BAB 1 SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA BAGIAN KEDUA
B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia
2. Spermatogenesis
Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya cairan mani dari penis. Biasanya, cairan mani tersebut keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi basah. Mimpi basah pada umumnya terjadi saat berumur antara 10–14 tahun.
Cairan mani merupakan campuran sel-sel sperma dengan getah-getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis. Kamu dapat memahami proses pembentukan sperma di dalam testis dari gambar berikut.
Gambar : Potongan Melintang Tubulus Seminiferus
Baca
Juga : Bab 1 Gerak Benda Dan Makhluk Hidup Di Lingkungan Sekitar Bagian 3
Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis. Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata “tubulus” berarti saluran-saluran, sedangkan kata “seminiferus” berasal dari kata “semen” yang artinya sperma. Jadi, tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelokkelok tempat pembentukan sperma. Kumpulan tubulus inilah sebenarnya struktur yang membentuk testis.
Proses pembentukan sperma pada tubulus seminiferus terjadi secara bertahap. Sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n) mengalami pembelahan secara mitosis membentuk spermatosit primer. Selanjutnya, spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis tahap satu (meiosis I) membentuk dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit sekunder kemudian mengalami pembelahan meiosis tahap II (meiosis II) membentuk spermatid yang bersifat haploid (n). Akhirnya, spermatid mengalami diferensiasi atau perkembangan sehingga terbentuk empat sel sperma atau spermatozoa yang matang.
Baca Juga : Bab 1 Gerak Benda Dan Makhluk Hidup Di Lingkungan Sekitar Bagian 2
3. Organ Reproduksi pada Perempuan
Tabel Struktur dan Fungsi Organ pada Sistem Reproduksi Perempuan
No. | Nama Organ | Keterangan Struktur |
1. | Ovarium | Struktur berbentuk seperti telur, berjumlah dua buah, terletak di samping kanan dan kiri rahim (uterus) dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). |
2. | Saluran telur (Tuba fallopii/ Oviduk) | Saluran dengan panjang ±10 cm yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). |
3. | Infundibulum | Struktur yang berbentuk seperti corong dan merupakan ujung dari tuba fallopii. |
4. | Rahim (uterus) | Struktur seperti buah pir yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin selama kehamilan. |
5. | Endometrium | Lapisan yang membatasi rongga rahim dan meluruh saat menstruasi. |
6. | Serviks | Struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah vagina. |
7. | Vag i na | Saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim, saluran mengalirnya darah menstruasi, dan saluran keluarnya bayi. |
8. | Fimbriae | Struktur berjumbai seperti jari-jemari yang berfungsi menangkap sel telur. |
Baca Juga : Bab 2 Klasifikasi Makhluk Hidup Bagian Ketiga
Alat reproduksi perempuan juga dapat dibedakan menjadi alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.
a. Alat Reproduksi Luar
Alat reproduksi perempuan yang terletak di luar yaitu vulva dan labium. Vulva yaitu suatu celah paling luar dari alat reproduksi wanita yang dibatasi oleh sepasang bibir (kanan dan kiri). Kedua bibir ini disebut dengan labium. Ke dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran urine dan saluran reproduksi (vagina).
b. Alat Reproduksi Dalam
Alat reproduksi dalam perempuan antara lain terdiri atas ovarium, dan saluran reproduksi.
1) Ovarium
Ovarium atau indung telur merupakan organ reproduksi perempuan yang terletak di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berjumlah sepasang dan memiliki bentuk seperti telur dengan ukuran sekitar 4 cm × 3 cm × 2 cm. Di dalam ovarium terdapat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel inilah sel telur atau ovum berkembang. Sel-sel oosit (calon sel telur) berkembang sejak awal kehidupan seorang perempuan dan mencapai kema tangan setelah pubertas. Folikel ini juga menghasilkan hormon perem puan yaitu estrogen dan progesteron. Pada setiap bulan, sel telur yang telah matang dilepaskan dari ovarium. Proses pelepasan sel telur dari indung telur ini disebut ovulasi. Selanjutnya, sel telur tersebut akan ditangkap oleh fimbriae dan kemudian akan bergerak ke saluran telur (tuba fallopii).
Saat ini kamu telah mengetahui bahwa jumlah ovarium yang dimiliki oleh perem puan ada dua buah. Biasanya setiap ovarium akan bergiliran melepaskan ovum (telur) setiap bulannya. Akan tetapi, jika salah satu ovarium tidak ada atau tidak berfungsi, misalnya karena diangkat (diambil) melalui proses operasi, maka ovarium lainnya akan terus melepaskan sel telur.
Baca Juga : Bab 2 Klasifikasi Makhluk Hidup Bagian Kedua
Hormon estrogen dan progesteron berperan mengatur siklus menstruasi. Hormon ini juga mengatur perkembangan ciriciri reproduksi sekunder pada perempuan. Ciri reproduksi sekunder tersebut antara lain, semakin besarnya pinggul, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, berkembangnya payudara, semakin aktifnya kelenjar minyak, dan kelenjar keringat yang dapat memicu munculnya jerawat.
2) Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi perempuan terdiri atas saluran telur atau tuba fallopii, uterus, dan vagina.
a) Saluran Telur (Tuba Fallopii)
Saluran telur (tuba fallopii) atau oviduk berjumlah sepasang, yaitu kanan dan kiri yang memanjang ke arah samping dari uterus. Panjang tuba fallopii ini sekitar 10 cm. Saluran telur berakhir dalam struktur berbentuk corong yang disebut infundibulum, yang ditutupi fimbriae. Fimbriae me nangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. Fungsi saluran telur membawa sel telur dari infundibulum ke rahim. Pada sa luran telur inilah terjadi fertilisasi atau pembuahan. Setelah terjadi fertilisasi, saluran telur akan menyalurkan zigot (hasil fertilisasi) menuju uterus atau rahim.
b) Rahim (Uterus)
Uterus atau rahim merupakan organ yang memiliki dinding yang tebal, memiliki bentuk seperti buah pir yang terbalik. Secara normal, rahim terletak di atas kantung kemih. Rahim berfungsi sebagai tempat perkembangan janin. Pada saat seorang perempuan tidak hamil, rahim memiliki ukuran 5 cm. Pada saat seorang perempuan hamil, rahim mampu me ngembang hingga 30 cm, ukurannya menyesuaikan dengan perkembangan bayi.
Dinding rahim (endometrium) memiliki peranan dalam pembentukan plasenta. Plasenta merupakan organ yang menyuplai nutrisi yang dibutuhkan bayi selama perkembangannya. Pada perempuan yang tidak hamil, ketebalan dinding rahim bervariasi selama siklus menstruasi bulanan yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
Baca Juga : Bab 1 Sistem Reproduksi Pada Manusia Bagian Pertama
c) Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim. Vagina tersusun atas otot-otot yang elastis, dilapisi selaput membran, yang disebut selaput dara (himen). Saluran ini menghubungkan antara lingkungan luar dengan rahim. Saluran yang menghubungkan vagina dengan rahim adalah serviks (leher rahim). Vagina berfungsi sebagai organ reproduksi, saluran untuk aliran darah menstruasi dari rahim, dan jalan lahir bayi. Pada saat bayi akan lahir terjadi kontraksi otot-otot pada dinding rahim. Kontraksi inilah yang menyebabkan bayi terdorong ke jalan lahir (vagina).
4. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan, yaitu sel telur atau ovum dan terjadi di dalam organ yang disebut ovarium. Berbeda dengan spermatogenesis yang dimulai ketika anak laki-laki mulai masuk masa pubertas, oogenesis di mulai sebelum anak perempuan lahir. Pada saat baru lahir, anak perem puan sudah memiliki bakal sel ovum (sel primordial) sebanyak 200.000 hingga 2.000.000. Namun, hanya sekitar 40.000 yang tersisa saat anak perempuan masuk masa pubertas dan hanya 400 yang akan matang atau berkembang sempurna. Satu sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium) selama siklus reproduksi (siklus menstruasi) perempuan. Perhatikan Gambar berikut.
Baca Juga : Bab 2 Klasifikasi Makhluk Hidup Bagian Pertama
Pada Gambar di atas kamu dapat melihat bahwa di dalam ovarium terdapat folikel yang berukuran kecil dengan calon bakal sel telur di dalamnya (folikel primordial). Folikel dan bakal sel telur tersebut berkembang semakin besar menjadi folikel primer, kemudian berkembang menjadi folikel sekunder, dan pada akhirnya menjadi folikel matang. Selama folikel berkembang, sel primordial akan membelah secara mitosis membentuk oogonium atau sel induk telur yang bersifat diploid (2n). Oogonium kemudian akan mengalami pembelahan mitosis membentuk oosit primer yang bersifat diploid (2n). Oosit primer kemudian mengalami pembelahan meiosis tahap I (meiosis I) membentuk satu oosit sekunder (n) dan satu polosit (n). Polosit (n) kemudian mengalami pembelahan meiosis tahap II (meiosis II) menghasilkan dua polosit (n). Oosit sekunder selanjutnya juga mengalami pembelahan meiosis tahap II (meiosis II) membentuk satu ootid (n) dan satu polosit (n). Ootid kemudian mengalami diferensiasi membentuk ovum. Pada akhir peristiwa oogenesis, dari satu sel induk telur (oogonium) akan dihasilkan satu sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n) dan tiga polosit (badan polar) yang bersifat haploid (n). Namun, yang dapat berfungsi hanya satu sel telur (ovum). Agar kamu dapat dengan mudah memahami peristiwa oogenesis, perhatikan Gambar berikut.
Gambar : Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)
Baca Juga : Bab 1 Objek Ipa Dan Pengamatannya