Friday 20 March 2020

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN PADA TUMBUHAN

Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah cara perkembangbiakan tumbuhan tanpa melalui proses penyerbukan dengan bantuan atau campur tangan manusia. Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan vegetatif buatan merupakan tumbuhan yang memberikan manfaat bagi manusia, baik secara ekonomi maupun sosial. Sebelumnya telah dibahas perkembangbiakan vegetatif alami disini.
Beberapa tumbuhan dapat dilakukan perkembangbiakan vegetatif dengan beberapa cara. Misalnya pada tumbuhan mangga dapat dengan cara mencangkok, menyambung, ataupun okulasi.
Cara Perkembangbiakan Vegetatif Buatan
1. Mencangkok
Mencangkok adalah cara melakukan perkembangbiakan dengan mengupas kulit batang dan membungkusnya dengan tanah agar tumbuh akar pada bagian tersebut.
Agar dapat memperoleh hasil, tumbuhan yang akan dicangkok harus memiliki batang kayu. Seperti pohon mangga, rambutan, nangka. Tidak dapat dilakukan pada pohon pisang, maupun pohon bambu.
Kelebihan perkembangbiakan dengan cara mencangkok yaitu kemampuan untuk berbuahnya lebih cepat dan memiliki sifat yang sama dengan tumbuhan induknya. Sedangkan kekurangan perkembangbiakan dengan cangkok yaitu akar tanaman kurang kuat dan umur tanaman yang pendek.

Contoh Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga.
Namun tanaman hasil cangkokan memiliki beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
Berikut adalah cara  mencangkok tanaman.
Sediakan Alat dan bahan yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan cabang/ranting yang akan kita cangkok.

Langkah – langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut :
a. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
b. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
c. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
d. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
e. Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
f. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau).
g. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.



2. Stek
Stek adalah cara perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara memotong bagian tumbuhan kemudian ditanam langsung ke tanah. Agar dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru, maka bagian tumbuhan yang di stek harus memiliki mata tunas dan ditanam pada tanah yang berhumus dengan mendapatkan suplay air dan nutrisi yang cukup.
Tanaman yang biasanya di stek antara lain singkong, dan mawar. Kelebihan cara stek ini adalah cepat menghasilkan tumbuhan baru, sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan untuk gagal atau tumbuhan mati cukup besar.
Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.
Langkah-langkah stek batang :
a. Potong bagian batang atau dahan yang ingin dijadikan tanaman baru
b. Tanam dahan yang dipotong tadi kedalam pot atau tanah yang subur
c. Siram tanaman secara berkala dan jangan terlalu banyak, cukup 1 kali pada pagi hari
d. Tempatkan tanaman baru pada tempat yang tidak penuh hari terkena cahaya matahari
3. Menyambung
Menyambung adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggabungkan dua batang tanaman yang sejenis. Menyambung dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sifat-sifat yang unggul dari kedua tanaman.
Seperti pada bagian batang bawah untuk memperoleh akar dan batang yang kokoh, sedangkan pada sambungan batang atas untuk memperoleh hasil buah yang manis dan lebat. Perkembangbiakan dengan cara menyambung umum dilakukan pada pohon melinjo, mangga dan rambutan.

Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Berikut ini adalah cara mengenten tanaman :
Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan (terung dan tomat)

Cara menyambung tanaman :


a. Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. b. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
c. Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
d. Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
e. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
f. Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
g. Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. H. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari.
4. Okulasi
Menempel atau okulasi adalah Okulasi adalah cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.
Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar.
Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda.

Baca Juga : Hidung : Pengertian, Struktur, Fungsi, Cara Kerja dan Penyakit pada Hidung

Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman:
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, dua jenis tumbuhan (batang bawah dan batang atas).
Langkah-langkah mengokulasi tanaman:



a. Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi.
b. Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
c. Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
d. Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. e. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
f. Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
g. Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
h. Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.
5. Merunduk
Merunduk adalah cara perkembangbiakan dengan cara membenamkan bagian batang tumbuhan kedalam tanah dan mempertahankan posisi ini sampai tumbuh akar pada bagian batang tumbuhan tersebut.
Untuk dapat melakukan perkembangbiakan ini, tumbuhan yang akan dikembangbiakan harus memiliki batang yang mudah diatur dan lentur.
Contoh Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati.
Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk :



a. Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
b. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
c. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah
d. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
e. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
f. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
g. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.

Thursday 19 March 2020

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF ALAMI PADA HEWAN

Kebanyakan hewan berkembangbiak secara generatif (ovipar,vivipar,dan ovovivipar). Akan tetapi, ada juga hewan yang berkembangbiak secara vegetatif. Contohnya adalah Hydra, Paramecium, Amoeba, Cacing, Planaria, dll.

Berikut cara perkembangbiakan hewan secara vegetatif:

1. Membelah diri
Sebelum membahas poin satu ini pahami terlebih dahulu perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis. Cara yang pertama adalah dengan membelah diri. Pada umumnya, hewan yang dapat berkembang biak dengan cara ini yaitu hewan bersel satu.
Hewan bersel satu adalah hewan mikroskopis karena hewan ini sangatlah kecil sehingga untuk melihatnya kita membutuhkan alat pembesar misalnya mikroskop. Amoeba adalah contoh hewan bersel satu sehingga mengalami perkembangbiakan dengan cara ini.


Baca Juga : Bagian-bagian Tumbuhan Beserta Fungsinya

Jika seekor bunglon selalu merubah warna tubuhnya, maka berbeda dengan hewan ini. Yang selalu berubah dari amoeba adalah bentuk tubuhnya. Species hewan ini berada di tempat yang berair, misalnya sungai, danau dan juga tanah yang basah.
Hewan bersel satu lainnya yang berkembang biak dengan cara membelah diri selain amoeba, yaitu paramecium. Tubuh dari hewan ini tertutupi oleh silia atau rambut-rambut halus, bentuk tubuhnya pun menyerupai sandal. Paramecium juga hidup di tempat berair seperti amoeba.
Berkembang biak dengan membelah diri adalah membagi tubuh menjadi dua sama besar. Pada tubuh amoeba, kaki semu yang ada padanya ditarik ke dalam sehinggan bentuk tubuhnya menjadi bulat. Seketika itu, amoeba membelah dirinya menjadi dua karena inti sel mulai terbelah dua.
Perkembangbiakan hewan secara vegetatif selanjutnya yaitu dengan cara pertunasan. Pertunasan adalah cara perkembangbiakan pada hewan pada saat organisme baru tumbuh pada hewan tersebut. Organisme baru adalah klon dan secara genetik identik dengan organisme induk. Organisme baru terjadi ketika tunas baru menempel selama pertumbuhan. Hewan yang berkembang biak dengan cara ini contohnya adalah hydra, porifera dan coelenterata.

a. Hydra


Hydra adalah hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis dan tidak tercemar. Sama halnya seperti amoeba, hydra ini juga hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop karena tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Hewan ini memiliki tubuh yang panjangnya kira-kira 10 milimeter dan bentuk tubuhnya seperti tabung.
Hydra dapat melindungi diri ketika dia merasakan ada gangguan mengintainya, yaitu dengan cara melakukan kontraksi pada tubuhnya menjadi gumpalan kecil.
Ketika hydra berkembang biak, perkembangbiakannya dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra yang sudah dewasa. Kemudian tunas kecil tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi tunas baru yang menempel pada hydra dewasa sebagai induknya.

Baca Juga : Pengertian, Fungsi, Struktur dan Ganguan Pada Mulut

Jika tunas kecil tersebut sudah bisa menangkap makanan sendiri maka dia sudah dianggap dewasa sehingga tunas akan melepaskan diri dan membentuk organisme yang baru. Dibawah ini akan kita bahas bagaimana cara perkembangbiakan hydra dengan bertunas.
Tanda pertama adalah tumbuhnya kuncup. Kemudian, tenticles dan mulut pada hydra mulai berkembang. Setelah terlihat perkembangan tenticles dan mulut hydra, dimulai proses pemisahan tunas dari hydra dewasa. Umumnya tunas atau organisme baru lebih kecil dari pada hydra dewasa. Selanjutnya pada langkah terakhir tunas terputus dari induknya atau hydra dewasa yang umumnya berukuran 3/5 dari ukuran induknya.

b. Porifera
Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. klasifikasi filum porifera ini pada umumnya merupakan species hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman 8000 meter dan tidak pernah berpindah-pindah. Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya sehingga dapat dilewati oleh air.



Baca Juga : Pengertian Ekosistem dan Komponen Ekosistem

Air yang masuk ke dalam tubuhnya akan dikeluarkan bersama limbah melalui oskulum yang ada pada bagian tubuh atas hewan yang bentuk tubuhnya menyerupai cerobong asap ini. Hanya saja mereka tidak memiliki jaringan, organ serta tidak memiliki kesimetrisan tubuh.
Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup dalam koloni. Kuncup tersebut akan muncul dari pangkal kaki hewan ini. Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah sebuah koloni. Tidak hanya itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang menjadi porifera yang baru.

c. Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom mempunyai arti berongga dan enteron yang berarti perut. Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut sebagai rongga gastrovasculer.

Baca Juga : Ikan Gabus : Kandungan dan Manfaat Ikan Gabus bagi Kesehatan

Pada dasarnya, cara berkembang biak coelenterata hampir sama saja dengan porifera secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang melekat pada hewan induknya yaitu pada kakinya dan akan tumbuh lebih besar sehingga terbentuk menjadi individu yang baru. Selanjutnya untuk lebih memahami bisa anda pahami lebih dalam mengenai klasifikasi coelenterata agar bisa lebih baik lagi dalam hal pemahaman.

3. Fragmentasi
Dan yang terakhir, jenis perkembangbiakan secara vegetatif adalah fragmentasi. Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan cara memutuskan bagian tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru. Di bawah ini akan kita bahas beberapa contoh hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi.

a. Cacing pita
Cacing pita merupakan hewan yang sangat kecil bahkan dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ketika manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita babi) maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuhnya dan cacing tersebut akan tumbuh dalam tubuhnya tersebut. Nah disitulah daur hidup cacing pita berlangsung secara berkelanjutan.
Perkembangbiakan hewan secara vegetatif yang terdapat dalam tubuh manusia ini adalah cacing pita dewasa merupakan induk semang definitif. Bagian dari tubuh cacing yang sudah mulai matang dan juga terdapat kandungan telur, secara perlahan akan keluar secara pasif bersamaan dengan fases manusia atau bisa secara aktif keluar langsung dari bagian anus manusia.
b. Cacing pipih
Cacing pipih hidup di laut, danau dan sungai bahkan bisa menjadi parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing ini termasuk ke dalam golongan hewan platyhelminthes sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.
Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Dengan cara aseksual, cacing pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh. Namun, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah hilang. Sedangkan secara seksual baru bisa dilakukan dengan cara kawin silang meskipun hewan ini bersifat hermafrodit.

Baca Juga : 5 Alat Indera pada Manusia, Bagian-Bagian, Beserta Fungsinya

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF ALAMI PADA TUMBUHAN

Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang terjadi tanpa melalui proses penyerbukan atau pembuahan. Tumbuhan baru yang terbentuk berasal dari pertumbuhan dan perkembangan bagian tubuh tertentu dari induknya. Perkembangbiakan vegetatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tanpa bantuan manusia. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, umbi akar, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.

1. Spora


Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Ukuran spora sangat kecil dan bentuknya seperti biji. Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora yaitu jamur, lumut, dan paku-pakuan.

2. Umbi batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Ujung batangnya menggembung dan membentuk umbi. Umbi adalah tempat untuk menyimpan cadangan makanan yang mengandung karbohidrat. Contoh tumbuhan tersebut adalah ubi jalar dan kentang. Pada umbi kentang atau ubi jalar biasanya terdapat lekukan umbi yang disebut mata tunas. Mata tunas terbentuk inilah yang kelak dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.

3. Umbi lapis


Lapis-lapis pada bawang merah itu disebut umbi lapis. Umbi lapis merupakan lapisan daun berdaging dan berfungsi sebagai makanan cadangan. Di tengah lapisan umbi terdapat tunas. Tunas yang terbentuk di tengah umbi lapis disebut siung. Siung yang terpelihara akan menghasikan umbi baru yang lebih banyak. Perkembangbiakan dengan umbi lapis terjadi pada bawang merah, bawang putih, bawang daun, bunga bakung, dan bunga lili.

4. Umbi Akar


Umbi akar merupakan akar yang dijadikan sebagai tempat untuk cadangan makanannya. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi akar adalah singkong, wortel, lobak, dan tanaman tahlia.

5. Tunas


Perkembangbiakan dengan tunas artinya tunas dari tumbuhan induk tumbuh menjadi tumbuhan baru. Tunas pohon pisang tumbuh dari pangkal induknya. Tunas tumbuh menjadi pohon pisang baru. Jarak tunas-tunas baru berdekatan dengan induknya sehingga membentuk rumpun pohon pisang. Ada pula tumbuhan lain yang berkembang biak dengan tunas, yaitu bambu dan tebu.

6. Akar tinggal atau rhizoma


Akar tinggal atau rhizoma adalah bagian batang yang tumbuh menjalar di dalam tanah. Akar tinggal pada tumbuhan berguna untuk menumbuhkan tunas baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan akar tinggal yaitu kunyit, temulawak, jahe, alang-alang, dan lengkuas.
Batang jahe menjalar di dalam tanah dan berisi cadangan makanan. Jahe cukup dipendam di dalam tanah dan disiram agar dapat berkembang biak. Batang jahe ditumbuhi tunas baru sehingga menyerupai akar di dalam tanah. Akar tinggal ini dapat hidup selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, jahe dapat tumbuh lagi di musim hujan meskipun umbinya terpendam di dalam tanah selama musim kemarau.

7. Geragih atau Stolon


Geragih adalah batang yang tumbuh di atas tanah atau di dalam tanah. Pada ruas-ruas batang terdapat akar yang akan tumbuh menjadi tunas baru. Tunas-tunas baru yang terbentuk akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang tidak bergantung pada induknya.
Geragih dapat tumbuh di atas tanah maupun di dalam tanah. Geragih yang tumbuh di atas tanah terdapat pada tumbuhan semanggi, stroberi, dan pegagan. Geragih yang tumbuh di dalam tanah terdapat pada tumbuhan rumput teki.

8. Tunas Adventif


Tunas adventif dapat ditemukan pada bagian tepi daun atau akar tumbuhan. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh selain pada ujung batang dan ketiak daun. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif antara lain sukun, kesemek, dan cocor bebek. Sukun dan kesemek memiliki tunas adventif pada akar, sedangkan cocor bebek memiliki tunas adventif pada daun.

Wednesday 18 March 2020

JENIS JENIS EKOSISTEM SERTA CONTOHNYA

A. Jenis-Jenis Ekosistem
Ekosistem merupakan hasil interaksi yang dapat terjadi antara makhluk hidup terhadap komponen bumi yang tidak hidup. Perbedaan ekosistem dapat dipengaruhi oleh iklim dan juga tempat ekosistem berada. Bumi dikelilingi oleh daratan dan juga air maka terdapat 2 ekosistem di bumi yaitu ekosistem darat dan ekosistem air.

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat juga dapat disebut dengan bioma yang merupakan daerah yang memiliki sifat, iklim, dan tempat berkumpulnya berbagai macam makhluk hidup, dan juga tingkat geografis yang sama.
Ekosistem daratan dapat dibedakan menjadi 8 yaitu bioma hutan hujan tropis, bioma hutan gugur, bioma padang rumput, bioma savana, bioma tundra, bioma taiga, bioma karst dan bioma gurun.



Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis dari ekosistem darat :
a. Bioma hutan hujan tropis
Bioma hutan hujan tropis yaitu berada pada daerah iklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Dan memiliki suhu tropis sekitar 25 derajat.
b. Bioma hutan
Bioma hutan gugur yaitu berada pada daerah yang memiliki 4 musim maupun subtropis dan berbeda dengan hutan hujan yang akan selalu hujan. Di hutan hujan intensitas hujan  lebih merata dan hutan gugur memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang baik dengan perubahan musim.
c. Bioma padang rumput
Bioma padang rumput biasanya dapat ditemukan di daerah yang memiliki iklim tropis dan juga subtropis  yang cenderung memiliki curah hujan yang rendah. Dengan curah hujan yang rendah maka membuat pohon hidup hanya dengan jumlah yang sedikit. Rata-rata yang hidup yang berjenis tumbuhan pendek dan bisa sangat subur dan juga tidak subur.
Bioma savana terletak di daerah tropis dan memiliki curah hujan tinggi bila dibandingkan dengan padang rumput.
e. Bioma taiga
Bioma taiga berada di daerah yang iklim dingin dan jenis pohon yang terdapat adalah pohon-pohon berjenis daun jarum.
f. Bioma tundra
Bioma tundra berada di daerah terdingin yang ada di bumi seperti antartika dan juga artis , yang biasanya selama musim dingin tidak adanya cahaya matahari yang masuk.
g. Bioma gurun
Bioma gurun berada didaerah yang paling panas dan hanya memiliki sedikit curah hujan dan juga dapat dikatakan tidak memiliki curah hujan.
h. Bioma kasrt
Bioma kasrt di daerah yang kumpulan batu gamping.
Yang merupakan ekosistem besar yang ada di bumi yang sebagian besarnya terdiri dari air. Ekosistem ini juga dapat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk.
Ekosistem air dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tawar dan air laut.
a. Ekosistem air
Ekosistem air tawar yang memiliki kadar garam yang sedikit dan juga dapat dibedakan berdasarkan keadaan air.
b. Ekosistem laut
Ekosistem laut yang memiliki kadar yang tinggi dan ekosistem ini memiliki pergerakan air yang dapat dipengaruhi oleh arah angin.
B. Contoh Ekosistem
1. Contoh Ekosistem Alami :
a. Hutan hujan
b. Hutan gugur
c. Ekosistem padang rumput
d. Ekosistem sungai
e. Ekosistem danau
f. Rawa-rawa
g. Ekosistem pantai
2. Contoh Ekosistem Buatan:
a. Suaka marga satwa
b. Taman hutan raya
c. Taman safari
d. Waduk

PENGERTIAN EKOSISTEM DAN KOMPONEN EKOSISTEM

A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dengan adanya hubungan timbal balik dan juga tidak terpisahkan antara makhluk hidup dan lingkungan. Suatu tatanan kesatuan antara unsur lingkungan hidup yang dapat saling mempengaruhi.
Dan istilah lainnya dapat diartikan dengan gabungan dari beberapa unit biosistem maupun sistem lingkungan yang melibatkan hubungan interaksi maupun timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik.

B. Komponen Ekosistem
Untuk pemahaman yang lebih luas maka kita harus dapat memahami yang menjadi komponen dalam ekosistem. Kita perlu Sumber pembentukan ekosistem antara lain komponen biotik dan juga komponen abiotik.



1. Komponen Biotik
Yaitu yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup atau organisme. Atau juga dapat diartikan komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem selain dari komponen antibiotik yang tidak bernyawa. Dan dibagi menjadi dua macam yaitu konsumen atau yang biasa disebut heterotrof dan pengurai atau yang biasa disebut dengan dekomposer.




Heterotrof yaitu komponen yang terdiri atas organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme sebagai makanan. Yang tergolong ke dalam heterotrof adalah manusia, hewan, jamur dan juga mikroba.
Dan selanjutnya adalah pengurai atau dekomposer yang memiliki peran untuk dapat menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Pengurai biasanya disebut dengan konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.
Yang tergolong ke dalam pengurai adalah bakteri dan juga jamur. Contoh dari hewan pengurai yang dapat memakan sisa-sisa bahan organik seperti kutu kayu.
Tipe dekomposisi ada tiga dan sebagai berikut :
a. Aerobik yaitu oksigen yang merupakan penerima elektron maupun oksidan.
b. Anaerobik  yaitu oksigen yang tidak terlibat atau bahan organik yang merupakan sebagai penerima elektron maupun oksidan.
c. Fermentasi yaitu anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi sebagai penerima elektron. Yang berada pada suatu tempat dan dapat berinteraksi untuk membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur.
2. Komponen Abiotik
Yang merupakan komponen yang tidak hidup adalah komponen fisik dan juga kimia yaitu medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan maupun lingkungan yang dijadikan tempat hidup. Dan sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan juga waktunya. Komponennya dapat berupa bahan organik, senyawa organik dan juga faktor yang dapat mempengaruhi distribusi organisme antara lain adalah sebagai berikut:

a. Tanah dan batu
Tanah dan batu yang memiliki pH, struktur fisik dan juga komposisi mineral yang membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
b. Iklim
Iklim yang merupakan kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama suatu area. Yang dimaksud dengan iklim makro yaitu iklim global, regional, dan juga lokal sedangkan iklim mikro yang meliputi iklim yang ada dalam suatu daerah yang dihuni oleh komunitas tertentu.
c. Suhu
Suhu yang dapat mempengaruhi proses biologi, mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
Air yang dapat mempengaruhi distribusi organisme, organisme yang berada di gurun yang beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun.
e. Garam
Garam dimana mampu untuk mempengaruhi kesetimbangan air yang ada dalam organisme melalui osmosis.
f. Cahaya matahari
Kualitas dari cahaya matahari dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang besar dapat meningkatkan suhu.