasi belajar bagi siswa. 
  4. Siswa belajar transfer konsep dan prinsip matematika ke situasi baru
  5.  Mengajar siswa berpikir rasional dan lebih aktif.
Sedangkan kekurangan pendekatan problem solving antara lain:
  1. Memerlukan waktu lama. 
  2. Dapat menimbulkan frustasi jika penyajiannya terlalu cepat. 
  3. Manakah siswa yang tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
Langkah-langkah pembelajaran pendekatan problem solving 
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solving membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang membentuk langkah-langkah yang jelas untuk mendapatkan hasilnya, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Mengajar dengan menggunakan pendekatan problem solving adalah cara mengajar dengan membimbing siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan dengan tidak didahului dengan adanya contoh yang relevan dan mengarahkan unutk mendapatkan hasilnya. Dalam arti bahwa belajar dengan pendekatan problem solving  materi yang disampaikan masih merupakan masalah diserahkan kepada siswa untuk menyelesaiaknnya.
Guru dan siswa harus selalu berinteraksi bila terdapat kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika. Guru juga harus mengetahui kemampuan siswanya, bila memberikan soal harus mengetahui bobotnya. Bila bobot soal tidak melebihi kemampuan siswa, maka siswa akan terbiasa dengan soal – soal matematika kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika sedikit demi sedikti akan semakin meningkat. Masalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika selain kemampuan siswa dalam memahami soal tersebut juga peran serta guru selalu aktif dalam membimbing anak didiknya.
Dalam menyelesaikan masalah siswa perlu dilatih untuk mendapatkan langkah-langkah penyelesaian secara teratur, sistematis dan penariakn kesimpulan secara sah berrdasarkan kaidah yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah matematika dalam penelitian menurut Polya (Suherman, 2001:  84) adalah sebagai berikut:
  1. Memahami masalah 
  2. Memahami masalah disini yaitu menyatakan dengan rinci tentang apa yang diketahui, dinyatakan atau dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. 
  3. Membuat rencana penyelesaian 
  4. Membuat rencana penyelesaian yaitu mencari hubungan antara apa yang dinyatakan dengan apa yang diketahui serta memilih strategi pemecahan masalah. 
  5. Melaksanakan rencana penyelesaian 
  6. Melaksankan rencana penyelesaian di sini yaitu menyelesaikan masalah sesuai dengan strategi pemecahan masalah yang telah dipilih dalam pembuatan rencana penyelesaian di atas. 
  7. Meliahat kembali penyelesaian 
  8. Melihat kembali penyelesaian berate mengecek hasil yang diperoleh. Apakah ada cara lain untuk mendapatkan penyelesaian yang sama? Dan apakah hasil yang diperoleh sudah cocok dengan permasalahan semula?
Kaitan Antara Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Solving
Kemampuan pemecahan merupakan salah satu tujuan pendidikan. Kemampuan pemecahan masalah adalah bagian yang tidak dapat ditinggalkan dalam pembelajaran matematika karena melalui pemecahan masalah, konsep yang telah dimiliki peserta didikan dapat diaplikasikan. Menurut Slameto (dalam Marwati, 2010:64) mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika, penyelesaian masalah merupakan peruses dan keterampilan intelektual dasar penting yang harus diperkatikan oleh para guru matematika. Mengingant pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika maka peserta didik membutuhakan banyak kesempatan untuk memecahkan masalah dalam bidang matematika dan dalam kontes kehidupan nyata. Untuk itu dalam proses pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemapuan penyesalan masalah yakni pendekatan problem sdlving.
Pendekatan problem solving merupakan pencarian solusi dari suatu permasalahan dengan mengunakan identifikasi, mengesplorasi, mencari langkah-langkah pemecahan dan akhir menemukan solusi tersebut serta mengepaluasi solusi dari permasalahan tersebut.
Denagan demikian dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran ialah dengan penerapan pendekatan problem solving pendekatan problem solving membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang membentuk langkah-langkah yang jelas untuk mendapatkan hasilnya, sehingga siswa dapatt menyusun pengetahuannya sendiri, lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Penerapan Pendekatan Problem solving.
Fase 1 : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa
guru mengecek kehadiran siswa
guru menyampaikan topic pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang  ingin dicapai
guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya.
Fase 2 : guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
guru menjelaskan pengertian jarak
guru menjelaskan jarak antara dua titik.
Guru memberikan contoh soal
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami.
Guru menjelaskan jarak antara titik dan garis
Fase 3 : Guru menyediakan latihan terbimbing
Guru memberikan contoh soal
Fase 4 : Guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Menberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami.
Fase 5 : Guru memberikan kesempatan untuk pelatihanlanjutan dan penerapan.
Guru memberikan latihan
Guru membimbing dan mengarahkan siswa menyelesaikan masalah ( soal latihan ) sesuai dengan penerapan problem solving.

Simak video berikut
Menghitung Banyak Data dengan Syarat Tertentu Pada Microsoft Excel Menggunakan Fungsi/Rumus COUNTIF

Thursday, 23 June 2016

Model Pembelajaran Pendekatan Aptitute-Treatment Integration (ATI)

A. Hakikat Dan Pengertian Model Pendekatan ATI
Secara subtantif dan teoritik “ Aptitude- Treatment-Interaction” (ATI) dapat diartikan sebagai suatu konsep pendekatan yang memilik sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pengertian ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan snow. (1989) sebagai berikut :
Aptitude treatment interaction (ATI) the concpt that interaction strategies (treatment) are more or less effective for particular individuals depending upon their specipfict abilities As a teoritical frame work . ATI suggest that optimala learning regalt when the instruction is exactly matched to the aptitude the learness”. Hal ini berarti bahwa dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik) ATI approach merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang sedikit banyaknya mangkus (efektif) digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasri oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik / hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude ) siswa.
Pernyataan snow diatas menggambarkan adanya hubungan timabal balik antara hasil belajar yang diperoleh siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran. Hal ini berarti bahwa prestasi akademik / hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh kondisis pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dikelas. Dengan demikian secara implisit berarti bahwa semakin cocok perlakuan metode pembelajaran (trreatmenr) yang diterapkan guru dengan perbedaan kemampuan (Aptitude) siswa makin optimal hasil belajara yang dicapai. Berdasrkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas dapat diperoleh beberapa makna esessnsialdari ATI approach, sebagai berikut :

  1. ATI approach merupaka suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment)yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
  2. sebagai sebuah kerangka teorotik ATI approach berasumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik? Hasil belajar akan tercipta bila man perlakuan-perlakuan (treatment) dalam pembelajran disesuaikan sedemikian rupa dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
  3. terdapat hubungan timbala balik antara prestasi akademik /jasil belajar yang diperoleh siswa (achievment) terhgantiung kepada bagaimana kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas (treatment).

Dengan demikian bahwa tujuan utama pengembangan model pendekatan ATI adalah terciptanya optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar. Melalu penyesuaian pembelajran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Agar tingkat keberhailan (efektifitas) pengembangna model pendekatan ATI dapat dicapai dengan baik , maka dalam implementasinya perlu diperhatikan beberapa prinsip yang dikemukakan Snow (1996) sebagai berikut :

  1. Bahwa interksi antara kemampuan (aptitude) dan perlakuan (treatment) pembelajran berlangsung didalam pola yang kompleks dan senantiasa dipengaruhi oleh variable-variabel tugas/jabatan dan situasi.
  2. Bahwa lingkungan belajar yang sangan struktur cocok bagi siswa yang memilik kemapuan rendah, sedangkan lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur fleksibel lebih pas untuk siswa yang pandai.
  3. Bahwa bagi siswa yang memilik rasa percaya diri kurang atau sulit dalam menyesuaikan diri, cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam lingkungan belajar yang sanga tertstruktur. Sebaliknya bagi siswa yang tidak pencemas atau memilik rasa percaya diri tinggi (independent) belajarnya akan lebih baik dalam situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel).


B. Spesifikasi Model Pendekatan ATI
Aptitude- Treatment-Interaction (ATI) approach merupakan sebuah model pendekatan dalam pembelajaran yang berupaya sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik/hasil belajar (cronbath & Snow 1999) pendekatan ini dikembangkan berdasrkan asumsi bahwa “optimalisasi prestsi akademik / hasil belajar dapat dicapai melalu penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa (snow 1999). Model pendekatan Aptitude treatment interaction (ATI)yang akan dikembangkan dalam pembelajarna IPS melalui penelitian research and development ini dirancang dengan spesifikasi khusus, terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:
1. Treatment Awal
Pemberian perlakuan treatment awal pada siswa dengan menggunakan aptitude testing, perlakuan pertama ini dimaksudkan untuk menentukan dan menetapakan klasifikasi kelompok siswa berdasrkan tingkat kemampuan (aptitude ability), dan sekaliguss juga untuk mengetahui potesi kemapuan masing-masing siswa dalam menghadpai informasi/ pengetahuan ataupun kemampuan yang baru.
2. Pengelompokan Siswa
Pengelompokan siswa yang didasrkan pada hasil aptitude testing. Siswa didalam kelas diklasisfikasikan menjadi tiga kelompok yan gterdiri dari yang berkemapuan tinggi, sedang dan rendah. Bloom dan Gagne (1997 & 1982) menyebutkan pengelompokan itu dengan cepat sedang dan lambat.
3. Memberikan Perlakuan
Kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang dipandang sesuai dengan karakteristiknya. Dalam pendekatan ini kepada siswa yang berkemampuan “tinggi” diberikan perlakuan (treatment) berupa self learning melalui modul. Siswa yang memiliki kemampuan “sedang” diberikan pembelajaran secara konvensional atau regular teaching. Sedangkan kelompok siswa yang berkemampuan “rendah” diberikan perlakuan (treatment) dalam bentuk regular teaching + tutorial. Tutorial dapat diberikan oleh guru IPS sendiri atau oleh para tutor dan mentor yang sudah menerima petunjuk dan bimbingan dari guru.
4. Achievement Test
Diakhir setiap pelaksanaan, uji coba dilakukan dalam penilaian prestasi akademik/hasil belajar setelah diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran kepada masing-masing kelompok yang senuai dengan kemampuan siswa (tinggi sedang dan rendah) melalui beberapa kali uji coba dan perbaikan serta revisi (dalam rentang waktu yang sudah di jadwalkan), diadakan achievement test untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajarinya.

C. Implementasi Model Pendekatan ATI
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangnan (research an development) ini meskipun model pendekatan ATI belum memiliki langkah-langkah atau pola baku dalam pengembangannya tapi langkah atau pola yang akan dikembangkan dalam studi ini dapoat diadopsi dari beberapa kajian dan studi yang dilakukan para peneliti terdahulu, seperti dari penelitian an aptitude-treatment interaction approach to transfer within training oleh A.M. Suilivan (1964), yang dilakukan pusat riset angkatan udara AS, studi tentang verbal and spatial abilities in relation to the cognitive demands of diferent kinds of illustrations in text materials oleh Gusstaffson & Harnguist (1977) di gote bord, swedia.
Berdasarkan kajian dan studi terhadap penelitianpenelitian yang telah dikemukakana diatas serta berpegang pada prinsip-prinsip model pendekatan ATI yang ada, maka dapat di adpatasi beberapa langkah yang dapat dikembangkan :

  1. Studi atau penelitian diawali dengan melaksanakan pengukuran kemampuan masing-masing siswa melalui test kemampuan (aptitude-testing).
  2. Membagi atau mengelelompokkan siswa menjadi tiga kelompok sesuai dengan klasifikasi yang didapatkan dari hasi Aptitude testing.
  3. Melakukan test awal (pre test) untuk mengetahui entri behavior siswa dikelas secara keseluruhan
  4. Memberikan perlakuan (treatment) kepada masing-masing kelompok siswa (tinggi sedang dan rendah) dalam pembelajaran.