Wednesday 23 October 2019

Prinsip Dasar Perhitungan dan Kaidah Pencacahan

A. Prinsip Dasar Perhitungan
Ada dua prinsip dasar yang digunakan dalam menghitung yaitu aturan penjumlahan dan aturan perkalian.   
1. Prinsip dasar perhitungan
Jika suatu himpunan A terbagi dalam himpunan bagian A1, A2,...An, maka jumlah unsur pada himpunan A akan sama dengan jumlah semua unsur yang ada pada setiap himpunan bagian A1, A2,...An.
Secara tidak langsung, pada prinsip penjumlahan, setiap himpunan bagian  A1, A2,...An, tidak saling tumpang tindih ( saling lepas ). Untuk himpunan yang saling tumpang tindih tidak berlaku lagi prinsip penjumlahan, dan ini harus diselasaikan dengan prinsip inklusi-ekslusi yang akan dibahas kemudian.
Contoh :
a. Seorang guru SD di daerah, mengajar murid kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Jika jumlah murid kelas 4 adalah 25 orang dan jumlah murid kelas 5 adalah 27 orang serta jumlah murid kelas 6 adalah 20 orang, maka jumlah murid yang diajar guru tersebut adalah 25+27+20= 72 murid
b. Seseorang mahasiswa ingin memebeli sebuah motor. Ia dihadapkan untuk memilih pada setu jenis dari tiga merek motor, honda 3 pilihan, susuki 2 pilihan, dan yamaha 2 pilihan. Dengan demikian, mahasiswa tersebut mempunyai pilihan sebanyak 3+2+2=7 pilihan

2. Prinsip perkalian
Misalkan sebuah prosedur dapat dipecah dalam dua penugasan. Penugasan pertama dapat dilakukan dalam n1 cara, dan tugas ke dua dapat dilakukan dalam n2 cara setelah tugas pertama dilakukan. Dengan demikian, dalam mengerjakan prosedur tersebut pada (n1 x n2) cara. Secara tidak langsung, pada perinsip perkalian, bisa terjadi saling tumpang tindih (tidak saling lepas).
Contoh :
Seorang guru SD didaerah, mengajar murid kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Jika jumlah murid kelas 4 adalah 25 orang dan jumlah murid kelas 5 adalah 27 orang serta jumlah murid kelas 6 adalah 20 orang, jika guru tersebut ingin memilih tiga orang murid dari anak didiknya, dimana seorang murid dari setiap kelas, maka guru tersebut mempungai 25x27x20=13500 cara dalam memilih susunan 3 murid tersebut

B. Kaidah Pencacahan
Kaidah pencacahan atau Counting Slots  adalah suatu aidah yang digunakan untuk menentukan atau menghitung berapa  banyak cara yang terjadi darisuatu peristiwa.
Kaidah pencacahan terdiri atas:
1. Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots),
2. Permutasi,
3. Kombinasi.
Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots)
Jika suatu peristiwa dapat dikerjakan dengan K1 cara yang berbeda, peritiwa kedua dapat dikerjakan dengan K2 yang berbeda dan seterusnya sampai peristiwa ke-n, maka banyaknya cara yang berbeda dari semua peristiwa tersebut adalah K, dimana K = K1 x K2 x ... ... x Kn.
K disebut dengan istilah banyaknya tempat tempat yang tersedia dengan aturan perkalian atau kaidah perkalian.
Untuk menentukan banyaknya tempat yang gtersedia dapat mengunkanan tabel siang, diagram pohon, dan pasangan berurutan.
Contoh :
Misalkan ada 2 celana berwarna hitam dan biru serta 4 baju berwarna kuning, merah, purih, dan ungu. Ada berapa banyak pasangan warna celana dan baju yang dapat dibentuk ?
Dari contoh kasus di atas, dapat diselesaikan dengan kaidah pencacaha. Banyaknya cara yang mungkin terjadi dari peristiwa tersebut, dapat diketahui dengan meggunakan metode berikut.

1. Diagram Pohon
Diagram pohon merupakan suatu metode yang ditempuh dalam menentukan banyak cara yang terjadi dalam sebuah peristiwa yang biasanya berbentukpohon karena bercabang.
Contoh kasus di atas.


2. Tabel Silang
Metode tabel silang adalah metode yang digunakan dalam menentukan suatu cara dalam sebuah peristiwa yang biasanya disajikan dalam bentuk tabel.
Misalkan dari contoh kasusu di atas, maka penyelesaian dengan metode tabel silang adalah sebagai berikut.

Celana
Baju
Kuning (K)
Merah (M)
Putih (P)
Ungu (U)
Hitam (H)
HK
HM
HP
HU
Biru (B)
BK
BM
BP
BU

3. Pasangan Berurutan
Pasangan berurutan merupakan suatu cara menuliskan anggota dua himpunan yang dipasangkan, anggota pertama pasangna itu berasal dari himpunan yang pertama dan anggota kedua berasal dari himpunan yang kedua.
Misalkan A = {Bolpoin, Pensil} dan B = {Merah, Biru, Hitam}. Pasangan berurut A dan B dapat dinyatakan sebagai diagram panah seprti pada gambar


Pada diagram panah diatas dapat disusun pasangan berurutan antara pilihan barang dan pilihan warna sebagai berikut.
( Balpoin, Merah )                         ( Pensil, Merah )
( Balpoin, Biru )                            ( Pensil, Biru )    
( Balpoin, Hitam )                         ( Pensil, Hitam )
Jadi, diperoleh 6 pasang pilihan yang dapat kalian lakukan. 

Monday 21 October 2019

Bilangan Bulat

Sebelum kita membicarakan tentang bilangan bulat, perhatikan terlebih dahulu struktur bilangan berikut:

Dari struktur bilangan tersebut, kita akan membahas bilangan bulat.
1. Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat biasanya dilambangkan dengan huruf B dan dituliskan dengan B = { ..., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ... }.
Bilangan bulat dapat juga digambarkan pada garis bilangan. Perhatikan gambar garis bilangan pada diagram berikut ini.


Contoh.
Tuliskanlah:
a. Himpunan bilangan bulat di antara –8 dan 4!
b. Himpunan bilangan genap di antara –6 dan 3!
c. Himpunan bilangan ganjil di antara –5 dan 2!

Penyelesaian:

a. Himpunan bilangan bulat di antara –8 dan 4 adalah {–7, –6, –5, –4, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3}






b. Himpunan bilangan bulat genap di antara –6 dan 3 adalah {–4, –2, 0, 2}.






c. Himpunan bilangan bulat ganjil di antara –5 dan 2 adalah {–3, –1, 1}.






2. Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Bulat
Pada garis bilangan berlaku:
a. Jika a terletak di sebelah kanan b, maka a > b.
b. Jika a terletak di sebelah kiri b, maka a < b.
Misalkan:
7 berada di sebelah kanan 5, maka 7 > 5
–5 berada di sebelah kiri –3 maka –5 < –3.


Thursday 17 October 2019

Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar  merupakan  peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks, yang dapat dipandang dari dua subjek yaitu guru dan siswa. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.


1. Tujuan Instruksional, Tujuan Pembelajaran dan Tujuan Belajar
Dari segi guru tujuan instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan instruksional (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah. Tujuan kurikulum sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional yang terumus dalam UU pendidikan yang berlaku. Dalam hal ini misalnya, UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Acuan pada kurikulum yang berlaku tersebu, berarti juga mengaitkan pada bahan belajar yang “harus” diajarkan oleh guru. Bahan belajar tersebut ditentukan oleh ahli kurikulum.

Dari segi siwa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar. Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa sebagai akibat adanya informasi guru. Panduan belajar tersebut harus diikuti sebab mengisyaratkan keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar siswa, dengan demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional, dan sekaligus tujuan belajar perantara bagi siswa. Dengan keberhasilan belajar, maka siswa akan menyusun program belajar dan tujuan belajar sendiri. Bagi siswa, hal itu berarti melakukan emansipasi diri dalam rangka mewujudkan kemandirian.

2. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.

Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar enyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri.

Kegiatan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa. Rumusam tersebut disesuaikan dengan perilaku yang dapat dilakukan siswa.

Dari segi guru, guru memberikan informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan tuuan belajarnya “sementara”. Dengan belajar, maka kemampuan siswa meningkat. Meningkatnya kemampuan mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yang baru. Bila semua siswa menerima semua sasaran belajar dari guru, maka makin lama siswa membuat sasaran belajar sendiri. Dengan demikian makin lama siswa akan dapat membut program belajarnya sendiri.

Dari kegiatan interaksi belajar mengajar, guru mengajari siswa dengan harapan bahwa siswa dapat belajar. Dengan belajar maka kemampuan siswa akan meningkat. Ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa semakin berfungsi. Sementara itu usia dan perkembangan jiwanya juga semakin meningkat. Dari segi perkembangan, anak telah memiliki tujuan sendiri pada usia muda (pubertas) dan dewasa muda. Pada usia tersebut siswa telah sadar dan memiliki rasa tanggung jawab. Dari segi pembelajaran, sadar dan tanggung jawab tersebut perlu pendidikan. Dengan kata lain perlahan-lahan siswa perlu dididik agar memiliki rasa tanggung jawab dan membuat program belajar dengan tujuan belajar sendiri.

Hakikat Mengajar Matematika

Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimilikinya kepada peserta didik. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik.



Keberhasilan seorang guru yang menyampaikan pengetahuan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan segi hasil belajar. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran serta bersemangat dalam belajar dan penuh rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dilaksanakan mampu mengadakan perubahan perilaku pada sebagian besar siswa kearah yang lebih baik.

Menurut Usman (1993:6) mengungkapkan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar matematika.

Mengajar menurut Herman Hudoyo (1990:6) diartikan sebagai suatu kegiatan dimana guru menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada anak didik. Menurut Rosadi Lukman (1996:5) bahwa mengajar tidak hanya memungkinkan interaksi antara guru dan murid dengan tujuan agar murid dapat menerima ilmu, menguasai pengetahuan, memiliki keterampilan dan kecakapan tetapi juga untuk mempunyai sikap dan nilai,yang topik-topik pelajarannya dipilih oleh guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses mengajar dan belajar matematika yaitu: peserta didik, pengajar, prasarana dan sarana, penilaian. Agar proses belajar mengajar matematika ini berlangsung baik, perlu diatur strateginya. Strategi berkaitan dengan cara-cara yang dipilih pengajar dalam menentukan ruang lingkung, urutan bahasan, kegiatan dan sebagainya untuk menyampaikan bahasan matematika kepada peserta didik.

Keberhasilan proses mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan siswa dan persiapan guru. Siswa yang siap belajar matematika akan merasa senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut.oleh karena itu guru harus berupaya memelihara dan mengembangkan minat atau kesiapan belajar siswanya. Atau dengan kata lain bahwa guru harus menguasai teori belajar mengajar matematika.

Hakikat Belajar Matematika

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahad nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap.


Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa tetapi juga interaksi edukatif, dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa mata pelajaran, melainkan juga nilai dan sikap pada diri siswa yang sedang belajar.

Proses belajar mengajar matematika merupakan suatu kegiatan yang mengandung serangkaian persiapan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar terdapat adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dengan siswa yang belajar.

Menurut Usman (1993:4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengatahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, minat, dan bakat. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.

Sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat informasi, menjadi kapasitas baru. Sedangkan menurut kamus umum bahasan Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat kepandaian.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam diri seseorang. Perubahsan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk, misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan perubahan sikap.

Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika seperti  yang dikemukakan oleh Brunner, bahwa belajar  matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktu-struktur matematika tersebut.

Sedangkan menurut Robert Gane, belajar matematika harus didasarkan kepada pandangan bahwa tahap belajar yang lebih tinggi didasarkan atas tahap belajar yang lebih rendah.

Z.P Dienes berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada siswa dalam bentuk konkrit.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi pelajaran yang sedang dipelajari serta mencari hubungan diantara konsep dan struktur matematika tersebut Konsep yaitu pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang dapat membedakan suatu obyek dengan yang lainnya.

Hakikat Matematika

Untuk dapat memahami bagaimana hakikat matematika itu , kita dapat memperhatikan pengertian istilah matematika dan beberapa deskripsi yang diuraikan.

Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Matematikan lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil ekperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan  ide,proses, dan penalaran. Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.



Matematika merupakan salah satu bidang studi yang perlu diajarkan. Seorang guru yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah  mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika. Untuk menjawab pertanyaan “ Apakah Matematika itu?”tidak dapat menjawab dengan mudah. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum ada kepastian mengenai pengertian matematika karena pengetahuan dan pandangan masing-masing dari para ahli yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa matematikah adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika merupakan bahasa simbol, matematika adalah bahasa numeric, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika adalah metode berfikir logis, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan, pola, bentuk dan struktur.

Karakteristik matematika yang dimaksud adalah obyek matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif. Obyek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan obyek-obyek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami obyek matematika yang diajarkan.

Hudoyo (1988:3) menyatakan bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi. Sehingga dalam mengajar matematika guru harus mampu memberikan penjelasan dengan baik sehingga konsep-konsep matematika yang abstrak dapat dipahami siswa.

Materi matematika disusun secara hierarkis artinya suatu topik matematika merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut. Hudoyo (1988:4) mengungkapkan bahwa karena kehirarkisan matematika itu, maka belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinu. Karena dalam belajar matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.

Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari stuktur, perubahan, dan ruang lingkup, tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah  pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika. Matematika selalu memiliki hubungan dengan disiplin ilmu yang lain untuk pengembangan keilmuan, terutama di bidang sains dan teknologi.

Bagi guru, dengan memahami hakekat definisi dan deskripsi matematika sebagaimana tersebut diatas tentunya memiliki kontribusi yang besar untuk menyelenggarakan proses pembelajaran matematika secara bermakna. Diharapkan matematika tidak lagi dipandang secara parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau pihak lain. Melainkan mereka dapat memandang matematika secara utuh yang pada akhirnya dapat memacu dan berpartisipasi untuk membangun peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi umat manusia.

Saturday 5 October 2019

Pemanfaatan Statistika di Berbagai Bidang

1. Statistika di Bidang Ekonomi
Badan Pusat Statistik pasti melakukan suatu sensus yang dikenal sebagai sensus ekonomi setiap 10 tahun sekali, tepatnya pada tahun yang berakhiran 6. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan ekonomi di Indonesia ini. Data ekonomi yang telah diperoleh dapat memberitahukan apakah perekonomian negara kita mengalami peningkatan atau malah mengalami penurunan. Selain itu, data tersebut juga dapat digunakan sebagai tolok ukur perkembangan Negara Indonesia dengan negara – negara yang lain. Statitik memiliki peran penting dalam bidang ekonomi seperti pengumpulan data mengenai perkembangan harga, perkembangan permintaan dan lain sebagainya. Selain itu menghitung pertumbuhan ekonomi, inflamasi, jumlah uang yang beredar, tingkat kemiskinan, jumlah pengangguran.

2. Statistika di Bidang Politik
a. Kampanye politik
Statistika sangat sangat berguna dalam ilmu politik. Dengan ilmu statistika kita bisa membaca kerakteristik pemilih partai dalam suatu wilayah. Hal ini digunakan sebagai pijakan pembuatan stategi komunikasi partai politik.
b. Mengestimasi pemenang pemilihan umum.
Quick Qount menggunakan ilmu statistika dalam mengestimasi pemenang pemilihan umum dengan waktu yang singkat dan efisien. Efisien disini berkat penggunaan metode sampling.  Metode sampling maksudnya adalah mendeskripsikan populasi dengan menggunaan sampel-sampel yang mewakili populasi.

3. Statistika di Bidang Sosial
Di bidang sosial, statistik biasanya digunakan untuk :
a. Sensus Penduduk
Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur, tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat perpindahan, sebaran penduduk, dan sebagainya.
b. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
c. Survei Angkatan Kerja Nasional
Untuk mengetahui keadaan ketenagakerjaan di Indonesia.
d. Survei Angkatan Kerja Triwulanan
Untuk memperoleh indikator ketenegakerjaan di Indonesia dalam periodisasi triwulanan
e. Survei Upah (Triwulanan)
Untuk mengetahui tingkat upah buruh produksi berstatus lebih rendah dari mandor atau supervisor.
f. Survei Struktur Upah
Untuk mendapatkan data struktur dan sistem pengupahan di beberapa perusahaan berskala besar maupun sedang untuk jenis pekerjaan tertentu.
g. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Mengumpulkan karakteristik pokok (Kor) kesejahteraan rakyat yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
Menghitung estimasi berbagai fenomena kesejahteraan rakyat secara umum.  Mendorong masyarakat untuk menggunakan statistik sesuai dengan bidang kerja
h. Survei Konsumsi Garam Yodium
Sebagai dasar perhitungan tingkat konsumsi garam yodium, status gizi balita menurut berat badan, status gizi balita menurut tinggi badan, status gizi Wanita Usia Subur, peta tingkat konsumsi garam beryodium tingkat kabupaten/kota dan peta status gizi balita tingkat kabupaten/kota
i. Survei Pengembangan Analisa Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya
j. Pencatatan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Menyusun direktori Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidiyah (MI) yang ada di Indonesia yang digunakan oleh departemen pendidikan.
k. Survei Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Menyediakan data tentang perkiraan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, khususnya data penduduk yang cacat, anak terlantar dan lanjut usia terlantar.
Menyediakan data mengenai ciri-ciri penduduk yang menyandang masalah kesejahteraan sosial
l. Survei Wisatawan Nusantara
Mengumpulkan berbagai informasi secara konkrit yang diharapakan dapat menggambarkan potensi dan dinamika penduduk yang melakukan perjalanan di wilayah geografis Indonesia
m. Pendataan Potensi Desa (PODES)
Menyediakan data yang dapat menggambarkan perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum di tingkat desa
Mendapatkan data untuk penentuan lokasi dan potensi usaha yang dapat dikembangkan secara optimal
n. Penyusunan Statistik Lingkungan Hidup
Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan lingkungan dan usaha-usaha penanggulangan kerusakan terhadap alam secara berkesinambungan
o. Penyusunan Statistik Politik dan Keamanan
Terpetakannya seluruh potensi sumber daya negara yang ada, sumber daya yang telah siap dipakai  bagi aktifitas pertahanan negara dan potensi sumber daya yang memungkinkan dapat dikelola menjadi sumber daya bagi pertahanan dan keamanan negara.
p. Penyusunan Statistik Pertahanan dan Keamanan
q. Survei Dampak Krisis di Seluruh Indonesia
Analisis tentang intensitas dampak krisis yang terjadi di seluruh provinsi dan kabupaten menurut beberapa kelompok permasalahan
r. Penentuan Kriteria Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Regional
Untuk mendapatkan suatu kriteria yang dapat digunakan secara operasional guna menentukan apakah rumah tangga itu miskin atau tidak
s. Penyempurnaan Konsep dan Definisi Desa Urban/Rural
Untuk menyempurnakan konsep desa urban/rural yang selami ini digunakan serta menetapkan status desa urban dan rural di seluruh Indonesia berdasarkan konsep yang baru tersebut.
t. Pemetaan
Untuk mendapatkan peta wilayah yang mutakhir, sebagai alat bantu petugas pencacah di lapangan dalam kegiatan sensus dan survei.

4. Statistika dalam Bidang Industri
Di bidang industri, statistik biasanya dipakai sebagai alat untuk membantu melakukan kontrol agar produk yang dihasilkan mempunyai / memenuhi standar kualitas yang diinginkan dengan tingkat biaya yang minimum. Aplikasi statistik di bidang sosial sudah lebih terkenal dan lebih dahulu dibandingkan aplikasi statistik di bidang industri. Aplikasi yang paling dikenal adalah aplikasi statistik untuk kegiatan survey dan quesioner. Aplikasi inilah yang paling dikenal oleh masyarakat karena banyak pihak yang memanfaatkan kegiatan survey dan quesioner untuk kepentingannya, seperti mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk.
Metode-metode statistika untuk keperluan penelitian ilmiah telah banyak dikembangkan dan diterapkan, namun penggunaan metode-metode statistika dalam bidang industri relatif baru dibandingkan dengan penggunaan dalam penelitian ilmiah. Metode-metode statistika yang digunakan dalam bidang industri lebih berfokus pada pengendalian sistem industri guna mempertahankan pengendalian ekonomis dari kualitas produk yang diproduksi secara massal.
Dengan demikian penggunaan metode statistika dalam industri bukan sekedar menerapkan alat-alat statistika (statistical tools), tetapi lebih diutamakan untuk mengendalikan proses industri guna meningkatkan kinerja sistem industri itu (statistical thinking). Dengan demikian pengendalian proses statistikal (statistical process control) lebih menekankan pada  pengendalian proses berdasarkan data penting yang memang perlu dianalisis menggunakan alat-alat statistika, bukan sekedar penerapan alat-alat statistika dalam proses industri.

5. Statistika di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional
Penelitian dalam bidang Pertahanan dan Keamanan telah me­ngembangkan berbagai konsep dan metoda penanganan, pengem­bangan sistem senjata dan peningkatan pengetahuan tentang sumber daya manusia sebagai potensi ketahanan nasional.
Telah diadakan pengkajian dan penelitian tentang metoda penyebar luasan pengertian-pengertian yang termuat dalam Undang-undang No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia, dan tentang Doktrin HanKamNas yang memerlukan pengertian, dukungan semua pihak dan peran serta seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka inilah disusun antara lain konsep integrasi nasional yang menyangkut perumusan problematik dalam hubungan masyarakat dan kebudayaan masyarakat dan kebudayaan Indonesia dalam rangka pengembangan dan pengisian Wawasan Nusantara.

6. Statistika di Bidang Kesehatan
Statistik Kesehatan adalah salah satu pilar utama yang merupakan bagian sangat penting dan fundamental di bidang kesehatan masyarakat. Disebut biostatistika karena hal ini merupakan cabang statistika terapan tentang metoda statistika untuk menyelesaikan problem medis dan biologi. kesehatan Masyarakat mempelajari masyarakat dan statistik sebagai metode untuk mempelajari populasi. Pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat sangat ditentukan oleh penguasaan statistika. Selain itu metode statistika merupakan salah satu alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah, mengadakan analisis data yang diperoleh dari catatan medis di rumah sakit, mengadakan penelitian dalam bidang kesehatan, dan lain-lain.
Penilaian atau assessment terhadap kesehatan individu didasarkan pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan lain terhadap kesehatan orang yang bersangkutan. Sedangkan penilaian terhadap kesehatan masyarakat didasarkan pada kejadian-kejadian penting yang menimpa penduduk atau masyarakat, yang kemudian dijadikan sebagai indicator kesehatan masyarakat, yang kemudian dijadikan sebagai indikator kesehatan masyarakat, seperti  angka kesakitan, angka kematian, angka kelahiran, dan sebagainya. Semua kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan, baik individu maupun masyarakat ini disebut statistik kesehatan.
Statistika kesehatan secara administrative dapat digunakan untuk memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat, misalnya informasi tentang pentingnya imunisasi pada bayi dan anak, imformasi tentang cara penularan penyakit AIDS, dan lain-lain.

Statistika deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan masyarakat berdasarkan hasil pengamatan yang nyata. Misalnya, jumlah kematian karena penyakit tertentu yang terjadi di suatu rumah sakit, banyaknya penderita yang membutuhkan rawat inap dalam satu tahun, atau jumlah tempat tidur yang tersedia di suatu rumah sakit, dan lain-lain. Informasi demikian bersifat administrative.
Statistika inferensial yang ditujukan untuk menarik kesimpulan cirri-ciri populasi yang dinayatakan dengan parameter populasi melalaui perhitungan-perhitungan statistik sampel. Hal ini dilakukan untuk menguji hipotesis berdasarkan teori estimasi dan distribusi probabilitas atau untuk membandingkan khasiat obat, prosedur pengobatan, metode pengobatan, dan lain-lain.

7. Statistika dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat
Manfaat dan peranan statistik adalah membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan khususanya dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.
a. Statistik sebagai bahan perencanaan
Statistik seperti telah dijelaskan adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan. Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi  untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk dieliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam statistik, akan sangat membantu dalam setiap kegiatan perencanaan program.

b. Statistik sebagai bahan monitoring
Dalam arti sempit statistik adalah data ringkasan berbentuk angka, maka hal ini sangat membantu di dalam suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara umum yang dilakukan dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variable yang berbentuk data ringkasan. Misalnya: jumlah bayi yang ditimbang, jumlah penduduk, jumlah peserta KB, jumlah balita yang diimunisasi, dan  lain sebagainya.

c. Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari sampel yang kecil kepada populasi.

Contoh Pemanfaatan Statistik di bidang kesehatan
a. Mengukur derajat kesehatan masyarakat
Guna mengukur tinggi rendahnya derajat kesehatan dari masyarakat, akibat akses terhadap pelayanan kesehatan, minimnya dana yang dialokasikan untuk menunjang program kesehatan, beberapa penyakit menular yang dapat menjadi ancaman utama bagi masyarakat, terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang profesional, dan lain sebagainya.
b. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah
Dalam fungsi ini suatu usaha kemajuan kesehatan dapat diketahui, salah satu contoh yaitu Revitalisasi Posyandu yang dikembangkan di Jabar. Dalam usaha kesehatan itu dituangkan revitalisasi posyandu menjadi beberapa program, seperti pembangunan 500 bangunan posyandu se-Jabar. Seperti BKB yang tengah digulirkan BKKBN dan Pos PAUD merupakan segelintir aktivitas yang dapat anak rasakan keuntungannya di posyandu.
c. Mengevaluasi program kesehatan
Dalam fungsi ini suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program
d. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
Dalam fungsi ini dapat diambil contoh perbandingkan kesehatan antara kota dengan desa, fenomena ini dapat dimengerti yaitu dalam fasilitas umum yang tersedia, disamping juga dalam karakteristik penduduk serta terhadap pelayanan kesehatannya berdasarkan data yangdiperoleh
e. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan,-red) untuk menyelesaikan masalah kesehatan
Dari berbagai data yang diperoleh suatu riwayat timbulnya penyakit dalam suatu lingkungan dapat diketahui, dari data tersebut akan dapat diketahui bagaimana cara penyembuhannya dan pencegahannya.
f. Menentukan prioritas masalah kesehatan
Dalam fungsi ini dapat menindak lanjuti suatu analisa situasi dari berbagai masalah kesehatan yang diidentifikasi yaitu beberapa masalah kesehatan yang mendesak untuk diatasi.

8. Statistika di Bidang Keperawatan
a). Penyelesaian masalah kesehatan
b). Menentukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui
c). Perencanaan program pelayanan kesehatan
d). Analisis berbagai penyakit selama periode waktu tertentu
e). Menguji manfaat obat bagi penyembuhan penyakit
f). Menyederhanakan penelitian agar mudah dipahami oleh pembaca
g). Uji statistik dapat membuktikan hubungan, perbedaan atau pengaruh hasil yang di peroleh pada variabel-variabel yang diteliti