Wednesday 16 September 2020

BAB 1 SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA BAGIAN KETIGA

B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia

Alat reproduksi atau alat kelamin laki-laki dapat dibedakan menjadi alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.

a. Alat Reproduksi Luar

Alat reproduksi luar merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian luar tubuh dan dapat diamati secara langsung.

1) Penis

Penis berfungsi sebagai saluran kencing (urine) dan sebagai saluran sperma. Penis terbentuk dari otot dan tidak memiliki tulang. Pada ujung penis terdapat struktur seperti lipatan kulit yang disebut kulup (prepuce). Kulup inilah yang dipotong saat seseorang dikhitan.

2) Skrotum

Pada bagian di dekat penis terdapat kantung yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit yang disebut skrotum. Pada skrotum tersebut terdapat dua buah (sepasang) testis atau buah zakar yang berbentuk bulat telur. Skrotum juga berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.

b. Alat Reproduksi Dalam

Alat reproduksi dalam merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung. Alat reproduksi dalam antara lain terdiri atas testis, saluran sperma, uretra, dan kelenjar reproduksi.

1) Testis

Testis merupakan organ reproduksi yang berbentuk bulat telur, berjumlah dua buah (1 pasang) dan terdapat dalam skrotum. Saat ini, mungkin kamu berusia antara 13 atau 14 tahun. Pada usia tersebut testis mulai memproduksi sperma atau sel kelamin jantan dan

hormon testosteron.

Sperma merupakan sel tunggal yang mempunyai ekor dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki. Hormon testosteron adalah senyawa yang dapat merangsang perubahan fisik pada anak lakilaki seperti membesarnya jakun dan tumbuhnya rambut pada tempattempat tertentu, misalnya kumis. Pada masa inilah kamu berada pada masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami pematangan fungsi seksual yang disertai perubahan fisik dan psikis.

2) Saluran Sperma

Saluran sperma tersusun atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar melalui epididimis. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Pada saluran ini sperma disimpan sementara waktu sampai berkembang sempurna, dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens. Vas deferens merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra serta berfungsi sebagai saluran sperma menuju uretra. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi laki-laki yang terdapat di dalam penis. Uretra selain berfungsi sebagai saluran keluarnya sperma juga berfungsi sebagai saluran keluarnya urine. Proses keluarnya sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi.

3) Kelenjar Reproduksi

Kelenjar reproduksi berfungsi untuk memproduksi getah atau cairan yang nantinya bercampur dengan sel sperma menjadi cairan mani atau semen. Kelenjar reproduksi pada laki-laki terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.

a) Vesikula Seminalis

Vesikula seminalis merupakan struktur yang berbentuk seperti kantung kusut kecil (±5 cm) yang terletak di belakang (posterior) dari kantung kemih. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa (alkali) yang mengandung fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan.

b) Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan keputih-putihan, sedikit asam (pH 6,5), dan mengandung beberapa zat yaitu: 1) asam sitrat yang digunakan untuk menghasilkan energi (ATP); 2) beberapa enzim, yaitu pepsinogen, lisozim, dan amilase; 3) seminal plasmin yang berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.

c) Kelenjar Cowper (Bulbouretra)

Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan yang bersifat basa. Cairan ini berfungsi melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra serta melapisi uretra, sehingga mengurangi sperma yang rusak selama ejakulasi. Sperma yang dihasilkan testis akan bercampur dengan getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar–kelenjar reproduksi, sehingga terbentuk suatu suspensi (campuran antara zat cair dan zat padat) yang disebut semen (cairan mani). Semen inilah yang dikeluarkan melalui uretra. Pada umumnya, volume semen yang dikeluarkan sebesar 2,5-5 mililiter (mL). Dalam tiap 1 mililiter semen terkandung 50-150 juta sel sperma. Dari jutaan sel sperma tersebut hanya 1 (satu) sel sperma yang akan berhasil membuahi sel telur.

Berikut ini bagian – bagian dari sistem reproduksi laki – laki


BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA

A. Objek IPA

Objek yang dipelajari dalam IPA meliputi semua benda yang ada di alam mulai dari benda yang yang paling kecil (renik), partikel atom, makhluk hidup, hingga benda yang sangat besar seperti laut, bumi, matahari, dan sebagainya.

Untuk memudahkan mempelajari objek IPA, pengetahuan tentang IPA dibagi menjadi 4 yaitu :

Fisika : mempelajari energi, gaya, gerak, cahaya, dan gejala alam yang bersifat fisik lainnya.

Kimia : memperlajari materi, penyusun dan perubahan zat,

Biologi : mempelajari sistem kehidupan mulai dari yang berukuran renik hingga lingkungan yang luas.

Ilmu Bumi dan Antariksa : mempelajari asal mula bumi beserta perkembangan dan keadaannya saat ini, bintang, planet, dan benda langit lainnya.

Baca Juga : Bagian Bagian Bunga Beserta Fungsinya


B. Besaran

Besaran adalah sesuatu yang memiliki nilai dan satuan. Besaran ada 4 macam yaitu Besaran Pokok, Besaran Turunan, Besaran Vektor dan Besaran Skalar.

1. Besaran Pokok adalah besaran asli yang satuannya didefinisikan tersendiri dan telah ditetapkan terlebih dahulu daripada besaran yang lain. Besaran Pokok meliputi : panjang (l : huruf L kecil), massa (m), waktu (t), suhu (T), kuat arus listrik (I) dan intensitas cahaya (J).

Panjang adalah jarak antara 2 titik, massa adalah jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda, waktu adalah selang antara 2 kejadian atau 2 peristiwa, suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda, sedangkan kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada kawat penghantar dalam rentang waktu tertentu .

2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran Turunan meliputi : luas (L), volume (V), massa jenis (r), kecepatan (v), berat (W), berat jenis (S) dan percepatan (a).

Baca Juga : Bagian-Bagian Akar Beserta Fungsinya

Besaran Turunan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :


3. Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki nilai dan satuan. Besaran Skalar meliputi : panjang, massa, waktu, dan suhu.

4. Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai, satuan dan arah. Besaran Vektor meliputi : gaya, kecepatan, percepatan dan berat.

Baca Juga : Bagian-bagian Tumbuhan Beserta Fungsinya


C. Satuan

Satuan adalah ukuran dari suatu besaran. Syarat satuan yang baik yaitu : mudah ditiru, bersifat tetap dan internasional. Sistem satuan yang berlaku yaitu sistem Satuan Internasional (SI). Contohnya : meter untuk panjang, kg untuk massa, sekon atau detik untuk waktu, kelvin untuk suhu, ampere untuk kuat arus listrik dan candela untuk intensitas cahaya.

Macam – macam satuan ada 2 yaitu :

1). Satuan Pokok yang merupakan satuan dari besaran pokok

2). Satuan Turunan yang merupakan satuan dari besaran turunan.

Satuan juga bisa dikonversikan menjadi satuan yang lain, misalnya : 1 meter = 100 cm, 1 km = 1000m, 1 kg = 1000 g, 1 ton = 1000 kg, 1 menit = 60 detik dan 1 jam = 60 menit. Seperti pada gambar dibawah ini.

Baca Juga : Gerak Pada Tumbuhan

Koversi Satuan Panjang (meter)


Konversi satuan massa (gram) 


Baca Juga : Gerak Tropisme


Konversi satuan luas (persegi)


Konversi satuan volume (kubik) 


Konversi satuan waktu (sekon)


Baca Juga : Ginjal : Fungsi, Struktur Ginjal dan Penyakit Ginjal


D. Pengukuran

Pengukuran merupakan bagian dari pengamatan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran yang sejenis dengan besaran yang memiliki satuan.

Pengukuran dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1). Pengukuran satuan baku adalah pengukuran yang mempunyai nilai sama, contohnya : pengukuran panjang dengan menggunakan penggaris akan menghasilkan angka dengan satuan meter.

2). Pengukuran satuan tak baku adalah pengukuran yang mempunyai nilai berbeda, contohnya : mengukur panjang kursi menggunakan jengkal tangan ataupun mengukur panjang ruang kamar menggunakan langkah kaki. Hasil pengukuran satuan tak baku adalah berbeda dikarenakan setiap orang mempunyai jengkal tangan dan langkah kaki yang berbeda.

Pengukuran menggunakan alat ukur contohnya :

1). Penggaris dan meteran digunakan untuk mengukur benda yang bentuknya panjang dan lurus, jangka sorong untuk mengukur benda berbentuk lingkaran, sedangkan mikrometer sekrup untuk mengukur ketebalan plat, kertas, dan tissue.

2). Neraca atau timbangan untuk mengukur massa, jam atau stopwatch untuk mengukur waktu, amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik.

Baca Juga : Hati (Hepar) : Fungsi, Struktur dan Penyakit pada Hati